KBR68H, Jakarta - Dia masuk sebagai salah satu figur potensial untuk duduk sebagai orang nomor satu di Indonesia berdasarkan survei Lingkar Studi Perjuangan (LSP). Endriartono Sutarto, bekas panglima TNI ini disebut akan maju dalam konvensi calon presiden Partai Demokrat, meski ia merupakan kader Partai Nasional Demokrat. Sedikit kisah perjalanan karirnya saat menjabat sebagai Panglima TNI, Komisaris Utama Pertamina, hingga terjun ke dunia politik diceritakan kepada Reporter Tempo TV, Alif Imam.
Selama ini setelah purnawirawan kesibukannya apa?
Saya syukuri bahwa saya masih punya banyak kegiatan setelah selesai melaksanakan tugas sebagai prajurit TNI. Pertama tadinya saya ditunjuk Pak SBY selaku komisaris utama di Pertamina, tetapi saya terus terang harus mengatakan tidak bisa lama karena ada perang batin.
Kenapa?
Di satu sisi saya melihat bahwa Pertamina mengelola barang yang sangat strategis. Lalu direksi hanya berpikir bagaimana mencari keuntungan yang sebesar-besarnya walaupun tidak kalah hitungannya, sebagai PT memang itu tugasnya. Tetapi yang saya maksudkan juga mungkin sebagai BUMN yang itu badan milik negara yang punya kewajiban juga melayani masyarakat. Fungsi melayani masyarakat ini kelihatannya menjadi kurang mendapat perhatian yang cukup sehingga pada saat sebagai komisaris utama saat itu seringkali terjadi antrian minyak tanah karena belum konversi elpiji maupun antrian premium dan solar.
Kalau dalam posisi mestinya Pertamina harus disubsidi agar BBM tidak naik ya?
Prinsip dasarnya negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pemerintah manapun punya kewajiban melaksanakan hal seperti itu, lalu pada saat dimana kita bisa memberikan kesejahteraan kepada masyarakat kenapa tidak dilakukan, katakanlah harga BBM yang baru saja dinaikkan. Saya punya pendapat kita itu punya banyak sekali energi yang kita miliki di dalam perut bumi kita apakah itu batubara, apakah itu gas, lalu kita bicara BBM. BBM ini awalnya kita sebagai pengekspor minyak, kita harusnya tidak mengekspor barang-barang yang seperti itu. Barang yang punya nilai strategis dan diperlukan oleh masyarakat itu harusnya tidak kita eskpor, kita gunakan untuk kepentingan dalam negeri. Tapi yang kita ekspor adalah barang-barang industri kita bikin mobil, motor atau apa seperti Korea Selatan sekarang dia menjual segala macam tapi tidak menjual sumber daya alam sama sekali.
Anda bilang bersyukur masih punya banyak kegiatan. Memang tidak ingin istirahat sama sekali?
Tidak. Orang bilang kalau kita sudah menikmati hidup lalu kita punya kegiatan lagi malah cepat mati, saya berpikir apakah ada kegiatan yang bisa saya lakukan yang menolong masyarakat. Saya contohkan, saya aktif sebagai di Gerakan Indonesia Mengajar. Tapi saya mensyukurinya begini, orang-orang kaya di Indonesia kalau kita bicara nasionalisme mereka masih punya keinginan bagaimana menyumbangkan sesuatu bagi bangsa ini.
Tetap ada?
Masih ada.
Karena banyak juga yang kemudian dengan berbagai peristiwa malu menjadi Indonesia seperti kasus soal antrian, banjir, tidak menghargai orang lain, dan sebagainya. Bagaimana?
Barangkali yang bikin malu kita sekarang ini adalah setelah kita memasuki alam demokrasi lalu semua orang merasa berhak berbuat apapun karena di alam demokrasi itu kebebasan. Padahal tidak demikian, memang demokrasi itu ciri khasnya kebebasan berekspresi, kebebasan menyampaikan pendapat. Tetapi dia tetap harus ada dalam koridor hukum, selama dia tidak melangkahi atau tidak keluar dari batas-batas aturan yang berlaku maka semua masyarakat Indonesia bebas berbuat apapun tapi begitu keluar maka hukum itu harus ditegakkan.
Anda sebagai seorang purnawirawan, dengan kondisi sekarang apakah masih tetap khawatir kalau TNI mengambil alih politik?
Kalau kita sudah bersepakat bangsa ini semenjak kita reformasi sudah bersepakat bahwa kita akan menggunakan sistem demokrasi untuk mencapai tujuan nasionalnya. Kalau itu kesepakatan bangsa maka semua komponen bangsa siapapun itu apakah rakyat pada tingkat yang paling bawah, TNI yang punya senjata, polisi yang punya kekuatan hukum, dan sebagainya tidak bisa tidak semua komponen harus ikut didalamnya. TNI sebagai bagian dari bangsa ini kalau sudah punya komitmen bagaimana mendorong bangsa ini untuk terus maju melalui sistem demokrasi, maka TNI wajib mengikuti semua aturan yang terkait dengan sistem demokrasi.
Perwira tinggi kemudian purnawirawan sekarang yang ingin terjun ke politik memang tidak akan mempengaruhi kebijakan?
Justru kita ingin agar supaya perwira-perwira muda kita paham bahwa inilah sistem demokrasi yang harus kita bangun dan mereka harus menjadi bagian yang mendorong sistem ini berjalan dengan bagus, dengan cara mereka tidak masuk politik praktis. Zaman saya panglima awal-awal bagaimana perubahan sistem, otoriter lalu kita sekarang menjalankan sistem demokrasi pemilu 2004 waktu itu. Saya betul-betul memberikan pemahaman kepada mereka bahwa itu adalah pesta demokrasi yang kita didalamnya hanya punya tugas untuk menjaga agar sistem itu berjalan dengan baik dan penuh kedamaian tanpa kita ikut di dalam proses demokrasi pemilu itu sendiri. Itu menjadi tugas kita selama punya komitmen kalau kamu tetap ingin sebagai anggota TNI, tapi kalau ingin jadi politikus maka segera letakkan jabatan dan fungsimu sebagai prajurit TNI.
Kalau bergabungnya anda ke Nasional Demokrat itu dengan itikad dan motivasi seperti itu?
Dengan sistem kita yang baru sekarang maka partai politik itu sebetulnya tempat dimana kader-kader bangsa itu disiapkan lalu mengelola bangsa ini.
Kenapa pilihannya Nasdem? bukankah di Demokrat peluang anda juga cukup besar?
Kebetulan saya hanya tertarik saja dengan mengatakan bahwa Partai Nasdem ini mengusung restorasi dan perubahan. Sementara mereka yang eksis sekarang realitanya banyak sekali yang terlibat kasus korupsi. Mungkin dengan membuat satu partai baru dan saya bergabung di dalamnya lebih mudah membina kader-kadernya. Contohnya saya ngobrol dengan para petinggi termasuk ketua umum, saya bilang ke dia kalau kita ingin memperbaiki bangsa ini jangan hanya mengumandangkan jargon kosong seperti perubahan restorasi tapi orang tidak tahu apa perubahan yang mau dilakukan. Perubahan awalnya adalah kalau partai-partai lain memungut biaya bagi para calon legislatifnya, lalu karena dipungut biaya dia berpikir biaya ini harus bisa dikembalikan pada saat nanti menjadi anggota DPR, maka terjadilah potensi korupsi. Saya meminta kepada Surya Paloh, para petinggi Nasdem saya mengatakan jangan hanya jargon bahwa kita gerakan restorasi. Tapi tunjukkan bahwa kita berbuat sesuatu sesuai apa yang kita kumandangkan. Antara lain tidak memungut satu rupiah pun dari caleg, justru dibantu dengan alat-alat untuk kampanye.
Dari hasil kunjungan ke beberapa daerah, isu kunci yang kira-kira bisa kita lakukan secara prioritas itu apa?
Bangsa Indonesia itu terdiri dari berbagai suku bangsa ada orang Jawa, orang Sunda, orang Bali, orang Tapanuli, orang Manado. Kondisi seperti ini sebetulnya mengandung kerawanan, katakanlah suku Sunda itu merasa diperlakukan tidak secara adil di dalam negara ini mereka dengan mudah mengatakan pasundan merdeka. Berbeda dengan Amerika, Amerika terdiri dari bangsa seperti ada bangsa Irlandia, ada bangsa Inggris, ada bangsa Jerman, ada bangsa Afrika, ada bangsa Vietnam. Tetapi mereka itu bukan ini kelompoknya orang Indonesia yang sekarang jadi warga negara Amerika di negara ini, kelompoknya orang Cina yang jadi warga negara Amerika di sini tidak begitu. Kemudian tidak menyebabkan mereka sedikit-sedikt mereka mengatakan kalau tidak dikasih ini itu akan lepas. Kalau bangsa Indonesia yang punya kondisi khas seperti itu tidak dikelola secara baik dan tidak memperlakukan setiap suku bangsa yang ada jadi bagian dari negara ini secara adil, maka kemungkinan lepas menjadi semakin besar. Oleh karena itu yang memimpin bangsa ini harus cukup punya kebijakan.
Justru lebih pada gangguan internal ketimbang ancaman dari luar ya?
Menurut saya harusnya itu. Karena tadi ada satu perasaan yang kemudian mereka merasa tidak diperlakukan secara tidak adil dan itu berbahaya. Beberapa hari yang lalu saya katakan dari Papua, ya memang tidak bisa kalau Papua dibandingkan dengan Jakarta tentu berbeda karena kebutuhannya berbeda. Tetapi kebutuhan rakyat pada tingkat bawah sekolah dan sebagainya harus terpenuhi.
Pendekatan kesejahteraan ini berarti sebetulnya mengubah juga pendekatan atau kebijakan pertahanan keamanan karena gangguan potensi keamanan dari dalam. Kebijakan pertahanan kita sejauh ini sudah terpenuhi atau bagaimana?
Azas prioritas itu memang harus mana yang lebih diutamakan. Tapi ada hal-hal tertentu yang memang kalau kita menggunakan azas prioritas tidak sesuai dengan kebutuhan yang ada. Sebagai contoh bagaimana pemerintah kita sekarang punya kebijakan untuk membeli tank Leopard, Leopard ini saya akui bahwa itu suatu tank yang bagusnya luar biasa, terbaik di antara tank-tank yang ada di dunia. Leopard tank yang luar biasa yang demikian hebat kalau dia di medannya, medan Eropa maupun Timur Tengah. Tapi begitu dia masuk di medan Indonesia yang isinya sawah, hutan tidak bisa apa-apa. Karena tidak mungkin kita beli tank yang berat lalu jalan-jalannya diperbaiki, jembatan-jembatan kita ubah.
Editor: Doddy Rosadi
Endriartono: Membina Kader di Partai Nasdem Jauh Lebih Mudah
KBR68H, Jakarta - Dia masuk sebagai salah satu figur potensial untuk duduk sebagai orang nomor satu di Indonesia berdasarkan survei Lingkar Studi Perjuangan (LSP).

BERITA
Senin, 15 Jul 2013 11:24 WIB


partai nasdem, tentara, politik, endriartono sutarto
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai