Punya banyak teman memang menyenangkan, sobat teen. Apalagi kalau teman kita itu setia kawan banget. Ngapa-ngapin bareng, kemana-mana bareng. Huaaah so sweet deh pokoknya! Hehehe. Tapi, sobat teen pernah dengar kan, karena alasan rasa kesetiakawanan, sampai ada lho yang bela-belain berantem atau bahkan tawuran antar sekolah. Hiii, jangan sampai kaya gitu deh, sobat teen! Sebenarnya, seperti apa ya batas-batas kesetiakawanan itu? Yuk, simak perbincangan Kak Ika Manan dengan Ketua Umum Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla berikut ini.
Dalam kebersamaan itu kan ada kesetiakawanan, Pak. Nah, misalnya aja di Makassar kan sering terjadi kerusuhan atas dasar kesetiakawanan. Sebenarnya, batas kesetiakawanan itu sendiri bagaimana sih, Pak?
Remaja kan dikenal sulit mengontrol emosi, menurut Bapak, bagaimana caranya mengendalikan emosi pada remaja?
Masalah emosi, tempramen itu kadang terbentuk karena pengalaman-pengalaman waktu kecil, di rumah, di sekolah atau dimana pun. Misalnya, orang tua kurang waktu, di sekolah kadang di-bully. Itu menimbulkan sifat-sifat yang emosional, atau radikal pada anak-anak itu. Jadi, pendidikan rumah tangga, di sekolah, di luar juga harus selalu bersifat positif.
Pesan apa nih Pak JK yang bisa dibagi buat para remaja yang kaitannya dengan kemanusiaan dan jiwa kerelaan?
Tentu yang pertama untuk remaja kita belajar sekolahlah yang baik. Kedua, kita hidup sesama manusia itu harus saling membantu, harus saling solider karena kita saling membutuhkan. Mungkin hari ini orang lain yang ingin dibantu, tapi besok atau sekarang kita yang ingin dibantu. Jadi, harus ada saling memberi, menerima, dan juga ada kebersamaan secara bersama-sama. Contohnya, saja kita mendorong sejak muda untuk donor darah, supaya itu cermin dari kesiagaan membantu dari milik kita yang paling berharga.
Jusuf Kalla adalah wakil presiden RI periode 2004-2009. Ia lahir di Wattampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, 15 Mei 1942. Saat ini menjabat sebagai ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI). JK juga dikenal sebagai pengusaha. (teenvoice)
Editor: Vivi Zabkie