KBR68H, Jakarta - Proyek perbaikan jalan menjelang Lebaran di jalur Pantura sering dikeluhkan masyarakat. Tak hanya proyek yang dikerjakan menjelang Lebaran, kerusakan yang terjadi juga telah menjadi langganan. Hingga, sejumlah kalangan menilai, perbaikan jalan di Pantura jelang Lebaran, menjadi proyek “abadi” Kenapa setiap tahun jalur di Pantura harus selalu diperbaiki? Simak perbincangan penyiar KBR68H Novri Lifinus dan Sutami dengan Kementerian PU. Juru Bicara Kementerian Pekerjaan Umum, Danis Sumadilaga dalam program Sarapan Pagi
Jelang lebaran itu baru dikerjakan proyek perbaikan jalan Pantura ini?
Tugas Kementerian Pekerjaan Umum itu menyediakan prasarana apakah prasarana bersifat nasional seperti sumber daya air, jalan nasional. Khusus jalan nasional, Kementerian Pekerjaan Umum bertanggung jawab terhadap kurang lebih 38.000 kilometer jalan nasional. Ini setiap tahun setiap hari harus dilakukan pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, ada juga peningkatan, perbaikan, pelebaran, pembuatan jalan baru. Itu suatu siklus yang memang rutin dilakukan setiap tahun, diantaranya Pantura itu bagian dari jalan nasional tersebut, kurang lebih panjangnya 1.300 kilometer mulai dari Anyer sampai Banyuwangi.
Kenapa kalau di Pantura lebih seringnya bulan puasa?
Kementerian Pekerjaan Umum tidak pernah menyediakan dana alokasi untuk memperbaiki jalan mudik lebaran. Itu bagian dari siklus yang dikerjakan mulai dari Januari sampai Desember, jadi bukan menghadapi lebaran. Tapi dalam konteks lebaran kami menyadari, bahwa akan ada arus mudik yang sangat besar sehingga kami betul-betul misalnya ada proyek tidak semua harus dikerjakan untuk lebaran. Tapi agar seluruh jalan-jalan terutama yang merupakan jalur utama itu fungsional, bisa dilalui pemudik dengan baik.
Misalnya dalam satu semester itu berapa kali dilakukan perbaikan di sana?
Tidak dalam satu semester, dalam satu tahun itu misalnya ada yang hanya pemeliharaan rutin, ada yang cuma ditambal-tambal saja. Tapi misalnya di daerah Brebes, Pejagan, ada yang kami ganti dengan beton, daerah Pati kami tambah jalur baru. Yang baik-baik saja yag tidak diapa-apakan.
Jadi tidak mesti dalam jangka waktu tertentu semua sudah rapih begitu?
Karena misalnya yang pelebaran mungkin ada yang harus selesainya nanti bulang Oktober atau November. Tapi kami menjaga misalnya karena dalam konteks lebaran akan dilalui, kami jaga agar jalan tersebut berfungsi dengan baik.
Tapi bukankah bisa diprediksi kalau lebaran tahun ini kapan sehingga sebelumnya bisa diselesaikan semua. Bisa seperti itu?
Tidak mungkin. Kami punya waktu itu memang dari Januari-Februari kadang-kadang baru persiapan, kami bisa mulai bekerjanya katakanlah Maret atau April.
Karena anggaran baru cair?
Betul. Walaupun kami sudah mencoba mempercepat proses tender sejak November atau Desember. Efektif anggaran itu mulainya 1 Januari, namun karena ada proses lelang, administrasi yang harus kami penuhi kadang-kadang paling cepat kami bisa bekerja itu mulainya awal Maret.
Bukannya jelang mudik beban kendaraan bertambah banyak di jalan. Itu dipikirkan juga?
Kalau kita berbicara jalan ada kapasitas lalu lintasnya dan daya dukungnya. Lalu lintas jumlahnya sekarang di Pantura itu ada yang disebut Lalu lintas Harian Rata-rata Tahunan itu sekitar 30 ribu sampai 40 ribu kendaraan per hari. Dibandingkan dengan kapasitas ada yang disebut volum dibagi kapasitas rasio, rasionya itu sudah lebih besar dari satu. Artinya sudah jenuh, dalam keadaan normal pun Pantura sudah padat. Sederhananya dari Jakarta ke Cirebon secara teoritis itu mestinya 3 jam, sekarang 4-6 jam itu karena volumenya sudah jenuh. Kalau kerusakana itu masalah daya dukung berhubungan dengan masalah beban kendaraan.
Ini artinya harus ada pelebaran atau alternatif moda lain?
Betul sekali itu saya kira sesuatu yang cerdas sekali pendapat itu. Jadi memang pemerintah sedang mengusahakan, kalau pelebaran di jalan yang ada tidak mungkin. Pada kondisi saat ini Kementerian Pekerjaan Umum sedang berusaha mempercepat proses penyelesaian jalan tol antara Cikampek-Palimanan sepanjang 116 kilometer kalau kita berbicara moda alternatifnya jalan. Namun memang untuk melaksanakan 116 kilometer itu kita masih perlu waktu, mungkin paling cepat akhir 2014 atau awal 2015. Usaha lain dari pemerintah adalah double track kereta api sedang berusaha diselesaikan juga oleh Kementerian Perhubungan.
Untuk barang atau hanya penumpang?
Untuk penumpang dan barang. Sehingga diharapkan beban yang sudah sangat besar ini bahkan dalam konteks yang lebih besar misalnya kalau barang-barang dari Surabaya kita angkut pakai kapal laut supaya tidak membebani di jalan raya. Ini sebagai ilustrasi bahwa hampir 90 persen angkutan barang dan penumpang itu melalui moda transportasi darat, 85 persen memakai jalan.
Kalau melakukan perbaikan jalan dengan meningkatkan daya dukung atau kapasitas jalan itu tetap tidak menyelesaikan masalah?
Kalau beban ada yang disebut Muatan Sumbu Terberat 10 ton. Kami mencoba mengakomodir, diantaranya kami melakukan perbaikan secara bertahap dengan mengganti jalan beton, paling banyak 20-30 kilometer karena anggarannya terbatas. Sebagai ilustrasi membuat jalan beton itu kurang lebih Rp 15 miliar sampai Rp 20 miliar per kilometer tergantung kondisi tanah ataupun daerah-daerah sekitar itu. Karena memerlukan treatment juga tanah dasar di Pantura itu.
Kalau dilihat kekuatan jalan di Pantura itu bertahan sampai berapa lama?
Sekitar 10 tahun. Jadi secara desain rencana katakanlah dalam 5 tahun diharapkan itu yang melalui istilah teknisnya 45 juta ekuivalen standar eselon. Tapi kenyataannya evaluasi dari Direktorat Jenderal Bina Marga dalam 5 tahun terakhir sudah di atas 100 juta ekuivalen standar eselon.
Jadi dua kali lipat lebih ya?
Lebih dari segi beban maupun dari segi jumlah kendaraan. Itu ukuran yang memberikan gambaran berapa yang lewat berapa beban yang diterima oleh jalan, itu fakta data-data yang sangat teknis dan bisa dipertanggungjawabkan. Jadi saya ingin menekankan ada sisi supply dan demand, sisi supply adalah jalannya, sisi demand adalah angkutan. Mari kita melihatnya dalam dua konteks, sisi jalannya dan sisi demand, bagaimana angkutannya bagaimana muatannya, dan sebagainya.
Satu faktor lain yang sering kita dengar adalah kerusakan karena akibat banjir yang kerap merendam Pantura, benar begitu?
Ada beberapa titik sudah kita identifikasi yang memang punya potensi terhadap banjir. Tapi kita melakukan upaya-upaya perbaikan dengan cara meninggikan dan menambah saluran-saluran drainase. Memang gangguan itu bukan hanya terhadap jalan itu saja, dari samping seperti pertumbuhan-pertumbuhan sepanjang jalan, pasar tumpah, persimpangan. Sehingga makin menurunkan kapasitas dari Pantura, kalau kita di Pantura berhenti di setiap persimpangan, di setiap kecamatan terganggu oleh pasar tumpah. Ini memang memerlukan dukungan atau kerjasama dari kita semua.
Proyek perbaikan dan drainase ini sejalan atau terpisah?
Sejalan. Bagian dari program pekerjaan yang ada di Pantura, itu satu kesatuan. Karena memang ada pemanfaatan dari bahu jalan itu sulit kita lakukan karena ada pengguna-pengguna sepanjang jalan itu.
PU: Perbaikan Jalan di Pantura Bukan Karena Mudik Lebaran
KBR68H, Jakarta - Proyek perbaikan jalan menjelang Lebaran di jalur Pantura sering dikeluhkan masyarakat.

BERITA
Jumat, 26 Jul 2013 11:43 WIB


perbaikan jalan, pantura, mudik lebaran kementerian PU
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai