Bagikan:

Salah Urus Kebun Binatang

Siapa yang belum pernah berekreasi ke Kebun Binatang? Mungkin hampir semua kita sudah pernah mendatangi tempat rekreasi tersebut. Tapi bagaimana dengan keadaan satwa yang berada di kebun binatang.

BERITA

Kamis, 11 Jul 2013 19:15 WIB

Author

Sasmito

Salah Urus Kebun Binatang

kebun binatang, satwa, mati

KBR68H- Siapa yang belum pernah berekreasi ke kebun binatang? Mungkin hampir semua kita sudah pernah mendatangi tempat rekreasi tersebut. Tapi bagaimana dengan keadaan satwa yang berada di Kebun Binatang. Ternyata, banyak koleksi satwa dari berbagai binatang Indonesia tidak terawat dengan baik, kurus, sampai dibiarkan mati. Buruknya pelayanan kebun binatang terhadap satwa, salah satunya terjadi di Kebun Binatang Surabaya. Sepanjang tahun  2011, tercatat 250 satwa mati. Kondisi tersebut terus berlanjut pada tahun-tahun berikutnya, setidaknya 135 satwa meregang nyawa karena salah urus.

Aktivis Jakarta Aid Network (JAAN) Femke Haas menuturkan buruknya pelayanan satwa Kebun Binatang hampir terjadi di seluruh kebun binatang Indonesia. Menurutnya, meski Indonesia sudah memiliki aturan standar minimal pelayanan kebun binatang yang bagus. Salah satunya yaitu pedoman etika dan kesejahteraan satwa di lembaga konservasi yang dibuat pemerintah tahun 2011. Tapi aturan tersebut ternyata tidak berjalan sama sekali di lapangan.

“Kita sebenarnya sudah memiliki aturan yang cukup bagus mengenai standart minimal kesejahteraan satwa di lembaga konservasi. Hanya saja pelaksanaan di lapangan masih jauh dari aturan tadi. Seperti saat kita lihat di Bukit Tinggi Zoo,Medan Zoo dan Banjar Negara Zoo satwa mereka dibiarkan dalam kandang yang sempit. Hal yang sangat basic sekali tidak diberikan oleh pengelola. Dan ini hampir terjadi di kebun binatang seluruh Indonesia.”ujar Feemke

Feemke menambahkan ketidakpatuhan pengelola kebun binatang dikarenakan kurangnya kontrol dari pemerintah terhadap aturan yang sudah dibuat. Menurutnya pemerintah selama 2 tahun terakhir hanya sibuk mensosialisasikan aturan tersebut. Tapi justru kedodoran pada penerapannya.

“Ini kan aturan sudah disosialisasikan ke pengelola Kebun Binatang. Tapi untuk member tekanan, ada tim dari pemerintah yang mengecek ini layak atau tidak. Ya itu yang belum dilakukan. Jadi dari pihak pengelola yang hanya sebagai bisnis, ya mereka terima saja sosialisasinya. Tapi penerapannya belum tentu.”kata Feemke

Menanggapi hal tersebut, pemerintah mengaku sudah mengeluarkan klasifikasi nilai terhadap masing-masing Kebun Binatang. Menurut Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati PHKA Kemenhut, Novianto Bambang, dengan sistem penilaian tersebut pengelola kebun binatang akan berlomba mendapatkan nilai yang bagus dari pemerintah.

“Sebenarnya semua lembaga konservasi atau kebun binatang harus menganut 6 standart yang ditetapkan pemerintah. Tapi semuanya sangat tergantung dengan pengelola masing-masing. Tapi sekarang sudah ada penilaian. Ini sudah kita mulai. Jadi kebun binatang yang nilainya B akan mengejar nilainya A. Jadi kita juga bisa klasifikasi mana yang perlu dibina dan mana yang tidak.”ucap Novianto Bambang berproses.

Bambang menuturkan, pihaknya nantinya akan memberikan waktu 3 tahun kepada pengelola yang memiliki nilai buruk untuk memperbaiki nilai mereka. Ia berharap dengan waktu yang longgar tersebut, pengelola kebun binatang cukup memiliki waktu untuk memperbaiki manajemen dan pelayanan terhadap satwa. Namun, Kata Bambang, pemerintah akan tegas mencabut bila dalam waktu yang ditentukan tersebut, tidak ada perubahan sama sekali di kebun binatang itu.

“Kalau dalam waktu 3 tahun setelah penilaian tidak berubah. Yan anti kita akan berikan sanksi administrative terlebih dahulu. Tapi kalau tidak berubah juga akan kita cabut ijin pengelolaannya. Beberapa sekarang sudah ada yang kita proses. Seperti Taman Rekreasi Pemkot Malang yang saat ini tengah kita proses karena mereka sudah tidak sanggup lagi.”jelas Bambang.


Editor: Suryawijayanti 











Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending