KBR68H, Jakarta - Pemerintah akan mengimpor daging sapi tanpa sistem kuota. Impor akan kembali dilakukan hingga harga daging sapi di dalam negeri bisa mencapai kisaran Rp 75 ribu per kilogramnya. Saat ini masih di kisaran Rp 90 ribu lebih per kilogramnya. Padahal sebelumnya Pemerintah sudah mengimpor 3 ribu ton daging sapi. Lalu bagaimana peran Bulog yang juga diberi mandat untuk mengimpor daging sapi? Simak perbincangan penyiar KBR68H Irvan Imamsyah dan Agus Luqman dengan Kepala Bulog Soetarto Alimoeso dalam program Sarapan Pagi.
Peran Bulog didalam impor daging sapi ini sejauh mana?
Sebenarnya waktu itu pemerintah tadinya berpikir tidak secepat ini terjadi, satu perkembangan harga yang naiknya secepat ini. Tapi sudah ada tanda-tanda harga daging ini tidak turun, sehingga waktu itu pemerintah menetapkan Perum Bulog untuk melakukan impor, menambah pasokan. Kemudian Bulog diberikan izin untuk sampai 31 Desember, ternyata harga daging terus meningkat. Berarti bahwa memang posisi yang masuk pasar ini memang sangat kurang bila dibanding kebutuhan. Maka dari itu Perum Bulog diminta untuk segera memasukkan daging yang izinnya 3 ribu ton dalam waktu yang lebih cepat. Maka dari itu kami melakukan upaya secepatnya bisa masuk ke Indonesia terutama pada bulan Ramadhan ini. Kami termasuk melakukan untuk mendatangkan melalui pesawat terbang.
Kran impor dibuka lagi, Bulog dapat tambahan lagi atau bagaimana?
Sebenarnya kami akan konsentrasi di 3 ribu ton kemudian pemerintah menetapkan untuk memasukkan sapi hidup. Diharapkan dalam waktu dekat ini masuk untuk menyambut lebaran nanti. Jadi mempercepat tambahan dan tentunya bagi masyarakat supaya lebih tenang, Bulog sekarang sudah mulai operasi pasar. Silahkan masyarakat memilih serta halnya kemarin kita lakukan di tiga pasar di Jatinegara, Kramat Jati, dan Pasar Senen itu memang kadang-kadang ada yang masih tanya-tanya kalau impor rasanya tidak enak itu mungkin ada pihak-pihak tertentu yang menghembuskan seperti itu.
Kalau dari 3 ribu ton kuota yang dimiliki Bulog ini berapa yang sudah masuk ke Indonesia? kabarnya baru 12 ton ya?
Iya karena kita memang tadinya sebagian besar melalui laut. Target kami sampai 31 Desember, ternyata ini harus dipercepat sehingga kami mencari sumber yang bisa cepat. Karena di Australia sendiri sebenarnya mereka sudah punya target satu tahun dia menyembelih berapa, kemudian ekspornya kemana mereka sudah punya program. Kita ini termasuk baru, begitu masuk meskipun sejak awal melakukan diskusi tapi lagi-lagi pasti mereka kalau kita belum punya kontak bisnis, belum bicara jenisnya apa, harganya berapa pasti mereka tidak menyiapkan.
Jadi akan cari kemana?
Kita sudah deal paling tidak lebih dari seribu ton dengan pesawat. Bahkan kita sedang mempelajari, kemungkinan kita akan datangkan lebih cepat dengan menggunakan pesawat khusus, kita carter.
Berapa ton yang nanti lewat udara?
Yang akan lewat udara yang sudah deal 500 ton lebih dan kita harapkan bisa sampai 800 ton, kalau itu kurang ya kita tambah lagi.
Karena mengejar lebaran kira-kira kapan bisa sampai?
Setiap hari akan masuk yang melalui udara. Kemudian minggu depan melalui laut sudah mulai masuk, kemudian kita sedang negosiasi kalau carter itu bisa 50 ton atau 100 ton. Nanti kita lihat apakah dagingnya siap di sana, karena mereka ini harus disembelih dulu kemudian masuk ke frozen dulu karena kita belinya mendadak.
Kalau beli mendadak begini apakah akan ada kenaikan harga juga dari harga belinya?
Ya pasti ada sedikit. Tetapi ternyata tetap bisa mendatangkan, seperti kemarin kita bisa mendatangkan dengan udara harganya pun bisa dijual oleh pengecer antara Rp 75 ribu sampai Rp 80 ribu untuk jenis tertentu.
Bulog mendapat kritikan dari banyak pihak menganggap lambat karena pemain baru, bagaimana evaluasi atau kendala-kendala yang dihadapi?
Saya kira persoalannya bukan di Bulog sendiri. Jadi Bulog sejak Maret tahun lalu sudah mengusulkan untuk Bulog diberi izin untuk memasukkan daging. Tapi ternyata harus mengubah peraturan menteri, Peraturan Menteri Perdagangan sampai dengan akhir Mei keluar peraturan-peraturan tersebut, proses itu panjang dan baru keluar pada 26 Juni yang lalu. Kita itu ditugasi oleh pemerintah, ternyata ada persyaratan-persyaratan teknis yang mestinya bisa disampaikan sejak awal kepada kami sehingga kami bisa menyiapkan.
Persyaratan itu dari pemerintah Indonesia atau Australia?
Tentunya dari pemerintah kita. Kalau sejak awal kita diberitahu kita lebih siap lagi, tapi dalam pikiran kami karena Bulog ditugasi pemerintah tentunya ada hal-hal teknis sepanjang tidak melanggar peraturan tentunya bisa kita lewati.
Sebetulnya kalau dari pantauan Bulog sendiri pasokan dalam negeri seperti apa?
Kalau kita lihat pasokan sepertinya cukup.
Artinya ada yang menahan begitu?
Ini sudah beberapa bulan yang lalu itu harga naik. Begitu naik tetap pada posisi tinggi, kemudian pemerintah minta importir segera memasukkan baik sapi hidup atau daging yang harus diimpor. Ternyata tidak bergerak juga harga ini, bahkan begitu menjelang Ramadhan malah naik. Ini berarti ekpektasi pasar juga, oh memang yang diimpor kurang dan sebagainya sehingga mereka pada posisi harga tinggi. Inilah makanya pemerintah menambah suplai baik daging maupun sapi hidup. Kemudian kalau kita datang ke pasar kita tanya pedagang daging selalu mengatakan modal kita sudah tinggi, kemudian kita tanya lagi ke RPH iya harga sapi hidup sekarang sudah tinggi. Kenapa tinggi, ini memang kemarin sudah terlalu lama harga ini tinggi. Jadi yang masyarakat atau peternak ini setidaknya mulai menyesuaikan harga dengan harga yang pada posisi tinggi tadi.
Bukan karena kesengajaan ya?
Tentunya semua ini harus kita lihat dari pelaku satu per satu. Kita bisa menaksir dari belakang atau dari depan, kalau pengecer di pasar sangat tergantung kepada distributor atau RPH. Nanti kita kejar lagi kalau RPH pasti tergantung kepada pemasok, pemasok ini bisa peternak yang memiliki banyak ternak termasuk impor atau pemasok yang mendatangkan dari berbagai daerah. Kemudian ke peternak, kalau peternak kita lihat apa betul ternak ini naik, kadang-kadang karena membaca di pasar mulai tinggi pasti dia menaikkan.
Jadi sekarang yang sudah sampai di Indonesia berapa ton?
Sekitar 12 ton. Mudah-mudahan pagi ini mulai ada yang masuk, karena kemarin itu teman-teman di Australia itu sedang konsentrasi menggerakkan untuk yang melalui laut. Bahkan sumbernya daging ini kemarin dari tiga tempat dari Perth, Sidney, dan Melbourne karena kita membelinya mendadak.
Target percepatan 800 ton itu kapan tiba di Indonesia?
Ini lagi negosiasi kalau bisa kita menggunakan carter paling tidak 50 ton sampai 100 ton. Kemudian ditambah setiap hari ditingkatkan dari 8 ton menjadi 10 ton bahkan 20 ton, ini tergantung pada space kapal dan kesiapan supplier.
Carter pesawat jadi lebih mahal lagi?
Kalau carter masih lebih mahal, nanti ada hitungannya. Saya sudah melaporkan kemungkinan carter, saya katakan akan lebih mahal dan karena kita ini perusahaan umum jangan sampai divonis ini terlalu mahal, rugi, dan sebagainya. Kami harus menghitung betul jangan sampai merugikan perusahaan itu intinya, kami tidak mencari keuntungan. Paling tidak kita tidak rugi ya untung sedikit untuk membayar gaji karyawan.
Bulog: Pemerintah Tak Menyangka Harga Daging Sapi Naik dengan Cepat
KBR68H, Jakarta - Pemerintah akan mengimpor daging sapi tanpa sistem kuota. Impor akan kembali dilakukan hingga harga daging sapi di dalam negeri bisa mencapai kisaran Rp 75 ribu per kilogramnya.

BERITA
Kamis, 18 Jul 2013 11:29 WIB


harga daging, bulog, naik cepat, impor tanpa kuota
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai