Sobat teen, saat ini bangsa kita yang kaya akan budaya tradisional sedang diterjang sama budaya asing. Kalian sadar enggak sih? Coba deh, perhatikan music-musik KPOP, J-ROCK, Lady Gaga. Itu semua lagi banyak digemari sama anak muda Indonesia sekarang. Kalau generasi bangsa kita justru cinta budaya asing, lantas siapa dong yang bakal melestarikan budayanya sendiri? Wajar banget kan kekuatiran macam ini. Nah, minggu lalu pemerintah mengadakan Pawai Budaya Nusantara. Pawai untuk HUT negara kita yang ke-68 tahun. Sekelompok anak muda dari berbagai daerah di Indonesia ikut berpartisipasi lho! Lewat pawai tersebut mereka nunjukkin kecintaannya terhadap budaya Indonesia. Yuk kita simak Cerita Kita yang disusun Kak Evilin Falanta dari KBR68H.
Sobat teen, Sabtu pekan lalu Indonesia menginjak usia 68 tahun merdeka dari penjajahan. Nah, merayakan hari kemerdekaan itu, pemerintah mengumpulkan 33 provinsi untuk menampilkan budaya dari masing-masing daerah.
Pawai budaya yang mengusung tema “Budaya Pemersatu Bangsa” ini, bertujuan untuk mengenalkan serta memupuk cinta Indonesia yang kaya akan budaya. Sobat teen, setiap daerah menunjukkan ciri khasnya, seperti pakaian adat serta tarian tradisional. Huiih keren banget yah Indonesia.
“Ini sih dari Banten. Jadi, kita Cuma tari kolosal aja sambil ngiringi Wushu sama ada tari kolosalnya juga. Kota Tangerang itu kan khasnya ada Cina Benteng tuh. Cina Benteng, kita bawain ada barongsai sama Wushu,” kata Nia Kurniawati, salah satu peserta remaja yang ikut berpartisipasi diajang parade budaya ini. Remaja berusia 17 tahun itu mengaku, ikut pawai budaya ini karena mencintai budaya Indonesia. “Pada dasarnya saya suka seni. Jadi, kalau acara kayak gini saya senang bisa ikut berpartisipasinya. Indonesia itu punya banyak budaya. Jadinya, kita harus memperkenalkan budaya Indonesia itu ke luar negeri. Indonesia itu harus benar-benar tahu, apalagi diluar negeri. Jadinya, ini juga sekalian silahturahmi para adat-adat di Indonesia, jadinya mempersatukan kembali budaya Indonesia,” tambah Nia.
Ada lagi lho Vesa, yang datang jauh-jauh dari Semarang demi memperkenalkan tarian batik. “Kita disini mau bawain tarian batik dari Semarang. Tariannya itu, menceritakan bagaimana caranya membatik, terus gimana proses-prosesnya gitu. Batiknya itu batik dari Semarang,” jelas Vesa.
Kontigen dari Nusa Tenggara Barat yang dibawakan oleh Marioyanto juga enggak mau kalah lho. Ia juga ingin memperkenalkan tarian tradisionalnya. “Ini kamu mau bawain adat apa? Adat Lombok, Nusa Tenggara Barat. Seperti apa sih tariannya? Tarian Rudat. Jadi kayak tarian peperangan gitu. Nah, Yanto kamu kenapa sih mau ikutan parade budaya ini? Untuk melestarikannya aja budaya di Nusa Tenggara Barat ini, memajukannya gitu,” kata Marioyanto.
Waaah, keren-keren yah teman-teman kita itu! Di tengah arus budaya asing, bangsa kita jangan mau lho kebawa arus. Seperti Vesa, Nia, dan Yanto tuh sobat teen. Mereka mengaku tetap mempertahankan budaya Indonesia ketimbang memilih budaya kebarat-baratan. “Ingin mencintai budaya Indonesia dengan menjaga agar tidak diklaim dengan budaya lain aja sama menarikannya dan melestarikannya gitu. Emang cinta tarian tradisional? Iya cinta banget,” ujar Vesa. Nia bilang dia ingin banget suatu saat ke luar negeri memperkenalkan budaya Indonesia. “Kalau saya dari sekolah ikut tradisional dance. Melalui ini, jadinya kedepannya saya akan membawa budaya Indonesia ke mancanegara dan melestarikannya,” ucap Nia.
Di parade budaya ini, sobat teen, kita jadi tahu deh betapa kaya budaya bangsa kita. Seperti yang dirasakan salah satu pengunjung yang datang ke Monas, Pak Sarno bersama anaknya Devi khusus menonton pawai tersebut.
“Pertama sekalian liburan, yang kedua untuk memperkenalkan kepada anak-anak saya khususnya, tentang budaya yang ada di Indonesia. Ini penting sekali karena generasi muda biar mengetahui keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia,” kata Pak Sarno. “Ya, pengetahuannya jadi lebih banyak. Terus jadi lebih ngerti budaya-budaya yang enggak pernah dilihat supaya lebih menarik dan ingin dicoba, biar enggak mau ikutin budaya asing-asing gitu,” tambah Devi.
Nah, sobat teen yuk mulai sekarang kita cintai budaya Indonesia. Jangan sampai budaya asli bangsa kita diklaim negeri orang!