Bagikan:

PGRI Banyuwangi: Hanya Beberapa Guru Dilatih Kurikulum 2013

KBR68H, Jakarta - Hari ini, kegiatan belajar di Jabar dimulai sekaligus mulai diberlakukannya kurikulum 2013 mengantikan Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).

BERITA

Senin, 15 Jul 2013 11:33 WIB

Author

Doddy Rosadi

PGRI Banyuwangi: Hanya Beberapa Guru Dilatih Kurikulum 2013

kurikulum baru, guru, belum dilatih, banyuwangi

KBR68H, Jakarta - Hari ini, kegiatan belajar di Jabar dimulai sekaligus mulai diberlakukannya kurikulum 2013 mengantikan Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Ternyata, hal ini menimbulkan keresahan di kalangan pendidik. Beberapa keresahan yang terjadi di kalangan pendidik di antaranya pertama, karena ketidakpastian pelaksanaan kurikulum 2013 yang berubah-ubah. Bagaimana kesiapan guru hingga hari pertama penerapan kurikulum baru? Simak perbincangan penyiar KBR68H Irvan Imamsyah dan Agus Luqman dengan Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Banyuwangi, Husin Matamin dalam program Sarapan Pagi.

Sudah siap hari ini mengajar dengan kurikulum baru?

Insyaallah. Satu minggu ini dalam masa orientasi, pengenalan tentang program studi pembelajaran.

Baru perkenalan untuk hari ini ya?

Baru perkenalan belum pelaksanaan, khusus untuk kelas 2 dan kelas 3 berjalan dengan kurikulum lama.

Guru-guru siap tidak?

Iya artinya dalam kapasitas menerima, belum melaksanakan. Jadi kita belum melihat implementasi daripada kurikulum 2013. Persoalannya memang sosialisasi belum menyeluruh kepada semua guru, hanya beberapa guru yang dilatih. Ini juga akan menimbulkan efek bagi teman-teman guru dalam pelaksanaan pembelajaran.

Apakah pelatihan juga dianggap cukup mumpuni untuk nanti para guru di Banyuwangi menjalankan kurikulum 2013 ini?

Saya kurang yakin kalau waktu yang terlalu singkat diberikan kepada guru-guru untuk melaksanakan kurikulum 2013. Karena sangat terbatas waktu dengan materi yang begitu padat ini tidak mungkin bisa terlaksana dengan baik. Sehingga saya melihat bahwa pelaksanaan kurikulum ini dilakukan dengan tergesa-gesa, ketidaksiapan pemerintah didalam menyiapkan sarana pembelajaran termasuk buku-buku, standar kualifikasi dan kompetensi gurunya. Jadi guru yang ada di Banyuwangi banyak dari unsur tenaga honorer, ini kualifikasi dan kompetensi tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Ini juga jadi problematika pendidikan di Banyuwangi, tetapi apapun alasannya kita persiapkan saja.

Lalu bagaimana anda bisa menjamin bahwa ini tidak akan banyak kekacauan ketika dilaksanakan?

Artinya saya tidak bisa menjamin kurikulum ini bisa dilaksanakan. Karena pertama KTSP saja baru dua tahun dipersiapkan untuk dilaksanakan, kita baru KBK berjalan dua tahun sudah masuk pada KTSP, KTSP baru berjalan enam tahun sudah berubah lagi kurikulum 2013. Sebenarnya persoalan bukan pada kurikulumnya tetapi bagaiman mindset dan kesiapan daripada guru-gurunya, ini perlu kita benahi. Karena persoalannya guru-guru kita ini produk lama, guru-guru produk lama ketika tahun 2005 pemerintah mengangkat guru itu guru-guru yang tidak sesuai dengan kompetensi yang diharapkan, penyebarannya tidak sesuai dengan tugas mengajar. Sehingga implementasi daripada pembelajaran itu tidak sesuai dengan harapan. Pengangkatan guru sesuai dengan kompetensi dan kualifikasi berdasarkan Undang-undang No. 14 Tahun 2005 itu belum dilakukan pemerintah. Sehingga saya yakin 2015 ini baru bisa dilaksanakan, kurikulum itu seyogyanya diterapkan tahun 2014-2015. Setelah tersosialisasi materi pembelajaran dipersiapkan termasuk buku, sehingga kita on semuanya sudah siap guru secara mental serta moral siap melaksanakan.      

   
Di Banyuwangi apakah juga muncul keresahan dari guru-guru honorer bahwa mereka akan banyak yang di-PHK atau tidak mendapat job mengajar?
 

Iya. Jadi dengan kurikulum 2013 ada beberapa mata pelajaran yang tidak masuk dalam kurikulum sehingga ini akan menimbulkan kebingungan mereka. Salah satu tempat mengadu mereka adalah PGRI, bagaimana dengan materi yang tidak diajarkan sementara spesifikasi ini harus materi itu yang diajarkan. Ini tidak ada jawaban, kita masuk ke Diknas belum ada jawaban, pemerintah hanya menjanjikan itu nanti dimasukkan ke sekolah yang jurusannya sesuai. Ini problematika bagi dunia pendidikan kita.

Berapa guru honorer yang kemungkinan tidak akan dilibatkan?

Kalau dilihat dari segi kurikulum yang mata pelajaran tidak terakomodir itu guru TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) itu jumlahnya kurang lebih ada 100 guru karena tiap-tiap sekolah ada 1-2 guru.

Mereka akan menganggur?

Kita belum dapat jawaban dari pemerintah mau dikemanakan mereka. Tetapi kami berikan proteksi bahwa mereka harus tetap terlayani dengan baik dan kewajiban mereka harus terakomodir didalam implementasi pelaksanaan pembelajaran. Ini nanti dialihkan kemana kita belum ada negosiasi pemerintah mau bawa kemana mereka ini nanti.    

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending