Bagikan:

Puluhan Ilmuwan Desak Polisi Investigasi Hasil Hitung Cepat Pilpres

Kepolisian Indonesia didesak menginvestigasi semua hasil hitung cepat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.

BERITA

Selasa, 15 Jul 2014 13:14 WIB

Author

Abu Pane

Puluhan Ilmuwan Desak Polisi Investigasi Hasil Hitung Cepat Pilpres

pilpres, KPU

KBR, Jakarta - Kepolisian Indonesia didesak menginvestigasi semua hasil hitung cepat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. 


Tujuh puluh tujuh ilmuan  dari Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Institut Pertanian Bogor dan dua Universitas Negeri lainnya memastikan sebagian dari hasil hitung cepat lembaga survey tersebut salah. 


Mewakili puluhan ilmuwan, Pakar Komunikasi Politik  Ade Armando mengatakan jika ilmu statistik diterapkan dengan benar,  tidak akan ada perbedaan hasil survey.


"Yang delapan (lembaga survey) mengatakan bahwa yang menang pilpres adalah Jokowi, yang empat menang Prabowo. Ada, kalau betul, dan saya yakin itu betul ada orang yang dengan sengaja menghasilkan hitung cepat dengan cara yang tidak benar,” kata Ade. 


“Artinya licik, artinya bohong maka ada persoalan besar dengan Indonesia saat ini. Karena itu imbauannya adalah diusut tuntas.” 


Ade Armando juga mendesak Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk meminta metodologi hitung cepat yang dilakukan semua lembaga survey dalam Pilpres 2014. Menurut mereka, analisa KPU terhadap hitung cepat lembaga survey tersebut bisa menjelaskan kebenaran survey. 


Sebelumnya hasil hitung cepat Lembaga Survey Indonesia (LSI), RRI, dan Litbang Kompas menyatakan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla menang dalam Pilpres 2014. Sementara Jaringan Survey Indonesia (JSI), Indonesian Risert Centre (IRC) dan Lembaga Survey Nasional (LSN) menyatakan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebagai pemenangnya.


Editor: Antonius Eko 


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending