Sobat Teen, Pernah enggak kelepasan saat bicara, lalu ditertawakan oleh lawan bicara? Pernahkan ketahuan buang angin sehingga jadi bahan ejekan teman-teman? Ataupun mengalami kejadian lain yang kemudian membuat sobat teen merasa malu. Santai saja, karena merasa malu itu sesuatu yang manusiawi dan pastinya semua orang juga pernah mengalaminya, bukan?
Nah, yang jadi masalah adalah ketika rasa malu tersebut justru menghambat pergaulan sosial Sobat Teen. Kepekaan yang berlebihan terhadap perasaan malu terkadang membuat kita merasa cemas dan takut berinteraksi dengan orang lain. Akibat yang lebih parah lagi, mungkin saja kita jadi lebih sering menyendiri dan takut melakukan segala sesuatu. Seharusnya tidak demikian ya Sobat Teen.
Padahal kalau kita bisa mengelola rasa canggung atau malu ini, kita akan lebih bisa berinteraksi dengan baik sekalipun kita baru saja mengalami kejadian yang memalukan. Nah, Teen Voice bakalan kasih beberapa tips nih agar Sobat Teen bisa mengatasi masalah ini.
Sobat Teen tentu pernah melakukan kekonyolan, bukan? Lalu bagaimana caranya untuk mengelola rasa malu itu agar tidak merusak? Cobalah cara berikut ini:
1. Buat komentar yang lucu untuk peristiwa yang memalukan itu dan tertawalah bersama yang lainnya. Selain rasa malu berkurang atau tersamarkan, Sobat Teen mendapat nilai plus dari hadirin sekitar karena bisa mentertawakan diri sendiri.
2. Ubah tema pembicaraan. Dengan begitu, Sobat Teen memegang kontrol atas situasi saat itu.
3. Atau dalam kasus lain, Sobat Teen mungkin dipermalukan oleh orang lain, cobalah ambil nafas dan mulailah berpikir positif. Anggap saja orang tersebut punya perhatian sama Sobat Teen dan dia ingin Sobat Teen berkembang menjadi lebih baik melalui ejekan tersebut.
4. Jika Sobat Teen merasa malu karena merasa telah melakukan kekeliruan, STOP! Pikirkanlah bahwa tak apa-apa melakukan kesalahan sekali waktu. Karena belum tentu orang lain menganggap kekeliruan Sobat Teen itu sebagai suatu kekonyolan. Iya kan? hehe
Well, Sobat Teen boleh merasa malu, tapi letakkanlah pada tempatnya. Ada saatnya rasa malu ditolerir atau diperbolehkan, namun ada pula saatnya rasa malu harus dikelola. Dengan meletakkan rasa malu pada tempatnya, Sobat Teen telah selangkah lebih dewasa. (infopsikologi/katrin wibisono)
Editor: Vivi Zabkie