Sobat Teen pasti sudah tidak asing lagi dengan Superman, Batman, Robin Hood? Yuppp, itu tadi sederet Superhero Amerika. Hmmmm, enggak mau kalah sama negara lain, kita juga punya superhero loh. Gundala!! Dia adalah superhero Indonesia yang lahir 1969 lalu. Hihihih, lawas banget kan? Nah, superhero Indonesia yang sering muncul di komik ini, tahun ini kembali beraksi dalam pementasan teater bertajuk “Gundala Gawat”. Hmmm, pada pengen kenalan kan sama superhero lokal kita? Nah, selepas pertunjukan teater itu, Kak Ika Manan mendapat kesempatan ngobrol nih sama pencipta karakter Gundala, Pak Hasmi. Kita simak yuk di Bincang Kita.
Pak Hasmi, bisa diceritakan, Gundala ini sebenarnya apa dan bagaimana awalnya membentuk karakter Gundala?
Gundala itu saya create 1969. Saya gambarkan Gundala itu aslinya seorang insinyur yang punya obsesi untuk menyelamatkan orang supaya tidak tersambar petir. Lalu dia, yang bernama Sancaka tadi, membuat serum anoda antipetir. Supaya ketika dimasukkan ke dalam darah, dia bisa menolak petir. Sekaligus kemudian Sancaka pada waktu itu, dia diberi hadiah kekuatan petir oleh kerajaan petir sebagai Gundala. Tugasnya ya seperti superhero biasa, untuk konsumsi anak ya untuk membasmi kebatilan.
Kenapa sih Pak Hasmi kemudian menciptakan tokoh Gundala itu?
Ya supaya Indonesia memiliki superhero. Meskipun sebenarnya superhero yang biasa ada di komik-komik itu seakan-akan simbol modernitas sedangkan kita kan tidak seperti itu. Sementara kita ini kan negeri agraris, jadi superheronya beda, harusnya nggak seperti itu. Itulah sebabnya Gundala saya create tidak seperti yang dari luar-luar itu. Ya sangat manusiawi lah seperti kadang-kadang dia saat bertugas itu ada di tengah orang adu jago, mengejar penjahat sampai ke tobong wayang orang, beli jamu gendong dan lain sebagainya. Karena dia memang orang Indonesia yang sehari-harinya ya seperti itu, perilakunya ya seperti itu. Kalau berorientasi, maka orientasinya pasti ke mitologi.
Sebenarnya awal munculnya tokoh Gundala itu bagaimana? Apa yang dipikirkan?
Saya membuat Gundala karena awalnya saya tertarik sama tokoh superhero Amerika juga, yang Flash itu lho. Yang merah, yang bisa berlari secepat cahaya. Saya tertarik dengan itu, lalu saya bikin Gundala. Tapi dia enggak secepat cahaya, yaaa cuma berlari kencang. Yaaa 500
km/jam lah, mirip-mirip pesawat. Lalu bisa mengeluarkan petir, ya supaya buat serem-serem saja.
Kalau dikaitkan sama anak-anak yang sekarang yang sepertinya tidak mengenal bahwa Indonesia punya superhero, apa tanggapan Pak Hasmi?
Ya memang apa mau dikata. Kita memang tidak bisa ingkar terhadap kenyataan bahwa kita memang seperti ini, superhero-superhero yang di luar yang lebih dikenal. Karena kita memang tidak mampu menghidupi superhero kita sendiri. Karena kenapa, sejak tahun 1980 itu superhero kita tertidur dan lelap. Baru sekarang ini menggeliat. Itulah sebabnya saya sangat senang ketika Gundala diangkat ke panggung. Supaya orang tahu. Paling tidak nanti, ada apa tho, Gundala itu apa tho, yang mana tho? Nah yang tua-tua ini bisa menerangkan. Oh Gundala itu tokoh ini... ini... ini... Paling tidak ada gema, gaung itu sudah terdengar lagi. Itu saya sudah senang. Siapa tahu geliat ini bisa membangunkan superhero Indonesia.
***
Bapak yang memiliki nama lengkap Harya Suryaminata lebih akrab disapa Pak Hasmi Sobat Teen. Salah satu komikus dan penulis skenario Indonesia ini lahir di Yogyakarta. Di usianya yang ke-57, Pak Hasmi masih ikut bermain dalam teater yang mengangkat superhero ciptaannya itu, Gundala Gawat yang dipentaskan bersama Teater Gandrik di Yogyakarta, Jakarta dan Surabaya. Karyanya yang dikenal adalah Gundala Putra Petir, seorang tokoh dalam komik Indonesia. Bapak yang terbiasa menggambar sejak SMP ini telah menelurkan 23 judul buku seri Gundala terbit antara 1969-1982. Tokoh Gundala diciptakan setelah Maza, yang telah lebih dulu muncul pada 1968. Petualangan Gundala berakhir pada 1982 dengan buku terakhir berjudul "Surat dari Akhirat". Sempat muncul kembali sebagai komik strip di Jawa Pos pada 1988, namun tidak bertahan lama.