Bagikan:

Migrant Care Minta KPU Perbaiki DPT Pilpres

KBR, Jakarta - Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) hingga kini tidak bekerja maksimal. Mestinya KPU dan PPLN seharusnya menjemput bola dengan mendata langsung ke lapangan.

BERITA

Sabtu, 14 Jun 2014 19:24 WIB

Author

Rio Tuasikal

Migrant Care Minta KPU Perbaiki DPT Pilpres

dpt, pilpres, pemilih, luar, negeri

KBR, Jakarta - LSM Migrant Care meminta KPU memperbaiki Daftar Pemilih Tetap (DPT) menggunakan data imigrasi, bukan hanya data yang ada di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI). Anggota Migrant Care Saeful Anas mengatakan, perbaikan itu dilakukan agar semua pekerja migran di luar negeri bisa terdata. Menurutnya Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) hingga kini tidak bekerja maksimal. Kata dia, KPU dan PPLN seharusnya menjemput bola dengan mendata langsung ke lapangan. Ia berharap semua pekerja migran bisa masuk DPT tambahan.

"Saya kira kalau informasi itu disebarluaskan, dan KPU aktif menjemput bola dan mendatangi tempat-tempat kantung buruh migran di luar negeri, ini bisa maksimal," kata Saeful saat dihubungi KBR, Sabtu (14/6) sore.

Anggota Migrant Care Saeful Anas menyatakan laporan lembaganya ditampik KPU. Dalam laporan itu, Migrant Care mencatat empat juta pekerja migran tak masuk DPT pada Pileg lalu. Pada Pileg April lalu, KPU hanya mendata 2 juta pemilih dari 6 juta warga Indonesia di luar negeri. Sementara itu, dalam DPT Pilpres yang baru disahkan KPU kemarin, hanya ada penambahan 13 ribu pemilih baru dalam DPT luar negeri.

Sementara, Pusat Pemilu Akses Penyandang Cacat (PPUA Penca) menyatakan banyak petugas pemilu yang tidak mencantumkan keterangan difabel saat mendata DPT pilpres. Padahal menurut Sekretaris PPUA Penca, Adi Gunawan, keterangan jenis disabilitas memudahkan identifikasi difabel di TPS. Misalnya saja akses bagi pemilih berkursi roda atau template surat suara bagi pemilih tunanetra.

Dalam pemilihan legislatif lalu, banyak warga yang difabel kesulitan saat akan memberikan hak suara mereka. KPU beralasan anggaran terbatas menjadi salah satu sebab tak bisa dipenuhinya semua kemudahan untuk kelompok masyarakat ini.

Editor: Irvan Imamsyah

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending