KBR68H, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi tengah mengincar raksasa setelah menangkap Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini. Sejauh ini, kasus dugaan suap melibatkan salah satu anggota Partai Demokrat Deviardi yang juga pelatih Golf. Lalu benarkah uang dollar yang ditemukan di ruang Sekretaris Jenderal ESDM Waryono Karno akan diserahkan ke Menteri Jero Wacik untuk persiapan Konvensi Partai Demokrat? Simak perbincangan juru bicara KPK Johan Budi dengan penyiar KBR68H Agus Luqman dan Quinawaty Pasaribu dalam program Sarapan Pagi
Perkembangan dari pemeriksaan terhadap dua gedung ini banyak dua dokumen ditemukan. Apakah akan dilanjutkan dengan pemeriksaan ataupun penggeledahan lagi?
Jadi sejak hari Rabu pekan lalu, kemudian hari Kamis kita lanjutkan di tiga tempat mulai kantor SKK Migas, kantor Sekjen ESDM, kemudian di kantornya Simon. Hari Jumat malam kita geledah di tiga lantai, kemudian dilanjutkan hari Sabtu pagi sampai siang.
Ada yang mengisukan dengan keterlibatan Partai Demokrat, kemarin beredar isu yang mengaitkan pengakuan “Rudi Rubiandini“. Apa sudah dicek?
Sejak hari Sabtu dan Minggu kemarin beredar melalui broadcast dan SMS. Beberapa teman media juga menanyakan kepada kami di KPK apakah benar tersangka RR ini mengirimkan surat yang isinya sudah kita ketahui bersama. Sampai pemberitaan hari Jumat itu tidak ada pengakuan dari tersangka yang sesuai dengan surat yang disampaikan itu. Bahkan tersangka dalam konteks membuka semua itu masih tertutup, jadi kalau soal uang dia terbuka. Tapi dalam konteks apakah kasus ini berkaitan dengan pihak lain itu masih tertutup, tidak terbuka sehingga tidak mungkin ada surat itu karena tidak ada pengakuan. Selama ini dia di proses penahanan, ditahan di gedung KPK. Kalau dari pemeriksaan yang pertama justru RR ini cenderung tertutup, bahkan dia mengakui apa yang dilakukan itu bukanlah korupsi, dia hanya menerima uang dari temannya, gratifikasi. Ini yang terbuka di dalam pernyataan yang bersangkutan kepada media.
Apakah KPK merasa ada pihak lain yang mencoba menunggangi isu ini?
Saya kira iya. Sejak awal itu memang sangat deras ya dan ada sedikit upaya untuk mendistorsi, kita tidak tahu siapa yang melakukan itu seperti surat, ada rumor yang menyebut PT ini terkait dengan sebuah kepengurusan seseorang di sebuah partai. Sampai hari ini KPK belum menemukan hubungan itu, sekarang justru KPK mengembangkan kasus ini bisa berkembang dimana bukti-bukti yang kita temukan baik dalam proses penggeledahan maupun tangkap tangan itu sangat terbuka untuk dikembangkan. Tetapi sampai hari ini belum bisa disimpulkan bahwa pihak lain terlibat. Jadi apa yang beredar rumor atau isu itu sangat jauh dengan apa yang dilakukan KPK. Saya tidak tahu maksud dan tujuannya, apakah itu ingin membelokan arah pengusutan kasus ini dengan menebar isu yang tidak benar itu atau ada sesuatu yang lain. KPK tetap fokus pada kasus ini dan kita kembangkan kemana arah itu nanti tergantung bukti-bukti yang kita temukan.
Ada temuan 200 ribu dolar AS di ruang Sekjen ESDM. Apakah KPK sudah meminta penjelasan kepada Menteri ESDM?
Kalau kepada Menteri ESDM belum ada rencana sampai hari ini. Tapi dalam konteks temuan 200 ribu dolar AS itu tentu pertama yang ingin kita minta penjelasan adalah Sekjen ESDM. Kemungkinan Sekjen ESDM dimintai keterangan sebagai saksi.
Kapan itu?
Sampai hari ini belum dapat jadwalnya.
Kalau KPK mencoba merekonstruksi praktik ini, kira-kira sudah ketemu berapa persen?
Dalam hari-hari itu kita melakukan penggeledahan. Disamping itu juga ada pengakuan-pengakuan, kemudian dari hasil itulah kita menelusuri lebih jauh, kemungkinan bisa berkembang. Jadi belum bisa dikatakan selesai berapa persen dalam konteks pengusutan kasus ini. Bisa jadi dalam perkembangannya dugaan penerimaan itu bisa melebar. Jadi tidak hanya berhenti hanya pada pemberinya adalah Simon, penerimanya adalah Rudi selaku Kepala SKK Migas. Ini yang dikembangkan, dasar pengembangan adalah proses penyidikan ini nanti. Tetapi sampai hari ini dugaan sementara yang melakukan tindak pidana korupsi ya tiga orang tersangka itu.
Mengenai uang 200 ribu dolar AS itu apakah ikut disita KPK dan KPK mencurigai itu bagian dari suap Kernel Oil?
Belum ada kesimpulan bahwa itu bagian dari suap. Tetapi dalam proses penggeledahan kita menemukan uang 200 ribu dolar AS di ruang Sekjen ESDM yang kalau itu dikatakan uang operasional sepertinya tidak. Karena uang operasional yang saya tahu itu dalam rupiah, bukan mata uang asing. Kedua, posisi uang itu sedang berada di tas warna hitam, bukan di brankas.
Artinya bisa dibawa kemana-mana?
Betul, bisa juga baru didapat. Kalau operasional harusnya di brankas.
Uangnya disita?
Iya sementara ini diamankan dulu kemudian dilakukan telaah validasi. Tidak hanya yang 200 ribu dolar AS ya, uang yang ada di deposit box-nya Rudi juga disita 350 ribu dolar AS, kemudian di ruangan Rudi di SKK Migas juga ada 60 ribu dolar Singapura, kemudian ada emas juga.
Banyak sekali isu-isu, apakah KPK terganggu?
Secara substansi proses penyidikan tidak terganggu. Tetapi ini membuat persepsi-persepsi yang bisa jadi teman-teman media akhirnya bisa kepancing untuk berspekulasi bahwa kemungkinan-kemungkinan itu terjadi dengan adanya isu-isu itu.
Seperti disetir oleh tangan-tangan tidak kelihatan ya?
Iya jadi seolah-olah diarahkan. Seperti surat Rudi itu menurut saya tidak masuk akal, pertama dia tidak mengakui bahwa dia melakukan seperti yang dituduhkan. Kedua bagaimana dia bisa mengirim surat itu sementara dia ditahan, kemudian di dalam tahanan HP tidak ada, tidak ada komputer di dalam tahanan itu.
Sudah ada yang mengunjungi Pak Rudi selama di tahanan?
Ada yang mengunjungi, kalau tidak salah keluarganya.
Tapi dalam pengawasan apa yang diperbincangkan?
Kalau mengunjungi tahanan itu ada di ruang tatap muka. Orang yang tatap muka itu juga tidak boleh bawa handphone.