Bagikan:

Jadi Pengusaha Sejak Muda, Kenapa Enggak!

Senin, 22 Jul 2013 19:01 WIB

Author

kru teenvoice

Sobat Teen, lebaran bentar lagi nih. Kantong siap-siap makin tebel karena dapat banyak salam tempel hehehe... Eits gak segitunya juga kalee. Kalau emang pengen tambahan, ya usaha dong. Tapi usaha apa yang cocok buat kita-kita ya? Jangan pada bingung. Dengerin nih obrolan peluang usaha sama Kak Daniel Tumiwa. Kak Daniel yang bekas penyiar radio dan pendiri MTV Indonesia ini punya saran jitu buat ngegunain FB dan Twitter buat nambah uang saku. Beneran? Asyik dong. Yuk dengerin obrolan bareng kak Daniel Tumiwa bareng Melalusa dari SMUN 6 JakartaKan sudah banyak tuh remaja-remaja yang mulai berjualan lewat internet. Menurut kakak bagaimana?Bagus. Sudah waktunya berpikir, saya, anak muda harus mulai dari umur berapapun yang dia merasa punya kemampuan untuk menentukan (dan orangtuanya mengijinkan) untuk mengambil keputusan sendiri. Maksudnya kalau dia kuliah, dia sudah bisa menentukan saya mau pergi sama teman-teman saya, saya mau les, dan dia sendiri yang menentukan pilihan itu. Pilihan itu juga seharusnya untuk memulai berpikir, saya mau suatu hari memulai berbisnis atau bekerja dengan orang lain. Di umur saya rasa sudah bisa. Sebelum itu, adalah peran orangtua. Kalau orang tua yang ngajarin dari awal, lebih baik kamu buka toko dan berjualan, itu lebih baik lagi.Bisa gak sih kita mulai usaha dari nol atau tanpa biaya?Bisa. Ide yang paling sederhana adalah ide yang paling sering kita lewatkan sehari-hari. Yang disekeliling kita, teman, orang tua teman kita, hampir memiliki sesuatu mempunyai atau memiliki sesuatu yang membuat kita terkesan. Misalnya, seandainya semua orang lain tau, rasanya kue tante ini, kan enak banget. Gue yakin ini banyak yang beli. Poinnya adalah tante itu tidak akan bergerak dari dapurnya. Tapi kamu yang punya visi itu, jangan diam aja. Langsung on line, liat peluangnya di mana, berinteraksi sama orang bahwa kue itu yang paling enak yang pernah gue coba dan katakan itu di twitter dan faceboook. "Oya mau dong! Gue jualan ni. Harganya 60 ribu." Orang tua temen kamu padahal yang buat.Kalau mau usaha, apa kita harus belajar dulu gitu?Menurut saya itu common sense. Cuma memang ada orang-orang yang jiwa dagangnya lebih kental dari pada orang lain. Inilah pentingya social network. Kita setiap hari berhubungan dengan social network. Penting untuk eksis di social network. Tapi kita tidak pernah melihat bagaimana memanfaatkan social network. Misalnya saya tidak punya jiwa dagang tapi saya memproduksi barang. Saya yakin teman-teman di facebook itu ada yang jiwa berdagang. Ajaklah dia jadi teman dan mitra. Sehingga saya yang produksi dan teman yang berdagang.Tips dan triknya dong!Banyak berteman. Waktu yang sama kamu pakai untuk sosialisasi di social network, kamu pakai waktu yang sama untuk diri kamu sendiri. Gue abisin tiga jam untuk sms-an ujuang-ujungnya cuma komentarin ini bagus, ini keren, bete dan segala macem. Coba deh kamu ubah 50 persen isi pembicaraan kamu menjadi hal yang produktif. "Eh, tadi gue liat ini. Lucu juga ya kalo kita bikin terus kita jual. Kita coba yuk!". Kalo kamu 50 persen temen-temen lebih ngobrolin gosip dan segala macem, bisa mengarah kamu dikomentarin. "Kenapa sih kamu omongin jualan melulu?" Ya kamu harus bisa berani jawab, "Ya iya dong, karena waktunya sekarang kita menciptakan lapangan pekerjaan dan ada waktunya kita berpikir gue gak mau bekerja sama orang lain. Atau saya tidak mau terperangkap begitu saya lulus, saya harus melamar di suatu perusahaan dan mengantri dengan ratusan pelamar yang lain. Kalau pada waktu itu gara-gara kita bikin sesuatu sekarang punya pilihan, itulah yang menurut saya sukses. Sukses punya usaha sendiri meskipun cuma di rumah. Paling jeleknya adalah, kita akan berpraktek berbisnis. Dua-tiga kali gagal, mungkin nanti kita akan bilang tidak cocok berbisnis. Tapi kan kamu punya pengalaman mengelola uang, menghargai pelanggan, menghargai sebuah pesanan. Itu semua tidak ada di ajaran sekolah.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending