KBR, Jakarta - Sistem pemantau pemilu MataMassa merilis 82 dugaan pelanggaran yang dilaporkan sejak awal kampanye pilpres. Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta Umar Idris mengatakan, sebagian laporan tersebut berupa dugaan kampanye hitam bermuatan SARA.
Dia mengklaim calon presiden Joko Widodo menjadi korban kampanye hitam paling banyak. Jumlahnya mencapai 16 laporan pidana.
Kampanye hitam dilakukan dalam berbagai bentuk. Di antaranya melalui penerbitan buku, media cetak, situs online dan media sosial.
"Jadi 16 laporan tentang SARA, ini tentang Jokowi. Artinya di sini Jokowi menjadi korban, yang dirugikan oleh pelanggaran pidana yang masuk ke MataMassa. Tapi kami tidak bisa mengidentifikasi siapa pelakunya black campaign dan isu SARA ini," kata Umar Idris di Kantor Bawaslu, (19/6).
Umar Idris menambahkan, kedua kandidat juga dilaporkan melakukan pelanggaran administratif. Kubu Jokowi-JK sebanyak 16 dugaan pelanggaran, sementara kubu Prabowo-Hatta sebanyak 23.
MataMassa membuka laporan pelanggaran sejak kampanye pilpres dimulai. Tidak seperti momen pileg lalu, MataMassa memperluas area pelaporan tak hanya di Jabodetabek. MataMassa membuka jaringan di tujuh kota, yakni Padang, Aceh, Surabaya, Makassar, Yogyakarta, Pontianak dan Semarang.
Editor: Pebriansyah Ariefana