Bagikan:

Siap Membawa Praktik Dokter Online ke Asia

Mengembangkan meetdoctor jadi bisnis yang sehat, sekaligus memperluas jangkauan konsultasi sampai ke Asia.

BERITA

Kamis, 12 Jun 2014 11:39 WIB

Author

Arin Swandari

Siap Membawa Praktik Dokter Online ke Asia

meetdoctor.com, konsultasi kesehatan online

KBR, Jakarta – Praktik dokter online besutan Dr Adhiatma Gunawan yaitu meetdoctor.com saat ini dikunjungi 40 ribu orang sehari, dan angkanya terus bertambah. “Saya sih inginnya 100 ribu per hari,” kata Adhiatma, dan inilah yang jadi target meetdoctor.com tahun ini. 


Tapi mimpi dr Adhiatma tak berhenti di angka 100 ribu pengunjung per hari di praktik dokter online-nya. Ia justru ingin ‘go Asia’ alias memperluas jangkauan konsultasi kesehatan gratis sampai ke wilayah Asia. Ia pun terus mematangkan bisnis meetdoctor.com sebagai sebuah perusahaan komersil. 


Untuk masuk dengan target Go Asia, apa yang dimaksud dengan Go Asia? Akan ada layanan dwi bahasa? 


“Iya tepat sekali. Sisi negatif kami atau kerugian kami kami adalah tidak bisa menyentuh pasien, tapi sisi positifnya kami tidak dibatasi ruang dan waktu karena kita “hidup” di dunia maya. Jadi kami berpikir bahwa perkembangan industri atau sebuah era digital ini sangat pesat dan artinya adalah apa yang membuat kami tidak bisa ‘go Asia’ seharusnya semudah mengubah bahasanya menjadi bahasa internasional mau itu bahasa Inggris, Cina, Jepang, Korea atau apapun itu ketika mengarah ke situ maka konten-konten yang ada bisa dinikmati oleh warga negara Asia.” 


Untuk mencapai ke sana, cukup dengan kerjasama rumah sakit Indonesia dan dokter Indonesia atau merangkul dokter-dokter dari kawasan Asia lainnya?


“Itu pertanyaan bagus dan sulit. Sulitnya sebetulnya kalau kami bisa supply bahwa dalam waktu dekat perdagangan Asia dibuka, seandainya pemerintah Republik Indonesia cukup berpikiran panjang dan terutama harus dukung pemerintah, sayangnya pemerintah terhadap hal ini belum tahu.”


“Seharusnya kita bisa membuat bahwa ini sebagai sebuah unggulan daripada kita. Kenapa karena kita mungkin secara kualitas sama dengan dokter-dokter dalam negeri. Saya yang kita menang, jumlah, jumlahnya banyak. Karena di Asia saya lihat tidak terlalu banyak, sudah ada beberapa tapi saya rasa semua kiblatnya di beberapa website senior yang ada di Amerika.”


“Mungkin kendala berikutnya adalah bahasa, saya yakin kalau dokter-dokter muda sekarang sudah cukup berpotensi untuk bicara bahasa asing tapi sebagai senior kurang paham. Apa yang akan kami lakukan untuk ‘go Asia’ atau ke negara lain tentu yang pertama menambahkan ke bahasa Inggris, bagaimana dengan tenaga-tenaga medis ya kami ingin ketika kami ke Singapura kami bekerjasama juga dengan teman-teman di Singapura. Pertanyaannya apakah boleh teman-teman di Indonesia ikut campur dan berkontribusi terhadap jawaban dari pasien Malaysia. Buat saya ketika free trade itu diberlakukan silahkan saja.” 


Apa yang sudah dilakukan untuk mencapai target ‘go Asia’? 


“Kami sudah mulai siap-siap. Mungkin masyarakat belum banyak tahu karena kami melakukannya secara testing sangat kecil, tapi sebetulnya kami beberapa beberapa kali sudah mulai mencoba publish artikel-artikel dalam bahasa Inggris. Lalu boleh dibilang mungkin sampai akhir 2014 ini kami masih di tahap research bagaimana caranya masuk ke negara-negara tetangga. Kalau ditanya target kapan bisa terealisasi saya sangat berharap ini bisa terealisasi di 2015.” 


Bersamaan dengan Masyarakat Ekonomi Asia?


“Mungkin tidak secara spesifik tapi kebetulan waktunya tepat.” 


Bagi para dokternya ini semacam kerja sosial begitu atau bagaimana?


“Mungkin kurang tepat kalau bicara kerja sosial. Tapi tentu dokter-dokter yang support kami kami bersyukur bahwa mereka punya pemikiran yang cukup baik bahwa mereka tidak mendapatkan reward secara komersial. Namun ketika mereka menjawab kami memutuskan untuk menampilkan profil mereka, foto mereka, spesialisasi, jadwal dan tempat praktiknya. Jadi ketika pasien merasa jawaban dokter ini bagus, ketika mereka klik dokter ini siapa praktik di mana, sering sekali kami mendapat  semacam testimoni bahwa akhirnya pasien itu datang ke dokter itu.” 


Tapi tetap saja komersial harus menjadi bagian penting untuk melanjutkan perusahaan ini. Seperti apa sisi bisnisnya? 


“Kami punya filosofi awal bahwa mau menciptakan bisnis yang sehat. Bisnis yang sehat itu bukan hanya berarti bisnis yang rugi tapi bisnis yang baik. Kami menolong orang dalam hal ini kalau kita bilang segitiga sudut pertama adalah pasien, kami menolong pasien memberikan sarana untuk bisa berkonsultasi gratis. Kami juga menolong dokter atau rumah sakit secara tidak langsung menunjukkan kemampuan kredibilitasnya mereka sebagai seorang pakar yang pada akhirnya nanti tentu diharapkan masyarakat akan datang ke situ. Itulah nilai komersial yang akan terjadi.”


“Sudut ketiga adalah tentu mereka institusi atau perusahaan yang punya kaitan atau kepentingan untuk menyampaikan pesan kepada audiens. Kami kebetulan sepanjang 2,5 tahun kami berdiri sudah punya cukup banyak user database dan pengunjung yang datang ke kami cukup besar. Sehingga itu dipandang sebagai hal yang menguntungkan untuk para perusahaan yang mempunyai kepentingan bicara dengan audiensnya. Sebagian besar business model kami dari iklan. Secara jujur kami tidak menjual data, karena kami patuh pada kebijakan yang kami punya bahwa tidak ada satupun data pasien yang kami serahkan pada pihak ketiga manapun.” 


Kerja sama dengan rumah sakit?


“Iya kerja sama dengan rumah sakit tapi sejauh ini masih kerja sama yang sifatnya win-win ya. Jadi rumah sakit termasuk dalam sudut segitiga yang saya sebut penyedia layanan kesehatan. Kita tidak charge mereka, kita tidak minta mereka bayar, hubungannya adalah simbiosis yang saling menguntungkan. Jadi rumah sakit support kita dengan daftar dokter yang mereka punya dan kami juga sebutkan rumah sakit partner kami, kami letakkan di website kita supaya masyarakat tahu.”


Anda sendiri sudah puas dengan cuma berkomunikasi melalui dunia maya atau Anda masih punya impian untuk langsung terjun dan ingin masih menjadi spesialis lagi? 


“Saya pribadi sudah mengubur impian saya jadi spesialis. Justru ketika terjun ke industri ini sangat banyak teman-teman di dunia farmasi menawarkan kenapa tidak balik ke dokter spesialis kandungan?”


“Ketika saya datang ke rumah sakit untuk sebuah kunjungan, meeting atau seseorang panggilan itu kadang muncul kembali. Tapi saya pikir ini tidak tahu menghibur diri atau dipandang sesuatu yang positif, kalau dulu saya jadi dokter kandungan sehari mungkin cuma bisa menolong 50-100 pasien. Tapi hari ini dengan Meetdoctor dibantu sekian banyak teman saya bersyukur kita bisa menolong 40 ribu orang setiap hari. Jadi saya tidak tahu apakah sebuah excuse untuk menghibur diri tapi boleh dikatakan saya cukup puas dengan apa yang kami punya dari sisi bahwa saya sudah tidak lagi punya impian untuk jadi spesialis. Saya rasa panggilan saya ada di sini, saya ingin mengembangkan ini jauh lebih besar dan saya tidak punya waktu untuk membagi waktu mengejar spesialis lagi.” 


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending