Bagikan:

Saran untuk Pemudik, Jaga Pola Makan dan Istirahat Ketika Lelah

KBR68H, Jakarta - Para pemudik tak melulu harus mengecek kesehatannya, jelang keberangkatan. Hanya mereka yang berisiko, ibu hamil dan menyusui yang wajib mengecek.

BERITA

Rabu, 07 Agus 2013 10:07 WIB

Author

Dimas Rezki

Saran untuk Pemudik, Jaga Pola Makan dan Istirahat Ketika Lelah

pemudik, jaga pola makan, istirahat, cek kesehatan

KBR68H, Jakarta - Para pemudik tak melulu harus mengecek kesehatannya, jelang keberangkatan. Hanya mereka yang berisiko, ibu hamil dan menyusui yang wajib mengecek. Orang-orang yang berisiko itu seperti  yang mempunyai penyakit jantung, ginjal dan penyakit berat lainnya.

Mereka wajib untuk mengecek kesehatannya agar dapat mengontrol kondisi tubuh. Dr Samuel Josafat Olam dari RSCM menyarankan agar mereka bisa mengikuti saran dokter. Ini demi keselamatan para pemudik sendiri. Sementara itu bagi ibu hamil dan menyusui, ada kriteria sendiri bagi mereka yang ingin berpergian jarak jauh.

“Paling tidak untuk ibu hamil  muda, bisa hindari perjalanan jauh minimal kandungan tiga bulan pertama. Soalnya kondisi janin masih rentan. Nah untuk hamil tua, jelang delapan bulan, itu juga waspada karena sudah menjelang melahirkan,” imbuhnya. Karena itu dia menyarankan agar mereka tidak mudik dengan perjalanan jauh.

Yesmi Welhem, seorang ibu rumah tangga bercerita tentang pengalaman mudiknya tahun lalu ke Padang. Saat itu, dia membawa anaknya yang baru berusia delapan bulan. Dia mengaku sempat khawatir akan keselamatan anaknya. Namun berbekal pengetahuan dan pengalaman orang lain, dia mencoba untuk menyiapkan segala.
 
Menurutnya salah satu hal yang terpenting adalah menyiapkan ASI cadangan. ASI merupakan “makanan” pokok untuk bayi yang harus diberikan minimal enam bulan. Karenanya dia tak segan untuk meminta sopir untuk menepikan mobilnya dan kemudian menyusui anaknya disaat cadangannya habis. Lainnya dia menyiapkan obat gosok dan pakaian bayi.

Lalu bagaimana mereka yang berada di luar dua kriteria khusus tersebut?

Persiapan yang matang menjadi kuncinya.  Dr Samuel memisahkannya menjadi fisik dan non fisik. Secara fisik menurut dokter Samuel, para pemudik harus mencukupi kebutuhan istirahatnya. Perjalanan jauh, mau tak mau bakal menguras tenaga.

Kadang banyak pemudik yang memaksakan perjalanannya, meski dalam keadaan ngantuk. Menurut Samuel, inilah yang sering memicu terjadinya kecelakaan. Dalam kasus ini, banyak pemudik yang makan dan minum penambah energi dengan tujuan bisa menghalau rasa kantuk. Namun hal itu justru berbahaya bagi kondisi tubuh. Dia tetap menyarankan para pemudik untuk tetap beristirat sejenak.

“Dengan meluangkan waktu untuk beristirahat, setidaknya tubuh bisa berelaksasi untuk mendapatkan kesegaran kembali,” tandasnya. Selain istirahat, para pemudik juga disarankan untuk melakukan olahraga kecil-kecilan.

“Maksudnya olahraga yang tak perlu menguras keringat. Intinya, agar otot tidak tegang dan peredaran darah tetap lancar. Olahraga kecil itu semisal jinjit-jinjit dan secara berkala, meluruskan lutut yang cukup lama ditekuk sewaktu dalam perjalanan,” jelasnya.

Lainnya, secara non fisik, para pemudik wajib membawa bekal makanan yang higienis dan terjamin. Kadang karena keterbatasan, pemudik membeli jajanan di pinggir jalan tanpa tahu kebersihannya. Waspada! Begitu peringatan dokter Samuel. Pasalnya makanan juga bisa menjadi sumber penyakit jika tidak terjamin kehigienisannya.

Padahal bekal ini menjadi salah satu elemen penting di saat mudik untuk menjaga dari kelaparan, sehingga tubuh tetap bisa menghasilkan energi. Samuel juga mengingatkan agar saat menyantap makanan dan minuman, pastikan tangan dalam keadaan bersih. Ini mencegah penyakit-penyakit yang terbawa selama dalam perjalanan.

“Demam, flu, batuk, gangguan pernafasan, diare, dan gangguan saluran kencing, biasanya sering menyerang para pemudik,” ujarnya.  Menurut dokter Samuel, semua itu bisa dicegah asalkan para pemudik sadar akan kesehatan. “Standar saja, makan dan minum yang sehat dan terjamin, tetap jaga pola makan. Tak memaksakan kondisi badan. Kalau capek, ya istirahat” tambahnya.
 
Editor: Doddy Rosadi

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending