Bagikan:

KPID Jabar: Pilpres 2014 Ajang Penistaan Aturan Penyiaran

Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat menganggap pemilu presiden 2014 sebagai ajang penistaan aturan penyiaran. Lembaga penyiaran kerap kali melakukan dugaan pelanggaran dengan sengaja.

BERITA

Jumat, 11 Jul 2014 18:49 WIB

Author

Ari Nugraha

KPID Jabar:  Pilpres 2014 Ajang Penistaan Aturan Penyiaran

pilpres, KPU

KBR, Bandung - Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat menganggap pemilu presiden 2014 sebagai ajang penistaan aturan penyiaran. Lembaga penyiaran kerap kali melakukan dugaan pelanggaran dengan sengaja.


Menurut Komisioner Bidang Isi Siaran KPID Jawa Barat, Nursyawal,  pelanggaran sengaja dilakukan karena lembaga penyiaran tersebut mendukung salah satu pasangan calon presiden. 


"Hanya televisi lokal itu lebih sedikit program beritanya maka kecenderungan tadi nampaknya tidak terlalu masif. Tapi kalau dianggap kecenderungan berpihak, ada juga di hampir seluruh televisi lokal Jawa Barat. Tidak hanya televisi Jakarta," ujarnya di kantor KPID Jawa Barat, jalan Malabar, Bandung (11/7).


Nursyawal mengatakan, dua televisi berita Jakarta yang siarannya tertangkap di Jawa Barat memiliki rekam jejak buruk dalam penayangan isi berita politik selama pra kampanye, masa kampanye dan masa tenang kampanye.


Nursyawal menyebutkan dua televisi berita di Jakarta itu telah diberikan sanksi teguran oleh KPI akibat terus berulah dengan menayangkan isi berita politik yang didominasi oleh salah satu pasangan calon presiden.


Pelanggaran terakhir yang ditemukan pada masa tenang oleh KPID Jawa Barat yaitu adanya tayangan iklan pencak silat dengan berlatar narasi dari salah seorang calon presiden di berbagai televisi dalam satu perusahaan. Selain itu ada juga iklan sabun cuci pakaian yang menunjukan nomer urut. 


Editor: Antonius Eko 


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending