Bagikan:

Polisi: Tak Ada Peluru Pada Tubuh Remaja Arlince Tabuni

Kamis, 18 Jul 2013 12:14 WIB

Author

Katarina Lita

Polisi: Tak Ada Peluru Pada Tubuh Remaja Arlince Tabuni

Arlince Tabuni, Tewas, Tembak, Papua, proyektil

Saat konflik anak sangat rentan jadi korban.  Kita bisa melihat itu di Papua. Sobat Teen di pulau paling timur Indonesia ini sangat rentan jadi korban karena situasi keamanan yang tak terjamin. Kerap terjadi tembak menembak antara tentara dengan kelompok bersenjata, atau perang antar suku.

Kemarin seorang anak menjadi meninggal setelah terjadi tembak menembak antara polisi dengan kelompok bersenjata di Kampung Popome Distrik Tiom, Kabupaten Lanny Jaya. Namanya Arlince Tabuni, anak perempuan yang baru 12 tahun.

Hari polisi mengumumkan hasil otopsi yang menyatakan kalau mereka tak menemukan proyektil dalam tubuh Arlince. Pernyataan ini seolah membantah dugaan sebelumnya yang menyatakan Arlince meninggal karena menjadi korban penembakan. Juru bicara Polda Papua, I Gede Sumerta Jaya mengatakan polisi mengotopsi Arlince selama 1 jam dan tak menemukan proyektil. “(Apakah ada luka lain?) Nah itu yang kita belum tahu. Kalau ahli atau keterangan ahli menyatakan, pasti tidak akan menyatakan luka tembak, kalau tidak ada proyektil, tidak berani dia. Kalau tidak ada proyektil, pada umumnya ahli itu menjelaskan biasanya luka akibat benda tajam, kemudian kedalaman luka dan lebar luka itu biasanya. Belum tahu penyebabnya,” kata I Gede Sumerta Jaya.

Untuk mengusut kasus tersebut, polisi bersama dengan TNI telah menurunkan tim investigasi gabungan, yang dipimpin Direktur Reskrim Umum Polda Papua, Bambang Priyambada.

Tembak menembak polisi dan kelompok bersenjata yang dimpim Puron Wenda terjadi di Kampung Popome Distrik Tiom, Kabupaten Lanny Jaya. Kepolisian setempat mengklaim kelompok ini merupakan pelaku penyerangan Polsek Pirime pada November 2012 yang mengakibatkan 3 orang polisi tewas tertembak. (KBR68H)

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending