KBR - Dalam perbincangan "Agama dan Masyarakat " KBR dan TV Tempo, Rabu (23/7) malam itu, petikan gitar mengiringi lagu-lagu dibawakan.
Semua gerakku, karena gerak-Mu, Allah, Allah
Hanya gerak-Mu, sungguh gerak-Mu getarkan aku
Kenali diri, kenal Ilahi
Hasbunallah wa ni’mal wakil, ni’mal maulaa wani’mannashiir
Adalah Candra Malik, pelaku sufi yang gemar menyanyi, mengajak kita sekali lagi berbicara cinta. Bagi Candra, cinta adalah tujuan setiap agama. "Tujuan Islam, tujuan agama apapun sebenarnya, itu menjadi rahmatan lil alamin, kebaikan untuk seluruh alam," kata Candra dalam Program Agama dan Masyarakat KBR dan TV Tempo.
Candra bercerita, "Allah itu kan rabbul alamin, Tuhan alam semesta. Jadi Allah bukan Tuhan orang Islam saja. Muhammad itu rasul Allah, bukan rasul orang Islam saja. Itu artinya Islam agama yang rahmatan lil alamin, anugerah bagi alam semesta, bukan hanya anugerah buat mukminin atau muslimin."
Namun kebesaran itu berubah seiring dengan kelompok agama yang gemar mengeksklusifkan diri. Mereka mulai mengkotak-kotakkan Allah dan Nabi Muhammad sebagai hanya milik muslim. Candra mengatakan hal ini sudah diramalkan Nabi Muhammad sebagai tanda goyahnya Islam.
Di samping itu, sikap eksklusif yang diiringi aksi tertentu tak jarang bertentangan dengan semangat cinta. "Seringkali kita menyebut-nyebut nama Allah, mengatasnamakan perbuatan kita atas nama Allah, tapi kita bawa pentungan, pemaksaan kehendak, dan kekerasan. Padahal sangat jelas ayatnya dan sangat terkenal, bismillahirrahmanirrahim, dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang," jelas Candra.
Candra menambahkan, "Seharusnya ketika kita menyebut nama Allah, kita membawa cinta atau kasih sayang."
Sikap yang berbeda muncul dari pendekatan berbeda. Kata Candra Tuhan bisa didekati dari dua pintu: hukum dan cinta.
"Ketika kita lewat pintu hukum," kata Candra, "kita akan berhadap-hadapan dengan banyak sekali dalil yang sepintas lalu terasa sangat kaku dan keras. Seolah-olah tidak boleh berbuat apa-apa karena ancamannya neraka dan dosa."
Pendekatan itulah yang kata Candra membuat kelompok agama jadi gemar menghakimi. "Itulah yang terjadi hari ini, betapa cepat seseorang mengadili orang lain, bahkan bertindak melebihi Tuhan dan melebihi agama. Si A ini kafir, si B ini sesat, si C ini neraka, dan sebagainya. Padahal pengadilan Allah kan masih nanti," jelasnya.
Sementara kata Candra pintu cinta menawarkan hal sebaliknya.
"Pintu cinta berhadapan dengan ampunan. Dengan rahman dan rahim Allah. Banyak sekali maaf di situ. Salah satu ciri orang yang sudah diampuni Allah adalah orang yang tidak berat meminta maaf dan ringan memaafkan," jelasnnya. Karena itu Candra lebih tertarik dengan pintu kedua.
Istilah Candra, “Cinta itu dibunuh berkali-kali tidak akan pernah mati. Cinta memiliki energi hidup, energi terbarukan di mana kita selalu bisa berharap.”
Lalu bagaimana menghidupkan cinta di antara orang-orang penuh kebencian? Candra percaya dengan cara kemanusiaan. “Silaturahmi menjadi sangat penting, pendekatan antarmanusia menjadi sangat penting ketika keadaan sudah sangat gelap gulita. Cahaya yang abadi adalah senyum,” jelasnya.
Bicara cinta, Hari Raya Idul Fitiri yang sedang mendekat adalah waktu yang tepat untuk melakukannya. Resapi cinta, untuk kemudian ditularkan kepada siapa saja. Seperti yang dinyanyikan Candra dalam lagunya Samudera Debu.
Siang dan malam silih berganti
Cinta memberi tanpa diminta
Pagi dan petang, pergi dan datang
Rindu menjaga tiada jeda dan lena
Menyebarkan Cinta
Di dunia yang semakin gila
Di tengah para pendusta
Yang penuh dengan angkara
Editor: Fuad Bakhtiar
Kidung Sufi Cinta
Dalam perbincangan "Agama dan Masyarakat " KBR dan TV Tempo, Rabu (23/7) malam itu, petikan gitar mengiringi lagu-lagu dibawakan.

BERITA
Kamis, 24 Jul 2014 12:38 WIB


kidung sufi cinta, chandra malik
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai