Apa yang biasanya Sobat Teen lakukan dengan cangkang telur? Pasti langsung di buang ke tempat sampah karena nggak tahu mau diapain lagi. Iya kan? Tapi, teman kita Alief Moulana, murid kelas XI dari SMA Pribadi Bandung, Jawa Barat malah menggunakan cangkang telur untuk menjernihkan air. Wah, bagaimana caranya ya? Apa ya yang dilakukan Alief sehingga cangkang telur yang biasanya langsung masuk tong sampah bisa berguna? Daripada makin penasaran, yuk kita simak obrolan Kak Nurika Manan dari KBR68H dengan Alief.
Bisa jelaskan nggak, proyek menjernihkan air dengan cangkang telur itu seperti apa sih?
Project-nya tentang menggunakan cangkang telur untuk mengabsorsi (menyerap) zat pewarna dan limbah dari logam berat. Cangkang telur ini ada dua jenis yang kita pakai, yang pertama itu yang tanpa kalsinasi, dan yang kedua dikalsinasi (Kalsinasi : proses pemanasan suatu benda hingga temperaturnya tinggi, tetapi masih di bawah titik lebur untuk menghilangkan kandungan yang dapat menguap-red). Kemudian kita mencoba eksperimen untuk tiga sampel, yang pertama adalah sintetik sampel, yang kedua itu logam berat, kita gunain tembaga sama timbal, dan kemudian riil sampel. Sampel riil yang kita dapat dari industri.
Itu tadi cangkang telurnya ada dua macam, bedanya dengan cangkang telur biasa apa?
Jadi pertama ada yang cuma dihaluskan. Yang dihaluskan ini kandungan utamanya adalah kalsium karbonat. Dari sini kita dapat yang tidak terkalsinasi. Ini jenis yang pertama. Setelah itu, sebagian yang tidak terkalsinasi ini kita masukkan ke dalam furnes dengan suhu 900 derajat Celsius, selama satu jam. Dan setelah itu kita dapat yang terkalsinasi.
Kenapa awalnya bisa terpikir ide dari cangkang telur?
Awalnya itu kita punya konsep ingin mengubah sampah menjadi sesuatu yang juga mengurangi sampah. Dan cangkang telur yang mengandung kalsium karbonat itu ternyata mengandung absorban yang sangat baik. Jadi kita kepikiran untuk mengurai zat warna, karena kebetulan kita tinggal di Bandung yang banyak tekstilnya, makanya kita coba pakai zat warna untuk diserap cangkang telur dan ternyata berhasil.
Awal mulanya kamu membuat penelitian ini apa?
Awalnya kita memang sudah disiapkan untuk ikut lomba ISPO (Indonesian Science Project Olympiad). Kemudian karena kita sudah lolos dari sekolah, kita ngelakuin penelitian di universitas, dan akhirnya kita ikut sampai sekarang. Alhamdulillah, kemarin kita juga sempat ke Texas dan berhasil dapat perunggu.
Rencana ke depan untuk proyek kalian?
Buat saya sendiri, karena saya masih kelas XI, project ini kita namain project year one. Jadi selanjutnya di tahun ajaran baru ini kita melanjutkan project year two. Di mana yang kita tekankan di sini adalah efek-efek temperatur, efek Ph, efek massa dari absorban, dan juga efek dari penggunaan absorban ini terhadap aktivitas mikrobiologi.
Kalau misalnya ada air yang tercemar dari sungai, bisa nggak sih dijernihkan lewat cangkang telur ini?
Tergantung tercemarnya sama apa. Buat yang tercemar dengan tembaga, kita bisa memakai cangkang telur yang terkalsinasi. Kalau buat yang tembaga kita sudah mencapai standar EPA (Environmental Protection Agency).
Terakhir, tantangan atau kesulitan selama proyek ini apa sih?
Sebenernya tantangan itu lebih ke tentang waktu dan tentang sekolah kita sendiri. Kita setiap hari ngehasilin project, setiap hari ke universitas bolak-balik. Jadi pelajaran kita agak terbengkalai. Jadi selama ini kita setiap malam belajar buat sekolah, sementara paginya, kalau kita nggak bisa ikutin pelajaran sekolah, kita ikutin yang di project.
Editor: Vivi Zabkie