Bagikan:

Pintar dengan Kartu Jakarta Pintar

Pendidikan itu hak setiap anak. Namun, nayatanya pendidikan terasa mahal buat sebagian lagi. Pemerintah Jakarta punya solusinya.

Kamis, 18 Jul 2013 13:34 WIB

Author

Nurika Manan

Pintar dengan Kartu Jakarta Pintar

Pendidikan, Jokowi, Kartu Jakarta Pintar

KBR68H, Jakarta--Kebutuhan printhilan sekolah, meski kecil-kecil, nggak terasa ternyata itu juga memberatkan yah Sobat Teen. Seperti keperluan tas, sepatu, buku dan alat tulis lainnya. Bagi yang berkecukupan, pasti dengan mudah nodong ke orangtuanya, hehehe.. Tapi bagi yang tidak mampuu, duhhh, mesti putar otak, peras keringat lah. Nah sekarang, Pemprov Jakarta berupaya meringankan sedikit beban teman-teman kita ini
melalui program Kartu Jakarta Pintar. Kita simak saja yukkk di Cerita Kita yang disusun sama Kak Nurika Manan.


Sony, kini sedikit lega. Siswa kelas 3 SMA ini bisa memenuhi kebutuhan sekolahnya tanpa harus meminta kepada orang tua. Semua ini berkat Kartu Jakarta Pintar, sebuah program pemprov Jakarta untuk menunjang kebutuhan personal siswa sekolah yang berasal dari kalangan kurang mampu.

Sebagai siswa kelas 3 SMA, setiap bulan Sony memperoleh Rp 240 ribu. Uang itu digunakan Sony untuk membeli berbagai keperluan sekolah.
 
 “Senang sih, karena KJP ini kan dana bantuan dari pemerintah, terus kebutuhan sekolah jadi kebantu, jadi lebih ringan. Buat beli kebutuhan sekolah saja, kayak tas, buku dan yang lainnya. Kalau keperluan mendadak buat keluarga bakalan dipakai enggak? Haduh. Enggak kak, soalnya nggak berani. Kan dibilangnya buat kebutuhan sekolah aja,” kata Sony pada Teen Voice.

Selain siswa SMA seperti Sony, KJP juga memberikan bantuan bagi siswa SMP sebesar Rp 210 ribu per bulan. Sementara buat siswa SD, besarnya Rp 180 ribu per bulan.

Sobat Teen, bulan April lalu, Dinas Pendidikan Jakarta melakukan pembagian tahap pertama 80 ribuan Kartu Jakarta Pintar (KJP) kepada Sobat Teen mulai dari SD sampai SMA. KJP ini buat membayar kebutuhan personal siswa seperti seragam, sepatu, tas, transportasi atau tambahan gizi.

Ibu Maimun yang putrinya menerima KJP, juga merasakan manfaat bantuan ini untuk memenuhi keperluan sekolah anaknya.

“Buat kebutuhan sekolahnya dia, buat bekalnya dia. Ya keperluan seperti buku, seragam kan juga beli. Kalau misalnya ada kebutuhan sehari-hari yang terpaksa kurang, ibu bakal ngambil itu nggak? Ya janganlah, ntar kalau misalnya dia (anak) butuh apa-apa trus nggak ada, gimana,” kata bu Maimun.

Kata pemerintah DKI Jakarta, KJP ini dibagikan khusus buat siswa yang berasal dari keluarga sangat miskin, miskin, hampir miskin dan rentan miskin berdasarkan data Badan Pusat Statistik.

Hemm tapi kalau buat jajan boleh tidak sih?

“Paling kayak dipakai buat jajan aja. Biar kan nggak minta-minta lagi sama orangtua. Kalau keluarga kamu butuh untuk keperluan sehari-hari gimana? Kalau buat hal yang baik kenapa enggak,” kata Anis menjawab pertanyaan Teen Voice.

Itu kata Anis, penerima KJP lainnya. Hhmm.. boleh ngga sih sebenernya buat hal lain di luar keperluan sekolah?

Kalo Pak Lody Paat dari Koalisi Pendidikan memberi saran, untuk mengantisipasi penyalahgunaan bantuan, ada baiknya teknis pemberiannya dipikirkan kembali. Pemerintah juga diminta memperbaharui  data penerima KJP dulu. Jadi yang udah punya KJP trus mau dipake buat beli pulsa hp, pikir-pikir lagi deh. 

“Saya pikir kalau seperti itu harus dipikirkan kembali. Kalau mau, dilihat dulu saja sebenarnya kebutuhannya apa. Maksud saya begini, agar uangnya dapat dipakai untuk hal yang tepat maka harus diperhatikan. Misalnya, uang transport, dikasih kartu gratis untuk transport. Kalau untuk uang makan, mereka terdaftar di kafetaria sekolah lalu tinggal makan,” jawab pak Lody.

Bukan sekedar penggunaan dananya saja yang harus diawasi tapi juga para penerimanya. Masalahnya menurut sejumlah warga yang tergabung dalam Rekan Indonesia, pemerintah Jakarta dinilai kurang teliti dalam mendata penerima KJP.

"Kami datang kemari di sini untuk menyampaikan data-data warga yang sudah kami verifikasi dari organisasi kami yang memang betul-betul tidak mampu dan harus mendapatkan jaminan berupa KJP tadi, dan ternyata di sini kami baru mendapatkan informasi," ungkap pak Ridowi.

Pak Ahmad Ridowi, Ketua Koalisi Pimpinan Wilayah Jakarta Rekan Indonesia ini bilang juga kalau ada sekitar 500 Sobat Teen yang belum mendapatkan haknya. Wah, kok bisa?

Kalo gitu, pemerintah Jakarta mesti ekstra hati-hati ys Sobat Teen membagikan KJP ini. Pasalnya, Mei 2013 ini KJP harus sudah selesai dibagikan. Selain soal penerima, pemerintah juga harus benar-benar mengawasi penggunaannya. Supaya KJP ini dipake sesuai peruntukannya.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending