Bagikan:

Meraih Omset Miliaran Melalui Usaha Wisata Murah

KBR68H, Jakarta - Apa yang terselip di benak anda saat mendengar kata Backpecker? Murah dan Independen mungkin 2 kata itu yang terselip di benak kita saat mendengar backpacker.

BERITA

Minggu, 18 Agus 2013 23:18 WIB

Author

Sasmito

Meraih Omset Miliaran Melalui Usaha Wisata Murah

wisata murah, peluang usaha, omset miliaran

KBR68H, Jakarta - Apa yang terselip di benak anda saat mendengar kata Backpecker? Murah dan Independen mungkin 2 kata itu yang terselip di benak kita saat mendengar backpacker. Tapi tidak dengan Alvan Prihandijaya. Lelaki kelahiran Surabaya itu justru melihat peluang usaha dibalik kata murah dan independen tadi. Memulai dari hobby jalan-jalan, Alvan kemudian memutuskan membuka jasa wisata yang bernama 100 persen Traveller. Lalu bagaimana kisahnya sebenarnya?

Alvan menuturkan awalnya sebagai pekerja kantoran sulit menyesuaikan waktu bekerjanya dengan hobby jalan-jalannya. Bagaimana tidak pekerjaan kantor yang menumpuk tiap hari tidak mungkin ditinggalkan setiap saat untuk jalan-jalan. Belum lagi atasan yang terus mengawasi setiap saat tentu tidak mengijinkan anak buahnya jalan-jalan setiap bulan.

Meski tak punya banyak waktu berwisata, Alvan mengaku kerap diminta teman-temannya untuk mengatur wisata teman-teman kantornya. Tentunya dengan biaya wisata yang murah, tapi tetap menyenangkan. Dari situlah, Alvan kemudian menemukan idenya untuk membuka usaha wisata dengan biaya yang murah tapi tetap menyenangkan.

“Awalnya saya berangkat gratis saja sudah cukup. Saat diminta mengurusi perjalanan wisata teman-teman. Tapi lama-lama capek juga ya kalau berangkat gratis. Nah dari situ saya akhirnya memberanikan diri untuk membuka usaha travel sendiri. Coba cari peluang dari teman-teman kantoran usia 24-34 yang mau jalan-jalan murah dan fun.”ujar Alvan dalam obrolan ekonomi KBR68H

Alvan menambahkan meski sudah mengibarkan bendera 100 persen traveler, dirinya tidak terlalu mematok untung yang besar. Baginya kepercayaan dan kenyamanan customernya dalam perjalanan yang utama. Kata dia, pernah beberapa kali hanya untung Rp.500 ribu saja saat pemberangkatan wisata. Justru menurutnya strategi ini cukup efektif untuk mempromosikan usaha travelernya yang murah dan menyenangkan dari mulu ke mulut.
 
“Menggeluti usaha ini dari tahun 2009 sudah 4 tahun. Ya pernah juga ambil untung cuman Rp 500 ribu. Pernah juga rugi tapi tidak masalah itu. Tapi ini cukup bagus ternyata bisa buat promosi.”ucap Alvan

Menurut Alvan, geliat industri wisata murah ini yang juga digelutinya turut membantu perekonomian masyarakat sekitar wisata. Berbagai jasa seperti homestay, pemilik kapal dan perajin ikut terbantu perekonomiannya dengan adanya wisata ini. Bahkan, Alvan juga mengaku selalu menggunakan pemandu lokal dalam perjalanan wisata murahnya.

“Di Indonesia sebenarnya era wisata murah itu dimulai dengan munculnya penerbangan yang murah. Nah dengan adanya penerbangan murah itu, semua orang atau daerah berlomba-lomba untuk membuka destinasi yang baru. Walaupun sekarang tujuan yang paling dinikmati masih banyak keluar negeri. Ya kita sesuaikan saja.”kata Alvan

Pengakuan menakjubkan lainnya juga didapatkan dari Alvan. Meski usahanya di bidang wisata murah tetapi untungnya tetap menyenangkan. Ia mengaku omzet dari usahanya bisa mencapai miliaran dalam waktu setahun.

“Ya usaha ini tidak perlu modal dan kantor. Tapi lobi dan kepercayaan saja. Omzetnya sudah mencapai milyaran? Ya kalau omzet sudah sampai di Milyaran. Kalau untung sih belum.”ucap Alvan

Alvan memprediksi usaha wisata murah ini akan terus berkembang di masa mendatang. Menurutnya, masyarakat Indonesia semakin sadar bahwa berwisata  itu tidak harus mahal, tinggal di hotel mewah dan naik pesawat mewah. Tapi yang paling penting sendiri yaitu kepuasan dalam menikmati destinasi wisata yang didatanginya.

Editor: Doddy Rosadi

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending