KBR68H, Jakarta - Hanya butuh setahun bagi Ignasius Jonan untuk membuat keuntungan PT Kereta Api Indonesia yang berdarah-darah, menjadi untung. Tahun lalu untungnya sudah 400 miliar lebih. Kini Jonan mengejar target mengantar jemput 600 juta penumpang dan mengangkut 60 juta ton barang per tahun pada 2020. Salah satu dilakukan dengan turut ambil bagian kue logistik nasional yang sedang tumbuh sembari menyuguhkan angkutan masal yang lebih baik. Simak perbincangan reporter Tempo TV Alif Imam bersama Ignasius Jonan.
Ini bisa dicapai kurang dari empat tahun progres ini. Apa yang menjadi kunci dari proses ini bisa berlangsung dengan baik?
Jadi kalau anda menilai progres ini, ini sebagai suatu penghibur buat kami. Karena banyak juga yang masih protes dan kami tidak bisa memuaskan semua aspirasi daripada pelanggan kami. Hanya kami berusaha semaksimal mungkin mayoritas merasa ada perbaikan dari waktu ke waktu. Yang menjadi kunci adalah komitmen, komitmen dari kita selama empat tahun ini bagaimana memperbaiki perkeretaapian itu dengan sudut pandang bahwa pelanggan yang utama. Saya selalu katakan bahwa kereta api sejak lama orientasinya produk, maksudnya mau begini enggak mau ya sudah. Sekarang saya balik pelanggan itu harapannya apa ini yang coba kita penuhi, kan percuma kalau kita buat sesuatu pelanggannya tidak mengharapkan itu kok dan sebagainya. Oleh karena itu kami coba memahami pelanggan dengan survei, diskusi, tanya sambil kita perbaiki. Terakhir kalau anda lihat adalah perbaikan stasiun-stasiun, itu saya kira usaha yang luar biasa.
Luar biasanya tahun 2008 merugi, tahun 2009 untung. Sebetulnya dari 12 bulan sudah mencetak keuntungan, jangan-jangan sebetulnya dari dulu bisa untung ya?
Secara normatif saya katakan saya tidak tahu. Hanya kalau saya boleh komentar bahwa sebelumnya sebetulnya orientasinya perlu diperbaiki karena sudah ketinggalan zaman. Badan usaha tidak bisa walaupun itu memiliki tugas besar dalam pelayanan masyarakat itu orientasinya produk, harusnya orientasi pelanggan.
Kalau anda katakan apresiasi dari penumpang adalah sebuah hiburan, artinya target belum tercapai? apa mimpi besarnya?
Sebaiknya saya pikir kita tidak boleh mimpi dalam pelayanan masyarakat. Jadi memperbaiki apa yang bisa dilakukan dari waktu ke waktu, target kami untuk kereta listrik Jakarta sampai 2018 mampu mengangkut 1,2 juta penumpang sehari, makanya stasiun dibersihkan, kereta ekonomi tanpa AC ditarik dan akan menambah 1.000 unit KRL lagi.
Pembiayaannya bagaimana?
Sendiri, dari karcis. Secara korporasi kami lakukan sendiri, kalau anda tanya bisa tidak ya bisa itu mimpi sampai 2018. Kalau saya saya tambahin mimpi saya 1,5 juta penumpang sampai 2020 untuk KRL. Kemudian apa yang akan kita capai itu saya kira sekarang sudah, kalau anda ke stasiun kami sudah merasa nyaman dan tidak was-was soal keamanan dan sebagainya ini penting. Kalau waktu, waktu ini kami coba perbaiki semaksimal yang kami bisa. Karena kami mewarisi sistem prasarana, persinyalan, rel yang menurut saya harus banyak diperbaiki dan ini makan waktu. Kenapa kok tidak sekaligus, kalau anda lihat Undang-undang Perkeretaapian ini menjadi tanggung jawab pemerintah sebenarnya. Kami ambil alih, karena kalau tidak ya gangguannya terlalu banyak.
Untuk kesejahteraan pegawai bagaimana kalau semuanya diinvestasikan untuk penambahan unit?
Biaya tenaga kerja itu sejak saya masuk sampai sekarang sudah naik 300 persen dalam empat tahun, oke kan.
Selain apresiasi ada pertanyaan kok bisa sampai 700 ribu kartu single trip yang hilang itu bagaimana?
Teman-teman di kereta api itu selalu berpikir bahwa karena electronic ticketing pertama kali diterapkan di perkeretaapian kita. Jadi maunya itu kartu single trip-nya itu yang bagus, ya pasti hilang ada yang diambil buat suvenir dan sebagainya. Kedua, penumpang beli single trip itu keluarnya berusaha tidak mau lewat gate karena ngantri, maunya lewat rel dan sebagainya ini yang saya minta ditertibkan saya tidak mau tahu. Kalau masuk lewat gate keluar harus lewat gate, kalau tidak tidak perlu naik kereta api, kalau tidak mau antri pakai pakai kendaraan pribadi saja. Kalau dibilang antrinya terlalu lama ini relatif, kalau ditanya gate cukup tidak gate-nya tidak cukup, kami akan tambah sampai 500 sampai akhir tahun ini. Yang menjadi tantangan menambah gate ini harus memperluas bangunannya, kita akan tambah gate sampai kira-kira 1.200 gate sampai 2018. Tidak usah ditanya kenapa tidak sampai semua sempurna, tidak akan ada sempurna. Proses implementasi daripada pelayanan publik itu 85 persen sempurna kita jalan sambil belajar, makanya saya tidak menyalahkan siapa-siapa ini proses belajar. Sekarang kartu single trip yang anda tanya itu dicetak blank warna putih, saya bilang daripada gambarnya bagus-bagus ya foto saya saja pasti tidak dibawa orang.
Kalau kita lihat di Inggris, Cina itu terintegrasi dengan moda yang lain. Akan seperti itu?
Iya pasti.
Kerjasamanya bagaimana?
Tidak masalah itu tinggal mau atau tidak. Kami sepakat setelah ini berjalan akan integrasi dengan busway. Kalau mau saya kartu kami satu hari itu bisa untuk beli BBM, kerjasama saja kan. Perbankan nanti akan kami undang, kartu mereka bisa digunakan untuk karcis.
PT KAI kabarnya juga akan mengembangkan produk yang bukan penumpang tapi juga barang. Jalurnya akan sama atau bagaimana model pengembangannya?
Pengembangannya itu menambah kapasitas atau volume dan membuka rute-rute bongkar muat yang baru sehingga angkutan barang dengan kereta api itu makin baik.
Kalau dari hitungan bisnisnya sebetulnya profitnya lebih menguntungkan angkutan penumpang atau angkutan barang?
Angkutan barang. Angkutan penumpang tidak ada untungnya, 3 persen sampai 4 persen setahun.
Tapi bisa mencetak Rp 450 miliar bagaimana?
Itu 6 persen. Itu 6 persen dari pendapatan, sumbangan dari angkutan penumpang itu 3 persen dari angkutan barang 10 persen, kalau di-blend jadi 6 persen.
Sumber pembiayaan bagaimana?
Sebagian pinjaman.
Jadi sekarang masih punya utang?
Iya.
Total utang itu berapa?
Kira-kira Rp 4 triliun.
Fokus PT KAI apakah juga akan tetap di Jakarta?
Jawa dan Sumatera.
Di luar itu tidak ada rencana?
Pelan-pelan.
Kalau model seperti Kuala Namu, Jakarta juga rencananya punya kereta api ke bandara bagaimana?
Mudah-mudahan tahun depan.
Selesai?
Iya.
Pembebasan tanahnya bagaimana?
Kalau tidak selesai ya biarin saja, ya habis mau dipaksa bagaimana. Saya cenderung untuk tidak membicarakan itu karena kalau harga tanahnya naik anda juga tidak bisa bayar.
Kita memang 2014 akan memiliki kereta api dari Jakarta ke Cengkareng, pemerintah lagi gencar dengan Sislognas, MP3EI. Apakah PT KAI punya target khusus?
Kami mengikuti saja. Jadi target kami tahun 2020 itu PT KAI mampu mengangkut 600 juta penumpang satu tahun dan 60 juta ton barang satu tahun, sudah itu saja.
Berapa persen yang sudah dicapai?
Separuh.
Pendapat pribadi sebagai mantan petinggi di Citi Group, anda lebih prefer ke pengadaan yang dilakukan pemerintah untuk jalan raya dengan begitu tumbuh otomotif atau Mass Rapid Transportation?
Saya lebih prefer transportasi publik.
Pemerintah juga ada pertimbangan pemasukan juga, mungkin otomotif lebih besar?
Tidak, lost-nya jauh lebih besar. Untuk daerah yang kemacetannya tinggi itu harus transportasi publik, pemerintah harusnya menghitung dampak daripada satu moda terhadap perekonomian secara keseluruhan. Saya heran kalau di pulau Jawa yang dikembangkan transportasi pribadi, pulau ini sudah padat sekali.
Editor: Doddy Rosadi
Ignasius Jonan: Apresiasi dari Penumpang adalah Penghibur bagi PT KAI
KBR68H, Jakarta - Hanya butuh setahun bagi Ignasius Jonan untuk membuat keuntungan PT Kereta Api Indonesia yang berdarah-darah, menjadi untung.

BERITA
Senin, 19 Agus 2013 10:34 WIB

ignasius jonan, PT KAI, meraih untung, apresiasi penumpang
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai