KBR, Jakarta - Jerawat memang menyebalkan, apalagi kalau nantinya bakal meninggalkan bekas hitam di wajah atau bagian tubuh lainnya. Bagi Anda dengan tipe wajah berminyak, seringkali harus berakrab ria dengan jerawat.
Menurut Dr. Laurentya Olga, secara umum jerawat timbul akibat adanya peradangan terhadap kulit yang berminyak. “Penyebab lainnya ada banyak seperti hormon yang labil,” ujarnya. Hal tersebut menjelaskan mengapa orang pada masa pubertas lebih sering menderita jerawat karena pada masa itu hormon pada seseorang tengah labil.
Masalah jerawat hinggap pada diri Nur Azizah. Perempuan 30-an tahun itu mengaku dihinggapi masalah kulit itu sejak 6 bulan silam. “Jerawat saya tidak di wajah, tapi di punggung,” ujarnya sembari menunjuk ke arah punggung. “Nyerinya sampai ngilu.”
Menanggapi keluhan Azizah, Dr Olga menyarankan agar perempuan lebih memperhatikan kebersihan badannnya. “Saya lihat di daerah muka tidak berjerawat. Berarti sering cuci muka. Oleh karena itu mandinya harus lebih lama biar punggungnya juga bersih,” ujarnya. Olga menambahkan, bila jerawat sudah menahun dan terasa sakit, penderita baiknya konsultasi ke dokter.
Mengobati jerawat
Menurut Dr.Olga, mengobati jerawat tidaklah begitu sulit. Kata dia, yang terpenting adalah menjaga kebersihan diri. “Karena jerawat timbul akibat kuman yang bercampur keringat dan terjadi peradangan,” ujarnya. Dia menyarankan supaya sering membersihkan diri dengan sabun anti jerawat.
Bila jerawat masih membandel, menurut Olga berarti ada masalah lain. “Bisa juga karena makanan yang dikonsumsi banyak yang berminyak, atau karena stres,” ujarnya. Stres dapat membuat hormon tidak stabil sehingga jerawat dapat muncul kapan saja. Oleh karena itu kata dia meskipun seseoang sudah melewati masa puber, hendaknya dia menghindari stres.
Cara lain mengobati jerawat adalah dengan obat baik berupa obat minum ataupun salep oles. “Intinya cara kerja obat jerawat itu mengurangi minyak di kulit sehingga wajar bila nanti kulit agak kering,” katan Olga. Bila sudah terlanjur terbentuk, jangan dipencet. “Lebih baik ditoreh sedikit supaya nanahnya bisa keluar. Tapi alatnya mesti steril,” ujarnya. Olga tidak terlalu menyarankan penderita jerawat berobat ke tempat facial. “Mengapa? Karena banyak tempat facial menggunakan alat yang sama untuk semua pasien, jadi tidak higienis,” katanya.
Selain beberapa cara tadi, menurut Olga bahan-bahan alamai juga dapat membantu mengurangi jerawat. “Tapi tidak terlalu efektif, seperti bengkoan, mentimun, bahkan katanya ada yang pakai jahe dibuat masker, semuanya hanya membantu,’ ungkapnya.
Menurut dia, bahan-bahan alami memang mengandung antiseptik tapi dalam dosis yang rendah. “Sangat baik untuk mengencangkan kulit muka, tapi untuk jerawat tidak terlalu manjur, “ ujar Olga.
Dari semua jenis pengobatan, Olga paling merekomendasikan pasiennya untuk menjaga pola hidup. “Makan makanan yang direbus, hindari makanan berminyak, dan perbanyak makan sayuran,” imbuhnya. Selain itu pasien juga harus memperhatikan pola tidur supaya teratur.
Indikasi penyakit lain?
Beberapa waktu lalu ada penelitian di Tiongkok yang menyatakan keterkaitan jerawat dengan penyakit lain yaitu Alzheimer. Menurut Olga, dalam penelitian itu ditemukan gen yang sama dalam dua penyakit itu. Namun menurutnya hasil penelitian itu masih menjadi kontroversi. “Masih banyak yang menyanggah kok,” ujarnya.
Yang jelas, kata Olga, bila jerawat sudah menahun, menimbulkan nyeri yang luar biasa, serta berdarah dan membesar, maka sudah waktunya pasien pergi ke dokter.
Editor: Citra Dyah Prastuti