Surat Suara Kurang, Mahasiswa dan Pasien di RS Hasan Sadikin Gagal Nyoblos

KBR, Bandung - Ratusan mahasiswa kedokteran dari berbagai tingkatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Jawa Barat, tidak bisa mencoblos pada Pilpres hari ini (9/7). Pemicunya adalah kekurangan surat suara di tempat pemungutan suara (TPS) khusus yang didirikan oleh mahasiswa kedokteran.

Menurut panitia TPS khusus mahasiswa kedokteran RSHS, Annisa Lidra Maribeth, surat suara yang ada sebanyak 400 lembar tetapi sisa pemilih mencapai 300 orang.

"Enggak tahu di luar juga banyak banyak banget. Jadi kita tidak bisa memfasilitasi karena tidak ada penambahan surat suara dari KPU. Jadi kita juga mendapatkan sisa-sisa surat suara dari TPS sekitar. Ya surat suaranya juga terbatas sisanya gitu,” ujar Annisa Lidra Maribeth.

Annisa Lidra Maribeth mengaku, sekarang ini puluhan orang panitia dari TPS khusus sedang berupaya mencari surat suara tambahan. Ia menyebutkan, pihaknya terpaksa mendirikan TPS khusus bagi mahasiswa kedokteran yang sedang melakukan studi di RS Hasan Sadikin, karena tiga TPS  yang ada hanya melayani pemilih yang tercantum dalam DPT.

Sementara, separuh lebih pemilih di Rumah Sakit Hasan Sadikin dari 2.500 orang penghuninya dinyatakan golput. Itu disebabkan kurangnya surat suara di tiga tempat pemungutan suara (TPS) di rumah sakit yang bertanggung jawab ke Kementerian Kesehatan.

Menurut Koordinator Ketua Panitia Pemungutan Suara RS Hasan Sadikin, Budi Rahadian, jatah surat suara yang diberikan oleh penyelenggara pemilu yaitu 800 lembar.

"Ya total  total sekitar 800-an lah surat suara harus mengcover 2.500 orang pemilih di Rumah Sakit Hasan Sadikin," ujarnya di RS Hasan Sadikin, jalan Pasteur, Bandung (9/7).

Budi Rahadian mengatakan, golput yang paling telak jumlahnya yaitu dari pasien dan penunggu pasien. Budi memperkirakan hampir 1.400 orang terpaksa menjadi golput akibat kekurangan logistik berupa surat suara.

Selain pasien dan penunggu pasien, puluhan petugas keamanan dan pengunjung RS Hasan Sadikin mengalami nasib serupa yaitu golput karena kurangnya surat suara dan dihilangkannya TPS keliling oleh Komisi Pemilihan Umum.

Editor: Anto Sidharta