Ada Kebaya dan Pakaian Adat di Pengumuman Kelulusan SMA

Kelulusan kerap disambut dengan perasaan was-was akan hasil ujian kita. Maka enggak heran kalau perasaan lega luar biasa muncul setelah hasilnya kita ketahui. Nah rasa lega ini kadang disambut dengan luapan rasa gembira yang kadang enggak terkendali dan bikin kita lupa mengontrolnya. Ada yang corat-coret seragam, sampai konvoi di jalanan. Duhhh, padahal sayang kan kalau seragamnya dicorat-coret. Eh tapi sekarang Dinas Pendidikan Jakarta punya cara asyik buat mencegah itu? Dinas Pendidikan berusaha menciptakan tradisi baru perayaan kelulusan yaitu mengenakan pakaian adat nasionaaaaalll! Wuhuuuu, seru kayaknya. Kita simak aja yuk di Cerita Kita yang disusun sama Kak Ika Manan.

Pengumuman kelulusan pagi itu di SMK Negeri 40 Jakarta meriah sekali. Ketegangan yang awalnya tampak di wajah teman-teman kita ini kemudian pecah menjadi kegembiraan.  Sekolah mereka dinyatakan lulus 100 persen! Makanya banyak yang langsung histeris atau terharu luar biasa sambil menahan air mata Sobat Teen.

Suasana seperti ini juga tampak di sekolah-sekolah lainnya. Tapi ada yang berbeda pagi itu di sekolah ini. Teman-teman kita ini agak kesulitan buat jingkrak-jingkrak, karena menggunakan kain dan kebaya. Hihihi. Ini lah yang unik dari pengumuman kelulusan tahun ini, siswanya datang melihat pengumuman menggunakan kebaya dan pakaian ada betawi lhooo. Wah wah wah, ada apa nih? Biasanya pakai seragam bukan?

“Ini baru pertama kalinya, dalam rangka untuk mencegah tradisi coret-mencoret. Jadi kalau SMK 40 kami juga memang menyediakan saluran tempat berekspresi mereka, yakni kain panjang. Jadi mereka bisa mengekspresikan di situ, tidak perlu coret di sembarang tempat,” jelas Ibu Heni, Guru Kesiswaan SMK Negeri 40 Jakarta.

Kebijakan memakai pakaian adat nasional saat pengumuman kelulusan ini enggak cuma di SMK Negeri 40 Jakarta saja lho. Puluhan SMA dan SMK lainnya di Jakarta juga menerapkan hal yang sama. Kepala Dinas pendidikan Jakarta, Pak Taufik Yudi mengatakan, memang baru 20 persen dari seluruh SMA dan SMK di Jakarta yang menjalankan tradisi baru ini. Ya, sekitar 100 sekolah Sobat Teen.

Melihat respon yang luar biasa dari murid dan guru,  Pak Taufik berencana menularkan tradisi memakai pakaian adat nasional saat kelulusan ini ke sobat teen yang masih SMP. “Yang SMP iya, kita akan wajibkan begitu, berbekal dari pengalaman SMA, SMK dan Madrasah Aliyah. Yang berjalan dengan baik dan antusias yang luar biasa.  Untuk seluruh sekolah, pertama sekolah negeri dan sekolah swasta yang kita tunjuk. Karena ini untuk tahun pertama. Tentu dengan seperti ini, kita juga akan menghindarkan dari aksi corat-coret, konvoi sampai tawuran,” ujar Pak Taufik.

Kebijakan ini tercetus dari arahan Pak Gubernur Jokowi. Rencananya sih, akan diterapkan untuk seluruh sekolah di tahun-tahun berikutnya. Selain mencegah kebiasaan coret-mencoret, teman-teman kita diajak mengingat lagi budaya bangsa kita.

Abdi Amar dari SMK Negeri 40 Jakarta nih salah satu yang senang dengan kebijakan ini. Abdi yang memakai pakaian adat betawi lengkap dengan kain pelekat di leher dan kumis imitasi ini menyampaikan rasa senangnya sama Teen Voice. Saking senangnya Abdi sibuk berfoto. “Lebih bagus kayak gini ya. Kayaknya kalau pakai kostum kayak gini nggak bakal corat-coret ya. Sayang,” kata Adi.

Toyo dan Irina dari SMA Negeri 68 Jakarta juga lebih memilih buat persiapan ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri dibanding corat-coret Sobat Teen. Sayang euy seragamnya.

“Habis ini bakalan ada aksi corat-coret? Ohhh enggak, enggak, enggak ada. Kenapa? Karena enggak ada gunanya juga sih. Mendingan ke hal yang lebih positif, mempersiapkan buat masuk PTN,” kata Toyo kepada Teen Voice. “Enggaklah soalnya sayang bajunya, bisa disumbangkan ke teman-teman yang lebih membutuhkan,” kata Irina menambahkan.

Tuh kaaaan, seru Sobat Teen. Masih banyak cara-cara asyik lainnya yang bisa digunakan untuk mengekspresikan rasa syukur atas kelulusan kita. Jadiiiiii, corat-coret seragam dan konvoi? Udah enggak jaman lha yaaaaaa! (Ika Manan)