Bagikan:

STOP, Beri Anak Jalanan Uang!

Lihat anak pengamen terus merasa iba dan langsung ngasih uang? Yahukah kamu, kalau tindakan kita seperti itu salah banget. Kehidupan jalanan itu tidak bagus buat anak-anak. memberi mereka uang hanya membuat mereka betah saja berada di jalanan.

Kamis, 18 Jul 2013 13:34 WIB

Author

Teen Voice

STOP, Beri Anak Jalanan Uang!

Anak Jalanan, Gerakan Stop Beri Anak Jalanan Uang

KBR68H-Sedih, enggak tega dan ingin sekali membantu. Pasti itu deh yang ada di pikiran sobat teen kalau melihat anak-anak kecil mengamen di perempatan jalan, bis kota atau di tempat-tempat lain. Tapi tahukah kamu, kalau ternyata bantuan yang kita kasih itu justru malah makin menjerumuskan mereka dalam kehidupan enggak aman. Lalu, bagaimana ya caranya agar bisa membantu tapi tidak membuat teman-teman kita itu supaya tidak terus berada di jalanan? Simak yuk di Cerita Kita yang disusun sama Kak Ika Manan.


Pasti sobat teen sudah tidak asing lagi melihat dan mendengar keberadaan para pengamen cilik ini.


Di Jakarta, seperti kebanyakan kota lain di Indonesia, anak jalanan ini mudah sekali ditemukan. Di persimpangan jalan, setiap lampu merah, anak jalanan terlihat gesit keluar masuk bis atau angkutan kota.  Menyanyi satu dua lagu, lalu meminta imbalan uang receh kepada penumpang.


Tidak ada yang memilih jadi anak jalanan Sobat Teen. Siapa sih yang senang hidup di jalanan, tapi keadaan ekonomi membuat teman-teman kita ini harus merelakan waktu bermainnya untuk cari duit di jalan. Seperti Hendra ini.


“Sebenarnya sih mendingan di rumah, sekolah gitu, mendingan mah. Kan dulu waktu sekolah masih bayar mah kan Hendra nggak punya biayanya, makanya Hendra di jalan. Hendra mau sendiri, soalnya mau bantuin beli susu adik sama bantuin orangtua sehari-hari,” tutur Hendra pada Teen Voice


Nasib Nurul juga sama seperti Hendra.


“Nurul usianya berapa? 12 tahun. Masih sekolah? Enggak. Berhenti kelas berapa? Satu. Enak nggak enaknya sih di jalan. Kalau di jalan tuh bisa bebas, bisa sama teman-teman kesana kemari. Tapi nggak enaknya tuh aku tuh pengen sekolah, pengen punya masa depan, buat membahagiakan orangtua juga,” cerita Nurul saat Teen Voica tanya kenapa jadi pengamen.


Jalanan, sebenarnya bukan tempat yang baik buat Hendra dan Nurul dan anak-anak jalanan lainnya. Jalanan hanya akan membuat masa depan mereka buram. Selain itu, banyak tindakan kejahatan yang mengintai mereka. Itu yang dibilang sama Kak Ikhsan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia.


Kita tahu di jalanan bisa memicu penyimpangan perilaku, bisa di-sodomi, pelecehan seksual dan lain-lain. Lalu kesehatan mereka terganggu, karena udara, cuaca dan lain sebagainya. Dan itu bisa menggiring mereka menjadi pelaku kriminal,” kata kak Ikhsan.


Tahukah kamu sobat teen, bisa jadi kita juga yang menyebabkan mereka ada di jalanan. Enggak percaya? Coba deh, kita seringkali memberi mereka uang saat mereka mengamenkan? Entah dengan alasan kasihan atau dengan alasan ingin sedekah. Kata Kak Ikhsan, uang yang kita kasih itulah yang membuat mereka betah di jalanan.


“Dion, biasanya sehari dapat berapa sih? Kalau misalnya dari siang sampai jam enam (sore) paling bisa Rp 50 ribu,” kata Dion.


Tuh kan bener. Dion saja dalam sehari bisa menghasilkan 50 ribu rupiah. Pantesan aja Dion betah mengamen. 


Terus, kita harus gimana ya buat menolong mereka?


Aktivis pecinta anak, Kak Seto punya usul jitu nih.


“Para penyumbang juga bisa menyalurkan rasa sosialnya dengan menyumbang melalui saluran yang sudah ditetapkan tadi dan jumlahnya bisa lebih banyak,” usul kak Seto.


Jadi, bagaimana sobat teen? Mau membantu anak jalanan agar mereka  dapat kehidupan yang lebih baikkan? 


Yuk, bantu lah mereka dengan cara tidak memberikan lagi uang pada mereka di jalanan. Sampaikan saja bantuan sobat teen, berapapun besarnya ke lembaga-lembaga sosial. Bisa juga nih ke www.bebasdarijalan.com. Sedikit dari kita, banyak artinya buat mereka.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending