KBR68H, Jakarta-Biasanya kita rela menghabiskan dua hingga tiga jam dalam bioskop untuk menonton film kesayangan kita. Pernahkah terpikirkan kalau ternyata Indonesia punya film yang akan habis kita tonton dengan durasi maksimal cuma 10 menit saja? Yup, itulah yang disebut film pendek. Jangan langsung mengernyitkan dahi kalau Sobat Teen jarang bahkan tidak pernah mendengarnya. Memang enggak banyak yang ngomongin soal film pendek Indonesia. Tapi sekarang geliat film pendek mulai tumbuh lagi. Hmmm, memang apa menariknya yaaa? Kita simak aja yuk di Cerita Kita yang disusun sama Kak Ika Manan.
Buat movie lovers kayak Sobat Teen, menonton film di bioskop pasti menjadi sesuatu yang sudah biasa. Film-film yang diputar di bioskop rata-rata berbentuk film panjang. Panjang artinya, memiliki durasi lebih dari 10 menit.
Selain film panjang, sebetulnya dunia film juga mengenal film pendek.
“Puput pernah dengar Film Pendek Indonesia? Kalau film pendek Indonesia, Puput nggak pernah dengar ya, kurang ngerti juga maksudnya itu apa,” kata Puput menjawab pertanyaan Teen Voice soal pernah tidaknya menonton film pendek.
Sobat kita Puput dari SMA Al Islamiah Marunda, Jakarta Utara mungkin bisa mewakili hampir sebagian besar remaja kita yang belum pernah mengenal film pendek. Wajar sih, dibandingkan film panjang, film pendek memang tidak terlalu booming kehadirannya. Mungkin hanya beberapa orang saja yang familiar dengan film pendek ini.
Salah satunya Siti Marfuah dari SMK Bakti 17 Jakarta.
“Film pendek Indonesia itu berdurasi maksimal 10 menit, dan yang jelas dia itu langsung masuk ke inti ceritanya, daripada harus berlama-lama kayak film biasanya itu kan dua jam ya. Film pendek Indonesia itu bagus banget ya. Kalau nonton film pendek itu biasanya dalam ajang Insomnia, festival film pelajar Indonesia, terusss banyak deh sudah lupa,” kata Siti Marfuah panjang lebar.
Sebetulnya, film pendek itu bukan barang baru di industri film Indonesia. Buktinya, Om Hanung Baramantyo yang sutradara kondang itu aja dulu rajin banget bikin film pendek.
“Saya sih kangen dengan pembuatan film-film pendek, karena pembuatan film pendek itu sebenarnya menyenangkan. Kita belajar untuk berbicara secara singkat, efektif dan kena gitu ya,” ungkap om Hanung.
Menurut sutaradara film “Sang Pencerah” ini sih, film pendek tidak banyak dikenal karena tidak didukung distribusi film yang bagus. Distribusi filmnya yang kurang bagus inilah yang menyebabkan kurang berminatnya pasar pada film pendek. Yah, akhirnya sih muncul anggapan membuat film pendek bukanlah profesi yang menjanjikan.
Padahal, melalui film pendek kita justru bisa lebih kreatif. Banyak tema-tema yang tidak umum bisa digali dan dibuat dalam film pendek. Berbeda dengan film panjang yang harus mengikuti selera pasar. Ini yang dibilang sama kritikus film, Om Adrian Jonathan Pasaribu.
“Dan selama menonton film beberapa tahun terakhir ini. Saya selalu percaya, kalau kita ingin kenal Indonesia, tontonlah film pendeknya. Karena Indonesia tidak begitu terwakili oleh film-film yang ada di bioskop,” kata Om adrian Jonathan.
Film pendek bisa jadi juga sarana buat remaja seperti kita buat mengembangkan kreatifitasnya. Peralatan yang digunakan juga lebih sederhana dibandingkan film panjang. Gimana? Movie freak mau coba jugakan membuat film ala kamu. Kalau mau lihat contoh-contohnya bisa tuh datang ke acara festival film pendek di kotamu atau bisa juga buka-buka YouTube. Selamat berkreasi.
