Bagikan:

Helm Bambu : Aman Buat Kepala dan Lingkungan

Patuh berkendara, selamat di jalan sekaligus menjaga lingkungan? Wah, lengkap banget tuh kayaknya. Lewat Helm Bambu, teman kita dari SMA Santa Laurensia, Tangerang Selatan, Banten ingin mewujudkan itu. Tahu nggak Sobat Teen kalo helm juga ikut menyumbang

Kamis, 18 Jul 2013 13:27 WIB

Author

Nurika Manan

Helm Bambu : Aman Buat Kepala dan Lingkungan

helm bambu, Santa Laurensia

KBR68H, Tangerang-Patuh berkendara, selamat di jalan sekaligus menjaga lingkungan? Wah, lengkap banget tuh kayaknya. Lewat Helm Bambu, teman kita dari SMA Santa Laurensia, Tangerang Selatan, Banten  ingin mewujudkan itu. Tahu nggak Sobat Teen kalo helm juga ikut menyumbang sampah plastik buat bumi kita. Tapi demi keselamatan berkendara, kita enggak boleh luput juga memakainya saat bermotor. Duh, tapi dilema juga ya, karena nambah sampah plastikk. Tapi jangan khawatir, si helm bambu ini bisa jadi salah satu solusinya! Wow, aman nggak tuh pakai bambu? Tenang ajaaa. Helm ini sudah lolos uji Standar Nasional Indonesia (SNI) dan pastinya lebih ramah lingkungan. Nggak percaya? Biar lebih yakin, kita simak aja yuk wawancara Kak Ika Manan sama pembuat Helm Bambu, Jeffry Wicaksana.

Bisa diceritain proyeknya ini apa?


Jadi kami terinspirasi untuk mengurangi jumlah plastik yang dipakai untuk memproduksi helm motor. Dengan harapan bisa memproduksi sampah-sampah lama yang ada di garasi, seperti helm plastik ini. Dan bisa menambah umur petroleum bumi kita dengan mengganti plastik dengan material bambu komposit.

Bagaimana proses awal pembuatan proyek ini?


Awalnya kami membuat plat komposit, lalu plat komposit itu kami ujikan untuk mengetahui propertinya. Material komposit itu terbuat dari substrat yaitu bambunya sendiri, dan resin sebagai matriksnya atau pelapisnya. Kemudian kami bentuk material tersebut menjadi bentuk helm, kemudian kami ujikan pada uji SNI, yaitu uji penetrasi dan uji struktur.

Berarti kalau ini dipakai, menggantikan bagian helm yang mana ya?

Menggantikan sungkup helmnya, dengan bambu komposit.

Kalau keuntungan menggunakan bambu ini apa sih?

Keuntungannya dia lebih bisa mempertahankan bentuknya 25 persen. Selain itu dia juga lebih bisa mengurangi energi yang diterima kepala, kurang dari plastik. Jadi dia lebih aman untuk dipakai. Setelah itu dia juga bisa mengurangi jumlah kolisi (kecelakaan) yang dialami sama pengendara motor dalam waktu yang sama, jadi lebih aman juga. Tapi yang paling penting, dia bisa mengurangi jumlah petroleum yang kita pakai.

Itu enggak papa untuk kepala kita, pakai bamboo begitu?

Nggak papa, sudah lulus uji SNI.

Sejak kapan proyek ini?

Juli tahun lalu.

Kenapa sih kepikiran bambu, kenapa tidak material yang lain?

Kebetulan ada kakak kelas juga bikin project mengenai bambu. Terus bambu juga cepat tumbuh, mudah ditemukan dan elastis, kuat lah digunakan untuk bikin helm. Jadi kita coba bikin bambu, ternyata bisa lalu dilanjutin terus.

Ide awalnya dari mana?

Ide awalnya dari kakak kelas kami, teman-teman dan guru kami juga lalu kami juga mengembangkan.

Problem dan tantangan di tengah proses pembuatan helm bambu ini apa sih?

Pembuatan helmnya itu kan butuh strukturnya. Terus anyaman bambu juga terbatas waktu itu. Lalu untuk uji SNI juga butuh nama, merk. Jadi karena kebetulan bikin di pabrik, jadi kita pasang dulu merk SHC, baru bisa diuji SNI.

Kan awalnya yang merencanakan proyeknya kan kalian, lalu bagaimana kalian kemudian menemukan pabrik lalu memproduksinya?

Awalnya kami bikin sendiri manual, anyamannya beli. Tapi kita bikinnya manual. Tapi kemudian sudah masuk ke bagian bikin bentuk struktur, struktur itu kan biar bagus harus diproduksi sama orang atau pabrik yang sudah biasa. JAdi kami minta bantuan, untuk bikin bagian-bagiannya.

Apa harapan ke depan untuk proyek ini?


Bisa dilakukan dalam jangka panjang. Jadi secara umum bisa lebih ketahuan hasilnya seperti apa. Kalau bisa juga dipublikasikan.

Kalau sejauh ini yang sudah tahu siapa saja? Polisi sudah?

Belum ke polisi. SNI sih lulus tapi sertifikatnya belum dipatenkan.

Jadi kalau dipakai berkendara aman ya?

Aman.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending