KBR, Jakarta - Kepolisian Indonesia didesak menginvestigasi semua hasil hitung cepat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.
Tujuh puluh tujuh ilmuan dari Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Institut Pertanian Bogor dan dua Universitas Negeri lainnya memastikan sebagian dari hasil hitung cepat lembaga survey tersebut salah.
Mewakili puluhan ilmuwan, Pakar Komunikasi Politik Ade Armando mengatakan jika ilmu statistik diterapkan dengan benar, tidak akan ada perbedaan hasil survey.
"Yang delapan (lembaga survey) mengatakan bahwa yang menang pilpres adalah Jokowi, yang empat menang Prabowo. Ada, kalau betul, dan saya yakin itu betul ada orang yang dengan sengaja menghasilkan hitung cepat dengan cara yang tidak benar,” kata Ade.
“Artinya licik, artinya bohong maka ada persoalan besar dengan Indonesia saat ini. Karena itu imbauannya adalah diusut tuntas.”
Ade Armando juga mendesak Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk meminta metodologi hitung cepat yang dilakukan semua lembaga survey dalam Pilpres 2014. Menurut mereka, analisa KPU terhadap hitung cepat lembaga survey tersebut bisa menjelaskan kebenaran survey.
Sebelumnya hasil hitung cepat Lembaga Survey Indonesia (LSI), RRI, dan Litbang Kompas menyatakan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla menang dalam Pilpres 2014. Sementara Jaringan Survey Indonesia (JSI), Indonesian Risert Centre (IRC) dan Lembaga Survey Nasional (LSN) menyatakan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebagai pemenangnya.
Editor: Antonius Eko