Aktris Angelina Jolie meminta Dewan Keamanan PBB untuk menempatkan kasus perkosaan
di wilayah perang sebagai prioritas utama penanganan. Permintaan ini
disampaikan setelah Jolie berbagi cerita sejumlah kisah dari sejumlah korban
perkosaan. Termasuk kisah seorang ibu asal Kongo yang anak perempuannya diperkosa
di luar kantor polisi setempat.
Jolie yang juga menjadi utusan khusus PBB untuk pengungsi menyatakan, Dewan Keamanan mesti bertanggung jawab dan mengambil kendali atas kasus kriminal yang disebutnya bukan karena situasi perang, tapi karena iklim global yang mendukung.
“Seorang gadis diperkosa dan hamil sebelum tubuh mereka mampu ‘membawa’ bayi,”
kata Jolie dalam debat tentang kekerasan seksual dalam konflik yang
diselenggarakan oleh Inggris sebagai Ketua Dewan Keamanan bulan ini. “Anak-anak
lelaki ditodong senjata dan dipaksa melecehkan ibu dan saudara perempuannya
secara seksual!” kata Jolie lagi.
Jolie yang sudah mengunjungi sejumlah kamp pengungsi di berbagai belahan dunia menyebut, meski ada ratusan kasus kekerasan seksual namun hanya sedikit yang masuk ke penuntutan karena dunia belum menganggap ini sebagai isu utama.
“Mereka (para korban) yang paling menderita akibat perkosaan ini. Tapi mereka
juga menjadi korban dari budaya impunitas (kekebalan hukum). Hal ini sangat
menyedihkan, mengecewakan dan memalukan,” kata Jolie.
Jolie mengunjungi sebuah kamp pengungsi di Yordania minggu lalu dan menceritakan pertemuannya dengan seorang perempuan Syria yang khawatir akan ada pembalasan jika dia menceritakan kekerasan seksual yang dialaminya.
Setelah Jolie, Sekjen PBB Ban Ki Moon dan utusan khusus Ban untuk kekerasan
seksual di daerah konflik, Zainab Bangura menyampaikan paparannya, 15 anggota
Dewan Keamanan secara bulat menyetujui sebuah resolusi. Isinya, pernyataan bahwaperkosaan bisa memperburuk konflik dan menghambat pemulihan perdamaian dan keamanan. Resolusi ini
mendorong negara-negara anggota untuk memasukkan tindak criminal berupa
kekerasan seksual ke dalam Undang-undang Pidana Nasional. Jadi bisa dituntut
ketika ada kasus semacam ini.
Ayo ah, segera akhiri perang. Beri kedamaian untuk kita semua. Yuukk.. (Reuters)