Bagikan:

Kisah Wajma, Anak Pengumpul Sampah di Afganistan

Di siang hari yang sangat panas di Kabul, seorang anak kecil bernama Wajma mencangklong tas.

Jumat, 02 Agus 2013 19:12 WIB

Kisah Wajma, Anak Pengumpul Sampah di Afganistan

Wajma, Afganistan, pemulung

Di siang hari yang sangat panas di Kabul, seorang anak kecil bernama Wajma mencangklong tas lalu mulai memunguti sampah di dekat Universitas Amerika di Afghanistan. Nggak ada satu orang pun yang memedulikan dia dan dua temannya, Suwaspari dan Rayeesa.

Wajma adalah anak berusia sekitar 11 tahun yang bekerja di jalanan, sobat teen. Dia memiliki wajah yang cantik seperti anak lain. Bedanya, wajah cantik Wajma tertutup bintik-bintik gelap karena sering berjemur di bawah matahari. Di musim dingin, kulitnya akan pecah-pecah karena tidak tertutup mantel dengan baik.

Teman kita ini adalah salah satu dari sekian banyak anak jalanan yang menderita karena harus berjuang membantu keluarganya, sobat teen. Kalau nggak, mereka sekeluarga nggak bisa makan dan bertahan hidup. Dia tetap sekolah di pagi hari. Tapi dia belum bisa menulis dan membaca karena setelah jam belajar selesai, dia langsung sibuk bekerja. Bukannya belajar seperti kita. Dia harus keliling berbagai tempat untuk mengumpulkan sampah untuk dijual lagi ke bosnya.

Dua saudara Wajma juga harus bekerja. Bahkan mereka tidak sekolah di pagi hari seperti Wajma. Mereka bertugas mencari penumpang untuk taksi di kota. Sedangkan ayah Wajma bekerja di tempat pembuatan batu bara. Tapi dengan alasan sakit asma, ayahnya lebih sering berada di rumah dan nggak bisa mencari uang untuk Wajma dan keluarganya.

Keluarga Wajma tinggal di rumah kecil di pinggiran kota yang jendelanya hanya tertutup plastik. Sobat teen bisa membayangkan dong, kalau hujan atau musim dingin, mereka akan menggigil karena rumahnya tidak terlindungi dengan baik. Tanah basah dan lumpur bisa saja masuk dan membuat mereka lebih nggak nyaman lagi.

Sedih ya, sobat teen. Masih banyak teman-teman kita yang ingin bisa belajar dan pintar agar bisa bekerja dengan baik. Tapi mereka nggak bisa sekolah dan harus bekerja keras di umur yang masih kecil. Wajma dan anak-anak jalanan lain memiliki mimpi. Mereka percaya akan ada perubahan dalam kehidupan mereka, suatu hari nanti.

Kita yang punya kesempatan lebih baik, jangan sia-siakan yuk.( ireport.cnn.com)


Editor: Vivi Zabkie

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending