Bagikan:

Pius Lustrilanang, Petinggi Gerindra Pertama yang Akui Keunggulan Jokowi-JK

Tulisan diunggah di catatan Facebook hari ini.

BERITA

Kamis, 17 Jul 2014 13:07 WIB

Pius Lustrilanang, Petinggi Gerindra Pertama yang Akui Keunggulan Jokowi-JK

Pius Lustrilanang, Prabowo, Gerindra, Jokowi

KBR, Jakarta – Hasil real count versi Komisi Pemilihan Umum (KPU) baru akan keluar tanggal 22 Juli mendatang. Namun data hasil real count yang direkapitulasi oleh KawalPemilu.org sampai siang ini masih menunjukkan keunggulan pasangan capres cawapres Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebesar 52.82%, dengan jumlah TPS yang sudah diproses sebanyak 99.47%. Sementara itu pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa memperoleh 48.11% suara. 


Hasil inilah yang ditanggapi oleh Ketua Bidang Pendayagunaan Aparatur Partai Gerindra Pius Lustrilanang untuk mengakui kalau penghitungan tersebut tidak jauh beda dengan hasil yang ada di website resmi KPU. 


(Baca juga: Rahasia Wiranto-Prabowo


Pius menulis di catatan Facebook soal ini dengan judul “Beroposisi Sama Terhormatnya dengan Memerintah” yang diunggah tadi pagi, Kamis (17/7). 


“Siapapun presidennya, yang menang adalah demokrasi yang telah kita pilih dan perjuangkan. Demokrasi adalah alat sekaligus tujuan. Keyakinan saya terhadap demokrasi tidak akan pernah berubah,” tulis Pius di Facebook. 


Dalam tulisannya, Pius mengaku berharap kalau sistem demokrasi Indonesia akan semakin matang dan mendatangkan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia. “Semoga rakyat tidak perlu menyaksikan acrobat politik dagang sapi. Untuk harapan yang terakhir, saya agak pesimis.”


Pius Lustrilanang terpilih menjadi anggota DPR RI untuk periode 2014-2019 dari Partai Gerindra. Ia berasal dari Dapil Nusa Tenggara Timur I dengan nomor urut 1 saat di Pemilu Legislatif 9 April 2014 lalu. Pius adalah bekas aktivis yang pernah diculik oleh Tim Mawar Kopasssus yang berada di bawah kendali Prabowo Subianto. Menurut Pius, Prabowo sudah meminta maaf kepada Pius. Pius juga menganggap Prabowo tidak bersalah. 


(Baca: Korban Penculikan Bantah Keterangan Prabowo


Berikut catatan lengkap Pius Lustrilanang seperti diambil dari catatan Facebook-nya. 


BEROPOSISI SAMA TERHORMATNYA DENGAN MEMERINTAH


Dengan selesainya pleno rekapitulasi suara di tingkat kecamatan (15/7/2014) dan dimulainya rekapitulasi di tingkat Kabupaten sejak (16/7/2014), pemenang pilpres sudah diketahui publik. Saya mencoba menghitung data DB1 yang sudah di-upload di Website KPU, ternyata hasilnya tidak jauh beda dengan hasil yang ditayangkan di situs www.kawalpemilu.org. 


Salam hormat saya buat siapapun yang sudah mendedikasikan dirinya buat mengawal pemilu sehingga berjalan jujur dan adil. Siapapun presidennya, yang menang adalah demokrasi yang telah kita pilih dan perjuangkan. Demokrasi adalah alat sekaligus tujuan. Keyakinan saya terhadap demokrasi tidak akan pernah berubah.


Saya berharap sistem demokrasi kita semakin matang. Semoga demokrasi bisa mendatangkan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia. Mari kita rajut lagi persatuan dan kesatuan bangsa. Semoga rakyat tidak perlu menyaksikan akrobat politik dagang sapi. Untuk harapan yang terakhir, saya agak pesimis.


(Baca: Capres Prabowo Menang di Bogor


Hormat selanjutnya saya berikan buat partai yang lapang dada menerima kekalahan dan siap beroposisi. Oposisi bagi mereka yang kalah, adalah sikap yang sama terhormatnya dengan kesiapan memerintah bagi yang menang. Apapun pilihan yang diambil akan menentukan peta politik Indonesia ke depan. 


Semoga elit parpol bisa melihat kepentingan politik jangka panjang, bukan sekedar keinginan untuk berkuasa. Demokrasi memerlukan juga check and ballance. Ke depan, saya ramalkan hanya akan ada dua kekuatan politik besar: dua koalisi besar partai. Sebuah proses penyederhanaan parpol secara alamiah.


(Baca: Hasil KPU Surakarta:Jokowi-JK peroleh 84,3 Persen, Prabowo-Hatta 15,7 Persen


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending