KBR, Jakarta - LSM pemerhati buruh migran, Migrant Care mencatat tingkat partisipasi pemilu presiden di sejumlah negara naik hingga tiga kali lipat di bandingkan pemilu legislatif. Hasil pantauan di Malaysia, dari pemilih di 60 TPS di KBRI Kualalumpur dan SIKL yang berlangsung pada hari Sabtu kemarin, pemilih mencapai hampir 8.968 orang. Jumlah ini naik hampir 95% dibandingkan jumlah pemilih di TPS-TPS di Kuala Lumpur pada Pemilu legislatif yang hanya 5.300an pemilih.
Sementara, di Singapura, dari 36 TPS yang disediakan oleh KBRI, jumlah pemilih mencapai 22.170 orang dan jumlah ini naik sekitar 95% dari pemilu legislatif 2014 yang lalu.
Peningkatan yang paling signifikan terjadi di Hongkong, dari 13 TPS yang disediakan KJRI di Victoria Park, jumlah pemilih mencapai 23.863 orang. Angka ini meningkat tiga kali lipat dibandingkan jumlah pemilih ketika Pileg yang hanya mencapai 6.973 orang. Dari peningkatan jumlah tersebut, masih akan dikompilasi dengan suara buruh mgran yang memilih melalui pos dan drop box yang kenaikannya juga signifikan.
Dari siaran pers yang diterima KBR, Migrant Care memberi apresiasi kepada PPLN Singapura dan KBRI Singapura yang berhasil menyelenggarakan pemungutan suara Pilpres 2014 dengan sistem pendataan barcode. Hal ini mempermudah sistem pemungutan suara dalam jumlah yang massif dan mempercepat proses rekapitulasi suara.