Punya ide saja ternyata tidak cukup untuk mengubah lingkungan sekitar kita, apalagi Indonesia. Sepakat kan dengan pernyataan tadi? Ya, karena kalau kita cuma punya ide tanpa diwujudkan sama aja kita lagi mimpi di siang bolong. Ide atau gagasan itu perlu kita realisasikan, walaupun dampaknya kecil tapi yakinlah kalau hal tersebut berdampak pada lingkungan sekitar kita. Seperti yang dilakukan oleh Ayu nih, dia ini adalah salah satu dari sekian banyak anak muda yang ingin mengubah Indonesia menjadi lebih baik. Mau tahu apa yang dilakukan oleh Ayu sehingga menghartarnya sebagai Ashoka Young Changemakers 2013? Simak perbincangan Kak Ika Manan dengan Aditya Ayu Wardani berikut ini.
Bisa perkenalkan diri, asal sekolah dan kelas berapa?
Halo teman-teman nama Aku Aditya Ayu Wardani bisa dipanggil Ayu, Aku Kelas 2 SMA Negeri 1 Wringinanom, kabupaten Gresik Jawa Timur.
Di sini gerakan yang kamu lakukan itu apa sih atau program yang kamu lakukan?
Program yang aku lakukan namanya Biodiversity Library. Jadi Biodiversity Library itu adalah gerakan pemuda yang berawal dari keprihatinanku pada generasi muda yang nggak tahu sama tanaman di sekitar mereka. Padahal identifikasi tanaman itu penting. Pertama, memenuhi kebutuhan hidup mereka, entah dari segi kesehatan atau dari segi pemenuhan kebutuhan hidup seperti ketahanan pangan. Dan juga untuk penyelamatan lahan kritis, karena di daerah Wringinanom itu banyak terjadi penambangan perbukitan yang mengakibatkan banyak lahan kritis sehingga menurunkan kualitas tanah dan juga kualitas air yang ada di Wringinanom.
Itu berarti bentuknya identifikasi, atau bagaimana?
Iya seperti identifikasi dan kita mengambil filosofi seperti perpustakaan. Kenapa kok berfilososfi seperti perpustakaan, ya karena zaman dulu belum ada internet dan buku itu jendela dunia, dan yang paling identik dengan buku itu adalah perpustakaan. Aku ingin perpustakaan tanamanku itu bisa menjadi pusat pengetahuan, sehingga apapun pengetahuan yang ingin kita dapatkan dan ingin kita peroleh ada di situ.
Namun bukan hanya sekedar buku dan juga sekedar tulisan tapi ada bentuk nyatanya berupa tanaman?
Berarti kamu harus identifikasi langkah-langkah menanam atau bagaimana?
Kita tanam dulu, khususnya tanaman-tanaman endemik, seperti tanaman Juwet atau Dalas (sejenis buah berbentuk seperti anggur namun berbiji dan asam), karena itu sudah hampir punah. Nah kita kembangkan, salah satu alasannya karena kurun waktu tanaman tersebut untuk bisa berbuah itu cukup lama, jadi kita kembangkan di situ dan juga banyak tanaman lainnya seperti tanaman Toga dan juga tanaman ketahanan pangan lain. Nah nanti setelah kita tanam, kemudian kita rawat setelah itu kita identifikasi, sebenarnya itu tanaman apa sih? Nama lokalnya apa? Kesamaan dengan daerah lain itu sama dengan tanaman ini tapi namannya berbeda kan, kenapa? Nama latinnya apa? Terus fungsinya untuk kehidupan kita seperti apa? Cara memanfaatkan? Dan juga cara mengolahnya seperti apa?
Kamu sama teman-teman kamu ada berapa orang nih?
Ada tiga belas dengan aku.
Kamu kan basic-nya kan IPS ya, kamu tahu ilmu tanaman itu dari mana?
Taunya sih dari Ibu, karena sering juga sharing-sharing sama ibu. Karena ibu itu kan pencinta Toga, nah aku ngga ingin cuma sebatas Toga aja, tapi juga tanaman ketahanan pangan. Karena sekarang kan juga lagi gencar-gencarnya pemerintah memiliki program ‘tidak cukup nasi untuk ketahanan pangan’ tapi juga ada berbagai jenis tanaman seperti umbi-umbian dan juga tanaman-tanaman yang lain.
Tantangan terbesar dalam menjalankan program yang kamu jalani ini apa sih?
Yang pertama keyakinan anak muda, karena ngga semua anak muda itu mau dan yakin kalau mereka itu bisa melakukan ini. Itu yang pertama. Terus yang kedua, karena daerah ku ini masih daerah yang primitif untuk gagasan-gagasan atau ide, maka dari itu mereka yang tergabung di Biodiversity Library otomatis dua sampai tiga kali lipat harus lebih yakin kepada diri mereka sendiri, dan juga karena fasilitasnya yang mungkin belum seberapa memadai. Selama ini kan fasilitas dan juga dana hanya dari kita sendiri dan juga ada beberapa donator yang Alhamdulillah bisa berkontribusi dana kepada kita.
Terakhir, terus kenapa nih kamu sebagai pemuda mau dan yakin bahwa gerakan ini bisa berjalan, sedangkan teman-teman yang lainnya asik main. Lalu apa sih yang membuat kamu tergerak untuk melakukan hal ini?
Pertama karena mindset ku sendiri kalau waktu muda itu nggak datang untuk kedua kalinya, aku ingin memanfaatkan waktu muda ku sebaik mungkin. Karena aku cinta kepada negaraku. Walaupun perubahan ini kecil tapi aku yakin suatu saat aku bisa melakukan perubahan yang signifikan kepada negara ku. Dan juga mulai dari hal yang paling kecil, kalau aku sebagai generasi muda sekarang ngga bertanggung jawab, suatu saat apa yang bisa aku berikan, lalu siapa yang akan meneruskan bangsa ini kalau bukan kita.
Editor: Vivi Zabkie