KBR, Kupang - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Nusa Tenggara Timur (NTT) memperingatkan kemungkinan adanya manipulasi atau kecurangan di Pilpres melalui mekanisme pembagian formulir C6 atau undangan memilih.
Menurut Ketua Bawaslu NTT Nelce Ringu, manipulasi tidak hanya terjadi pada hari H atau penghitungan suara, tetapi bisa dimulai dari pembangian formulir C6. Ia mengatakan, formulir c6 yang tidak dibagi ke pemilih bisa digunakan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) untuk menyoblos figur yang dijagokannya.
"Masyarakat harus benar-benar mengantisipasi pembagian C6 ini, undangan kepada pemilih untuk memilih. Sebaiknya masyarakat yang berhak mendapatkan C6 ini harus benar-benar mendapatkan c6nya. Karena apa sesungguhnya permainan manipulasi itu bisa terjadi mulai dari C6," kata Ketua Bawaslu NTT Nelce Ringu, di Kupang, Kamis (3/7).
Nelce menambahkan, Bawaslu NTT telah merekrut 12 ribu relawan pemantau pemilu presiden. Mereka, kata dia, akan mengawasi pelaksanaan pilpres di 21 kabupaten/kota.
Para relawan ini, lanjut Nelce, sudah mulai bekerja sejak pendistribusian logistik pemilu. Setiap TPS akan diawasi pengawas pemilu lapangan (PPL) dan dibantu relawan. Jumlah TPS yang diawasi mereka sebanyak 9.605 TPS.
Editor: Anto Sidharta
Awasi Kecurangan Pilpres saat Pembagian Formulis C6
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Nusa Tenggara Timur (NTT) memperingatkan kemungkinan adanya manipulasi atau kecurangan di Pilpres melalui mekanisme pembagian formulir C6 atau undangan memilih.

BERITA
Kamis, 03 Jul 2014 11:23 WIB


Kecurangan Pilpres, Formulis C6
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai