KBR, Bandung - Ribuan penghuni Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung terancam tidak bisa menyoblos pada pemilihan presiden 9 Juli besok. Itu disebabkan tiga tempat pemungutan suara (TPS) yang ada dirumah sakit itu difungsikan untuk melayani pemilih berdasarkan daftar pemilih tetap (DPT).
Menurut Koordinator Ketua Panitia Pemungutan Suara RSHS, Budi Rahadian, berdasarkan keterangan penyelenggara pemilu setempat, penghuni rumah sakit dikategorikan sebagai pemilih reguler.
"Karena kan orientasinya rumah sakit bersedia membuka TPS itu adalah untuk melayani pasien, bukan begitu ya? Jadi ada sesuatu yang memang dil uar kebiasaan," ujarnya saat ditemui di Ruangan Urusan Rumah Tangga RSHS, jalan Pasteur, Bandung (8/7).
Budi Rahadian mengatakan, nantinya jatah surat suara untuk penghuni RSHS yaitu 50 lembar di setiap TPS.
Meski diperkirakan oleh Budi, pada hari pemilihan besok sebanyak 2500 penghuni RSHS terdiri dari pasien, penunggu pasien, dokter, perawat, pegawai administratif dan mahasiswa kedokteran akan menggunakan hak pilihnya di tiga TPS tersebut.
RS Hasan Sadikin Bandung menyatakan setiap kali pemilu digelar tiga TPS yang ada selalu sukses mengakomodir hak pilih penghuninya dan warga setempat. Kejadian kekurangan logistik dimulai pada saat pemilu wali kota dan pemilu legislatif beberapa waktu lalu.
Editor: Antonius Eko