Hidup di pengungsian pasti ngga nyaman ya Sobat Teen. Seperti temen-temen kita para pengungsi Syiah di Rusunawa, Sidoarjo Jawa Timur. Mereka susah sekolah.
Temuan ini disampaikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Lembaga ini menemukan anak-anak pengungsi Syiah di Rusunawa, Sidoarjo mengalami kendala bersekolah. Para santri kini kesulitan mendapatkan uang saku karena orang tuanya ngga bisa bekerja. Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Ibu Badriah Fayuni bilang, selain karena faktor ekonomi, ketatnya pengawalan oleh polisi di pengungsian menyulitkan mereka untuk keluar dari Rusunawa.
“Kemarin kami melakukan pemantauan bulan Juli, bahwa hak pendidikan mereka sudah coba diupayakan, tetapi hak atas rasa aman mereka kan terbatas ya untuk keluar, untuk bisa berekreasi berekspresi,” kata Ibu Badriah Fayuni kepada KBR68H, Senin (26/8).
PAdahal nih Sobat Teen, sebelumnya Dinas Pendidikan Sidoarjo Jawa Timur dan Sampang Madura sudah mendata dan berencana menyekolahkan anak-anak pengungsi di
sekolah formal yang ada di sekitar Rusunawa. Langkah ini diambil setelah
pemerintah Pemerintah Kabupaten Sampang sepakat memindahkan para
pengungsi Syiah ke Rusunawa pada Juni lalu.
Sobat Teen inget ngga kenapa merek jadi pengungsi? Yup, mereka terpaksa mengungsi setelah penyerangan yang dilakukan kelompok intoleran pada Agustus tahun
lalu di GOR Sampang Madura, tempat mereka tinggal selama ini. Ditmbah aparat setempat yang bilang ngga bisa menjamin keamanan para warga Syiah di Sampang, Madura. Duh, kok gitu yah.
Sampai kini, masih ada lebih dari 200 orang warga Syiah yang berada di Rusunawa Sidoarjo, setelah sebelumnya mereka dipindahkan dari GOR Sampang. (PortalKBR)
Editor: Fia Anwar