Dudududududududu… Kok main seret! Memangnya hewan di seret-seret. Hewan pun enggak boleh juga dong diperlakukan seperti itu.Pemerintah Kabupaten Sampang dibantu polisi berupaya menyeret pengungsi Syiah keluar dari GOR Sampang.
Salah seorang pengungsi, Kholis menuturkan peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 12.00 WIB kamis siang. Upaya tersebut akhirnya gagal karena mendapat perlawanan dari para pengungsi.
Kholis juga bilang para pengungsi akan tetap bertahan di GOR Sampang hingga ada kejelasan perlindungan dari Pemkab Sampang. Jika sudah ada jaminan dari Pemkab Sampang, mereka akan pulang kembali ke rumah masing-masing.
Data dari Satgas Perlindungan Anak menyebutkan ada 58 anak, 4 di antaranya masih bayi. Ada juga ibu-ibu yang lagi hamil dan bentar lagi mau melahirkan…
Kebayang dong gimana nasib mereka dan anak-anak ini? Bakalan trauma dan ketakutan!
Tapi pengakuan kholis itu dibantah sama polisi di sana. Katanya enggak ada upaya pengeluaran pengungsi Syiah secara paksa. Padahal tuh ya, sejak rabu malam, Pemkab Sampang berupaya mengeluarkan para pengungsi Syiah dari GOR Sampang, tempat mereka tinggal selama setahun ini.
Pemkab beralasan para pengungsi harus keluar dari GOR Sampang karena keamanan mereka terancam. Ini karena ada acara tabligh akbar yang digelar enggak jauh dari lokasi pengungsian.
Kelompok Syiah Sampang mengungsi akibat pemukiman mereka di dusun Nangkernang dirusak dan dibakar kelompok intoleran tahun lalu.
Nah kalau menurut pendapat sobat teen gimana terkait pengusiran pengungsi Syiah?
Beberapa pendapat sobat teen:
Agus, Tak Menyebutkan Lokasi: Teenvoice, bukankah bangsa kita terkenal santun dan arif di mata dunia. Bahkan dengan keanekaragaman agama, amat sangat tidak ada kemanusiaan para pejabat kita, sudah saatnya kita amalkan empat pilah kebangsaan.
Hendra, di Pariaman Sumatera Barat: Teenvoice, kayak enggak ada cara lain saja buat mindahin warga. Kok pakai diseret-seret segala. Enggak manusiawi.
Ernia, Lampung: Teenvoice, pakai cara yang lebih elegan dong! Masa sampai seret-seret segala. Ingat loh Pak Polisi tugasnya untuk melindungi dan mengayomi masyarakat. Kalau sudah begini kan, masyarakatnya jadi takut. Apalagi anak-anak.
Hani, di Jakarta: Teenvoice, berdoa semoga sobat teen kita di sana enggak trauma. Apa yang dilakukan sama pejabat di sana itu jahat.
Martha, di Bengkulu: Teenvoice, kejam banget. Apa pun alasannya enggak semestinya pakai acara usir-usiran. Agama itu kan enggak boleh dipaksakan. Bebas saja, orang mau menganut agama apa saja.
Lisa, di Banda Aceh: Teenvoice, agama itu enggak boleh dipaksakan. Kalau gara-gara agama diusir dan diungsikan, sedih banget deh. Di mana negara untuk persoalaan ini?
Welas, Medan: Teenvoice, cara-cara yang kasar harusnya enggak dilakukan. Ini hanya akan membuat mereka makin sengsara. Pak Presiden di antara pengungsi itu banyak sobat teen kita. Tolong pastikan teman-teman di sana tetap bisa belajar dan bermain. Jangan sampai lagi terulang peristiwa pengusiran yang tak manusiawi.
Terima Kasih sudah ikutan Apa Kata Kita. Untuk kali ini yang beruntung dapat bingkisan dari Teenvoice, Martha di Bengkulu.
Selamat ya, Martha.
Kepingin dapat bingkisan menarik juga? Simak terus ya kuis Apa Kata Kita melalui siaran buletin Teen Voice di radio jaringan KBR68H kesayangan mu atau Simak pertanyaannya melalui twitter, facebook dan website www.portalkbr.com/berita/TeenVoice/index.
Lalu kirim pendapat kamu via sms ke 0812 118 8181 atau twitter di @teenvo1ce. Jangan lupa I nya diganti angka 1 ya! Awali dengan Teen Voice. Atau bisa juga lewat email ke teenvoice68h@gmail.com. Kalau kirim lewat email, ada bagusnya juga sekalian kirim fotomu yah. Biar nampang di website ini.
Mau dong?
Pengusiran Terhadap Pengungsi Syiah Tak Manusiawi
Dudududududududu

Kamis, 18 Jul 2013 12:39 WIB


Syiah
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai