KBR, Jakarta - Badan Pengawas Pemilu akan memeriksa pemilihan melalui pos dan drop box di Malaysia dan Arab Saudi pada Selasa (15/7) malam.
Anggota Bawaslu Nelson Simanjuntak mengatakan, Bawaslu sudah meminta pengawas pemilu di 29 perwakilan di luar negeri untuk berkumpul. Bawaslu mengakui proses pemilihan melalui dua jalur itu rentan kecurangan.
"Sekarang tinggal kalau ada bukti-bukti yang mengatakan bahwa itu dilakukan manipulasi maka harus dilakukan pengecekan kembali terhadap sejauh mana proses manipulasi itu terjadi,” kata Nelson.
“Belum ada saksi melaporkan bukti. Maka, kami memanggil pengawas pemilu di luar negeri untuk mendapat informasi sejauh mana proses pemungutan suara, terutama yang drop box,” tambahnya.
Sebelumnya, saksi Jokowi-Jusuf Kalla di Kedutaan Besar Indonesia di Malaysia, Indah Ernawati mengajukan keberatan terhadap penghitungan suara. Ia mengaku keberatan dengan kejanggalan pencoblosan melalui drop box.
Di salah satu kawasan di Selangor, seluruh surat suara tercoblos untuk calon presiden Prabowo Subianto. PDI-P juga mengaku keberatan dengan mekanisme drop box dan pos di Arab Saudi.
Laman www.ppln.kbrkl.org menyebutkan, calon presiden Joko Widodo menang disebagian besar TPS. Namun, secara keseluruhan Jokowi hanya mendapat 8 ribuan suara dan Prabowo 43 ribu suara.
Pemantau pemilu Malaysia dari Migrant Care, Siti Badriah, menambahkan, dari 420 ribu pemilih, lebih separuh dilayani melalui sistem pos yang rawan kecurangan.
Editor: Antonius Eko