KBR, Jakarta – Sebagai CEO, Emirsyah Satar ingin membawa Garuda Indonesia terbang tinggi. Visi yang dia pegang teguh sekarang adalah menjadikan Garuda sebagai salah satu airlines terbuka.
Dengan apa yang sudah dilakukan sejauh ini, Garuda Indonesia didapuk sebagai The World Best Economic Class Airlines dari Sky Track pada 2013. Dengan kondisi Indonesia sebagai kepulauan terbesar, dengan ekonomi yang terus tumbuh dan daya beli masyarakat yang meningkat, Emir yakin Garuda akan tumbuh besar.
Apa lagi yang disiapkan Emirsyah Satar untuk Garuda?
Garuda sebagai suatu penerbangan yang membawa citra Indonesia. Dalam periode kepemimpinan Anda apa yang sebetulnya visi untuk korporasi ini?
“Alhamdulillah sampai saat ini apa yang kita lakukan itu diapresiasi oleh masyarakat, khususnya masyarakat internasional. Kita pun mendapat penghargaan, tahun lalu 2013 dari Sky Track kita mendapatkan The World Best Economic Class Airlines. Jadi ekonomi kelas kita itu yang terbaik dibandingkan semua airlines. Jadi apa yang sudah kita lakukan selama ini sudah diapresiasi oleh penumpang dan lain-lain sehingga ini juga membangkitkan kita, istilahnya kalau kita mau kita bisa.”
“Oleh sebab ini ke depan kita launched yang namanya “Quantum Leap” yang pertama kita memperkuat posisi kita di domestik dan kita tetap di premium full service, kedua potensi internasional kita kembangkan. Karena Indonesia akan berkembang dan kalau yang pertama tadi kita punya MP3EI sehingga kita bisa menghubungkan itu koridor-koridor ekonomi. Kedua, Indonesia sekarang di G-20 diprediksi akan mencapai ekonomi nomor tujuh sehingga akan kuat arus bukan hanya penumpang tapi barang dan lain-lain akan naik. Ketiga kita sadar bahwa dengan berkembangnya pasar sehingga ada yang premium passengers dan ada yang budget passengers.”
“Budget passengers ini kebanyakan naik LCC sehingga kita launch yang namanya Citilink, airlines yang terpisah. Keempat ke depan pesawat kita akan kita remajakan, jadi target kita umur rata-rata pesawat 5-6 tahun. Kelima adalah branding kita, Garuda branding di domestik sudah kuat tapi di internasional tidak sekuat di domestik. Bagaimana kita meningkatkan branding ke depan salah satunya kita kerja sama dengan Liverpool sebagai official airlines.”
Kenapa pilihannya itu?
“Kalau kita mau meningkatkan branding bisa saja kita lakukan dengan maskapai Timur Tengah. Tapi itu kalau modal kita kuat, kalau mereka itu beli stadion bola di Inggris dinamakan brand-nya sehingga orang tahu. Tapi kalau kita permodalannya terbatas sehingga kita ada cara-cara bagaimana meningkatkan brand kita ini salah satunya adalah Liverpool. Kita lihat Premier League kalau dibandingkan liga-liga lain di Eropa adalah liga yang paling sering dilihat oleh orang. Lalu kita lihat tim sepakbola di Premier League mana yang fans besar dan di seluruh dunia itu adalah Liverpool.”
Seberapa kuat itu meningkatkan publisitas?
“Mereka baru tanda tangan waktu di media dia tidak pakai Standard Chartered sudah pakai Garuda. Karena kalau Standard Chartered itu hanya untuk pertandingan, tapi kalau di luar pertandingan mereka pakai Garuda. Memang tidak sekuat kalau di pertandingan tetapi mereka itu sudah kontrak dan belum habis ya sementara kita pakai itu dulu. Berikutnya yang nomor enam adalah kita mesti meyakinkan ke depan struktur biaya kita kompetitif, jadi kita harus efisien dan efektif. Ketujuh adalah SDM yang kita perlu adalah jumlah yang tepat dengan kualitas yang tepat. Setiap tahun kita targetkan produktivitas kita meningkat hampir 8 persen rata-rata. Tapi sampai saat inipun Garuda sudah nomor delapan.”
Melihat perkembangannya begini Anda jadi betah di Garuda?
“Tidaklah... kita semua ini ada masa bakti ya kita harus regenerasi.”
Selama di Garuda ini kemudian bisa menjadi sesuatu yang baru menurut Anda ini tantangan termasuk menemukan solusi masalah ya?
“Saya di Garuda selama di manajemen ini adalah pertama kita berhasil membuat Garuda ini perusahaan publik. Waktu itu banyak teman saya ragu-ragu bahwa kita bisa membawa perusahaan ini untuk go public. Kedua adalah kita berhasil masuk di yang namanya Sky Team, ada 20 airlines termasuk Garuda dan 19 airlines lainnya adalah airlines berkualitas. Saya selalu mengatakan bahwa di Garuda ini tidak ada yang namanya superman, supergroup. Kita kerja harus berdasarkan yang namanya one team, one spirit, one goal. Ini terus kita lakukan dan saya bilang bahwa kita ciptakan yang namanya leader di semua level sehingga sama-sama kita membawa Garuda menjadi salah satu maskapai terbaik di dunia.”
Semua CEO punya visi, gagasan ke depan tapi persoalannya kadang-kadang gagasan cenderung abstrak. Bagaimana itu disampaikan ke bawah?
“Oleh sebab itu waktu kita buat strategic plan kan kita tahu mau kemana kita, kita buat langkah-langkahnya. Tapi yang penting adalah harus ada tahapannya, realistis, dan yang penting harus konsisten. Dalam arti kata kalau kita mau ke sini ya sudah kita mesti konsisten dan jangan sampai melenceng, kadang-kadang kita mau jalan ke sana tapi tiba-tiba ada sesuatu yang menarik. Kalau kita tidak disiplin dalam mengeksekusi rencana itu kita akan melenceng. Padahal kita lupa kalau kita melenceng sedikit energinya habis banyak dan untuk kembali lagi akan sulit.”