KBR, Jakarta – Bagi yang pernah menonton film “Premium Rush” pasti tak asing dengan yang satu ini: bike messenger atau kurir bersepeda. Mereka berpacu dengan waktu, bersepeda menelusuri jalan besar dan kecil demi mengantar dokumen atau barang dari konsumen.
Di Jakarta ternyata ada juga kurir bersepeda dan itu dirintis oleh seorang anak muda bernama Emmanuel Rendy. Saat ini Rendy masih berkuliah di salah satu universitas di Jakarta. Ia memulai profesi kurir bersepeda itu sejak tahun 2011. “Bukan hanya untuk cari uang, tapi juga menyalurkan hobi bersepeda,” katanya di program Obrolan Ekonomi KBR.
Mengayuh sepeda adalah hal yang mengasyikkan untuk seorang Rendy. Pertama, karena ia merasa berbeda karena di jalanan lebih banyak mobil dan motor, kedua karena perlu banyak seni untuk mengayuh sepeda di tengah padatnya ibukota.
Rendy mematok harga minimal Rp 25 ribu untuk setiap kali pengiriman. Untuk jarak dekat, Rendy menjamin barang akan sampai dalam waktu 10 menit, misalnya dari kawasan Kuningan ke Sudirman. Sementara untuk jarak jauh, Rendy menaikkan harga dengan kelipatan Rp 5 ribu. “Jarak yang paling jauh yang sudah saya tempuh adalah dari Mampang Prapatan ke Kalideres, Pantai Indah Kapuk atau Tanjung Priuk.”
Dalam sehari, Rendy mampu mengantarkan barang dari empat klien. Kebanyakan barang itu berupa dokumen, surat, kue kering atau baju. Untuk menjamin keselamatan dirinya di jalanan, Rendy menyiapkan sejumlah barang. Di antaranya adalah jaket tebal untuk menghindari benturan, yang selalu tersedia di dalam tas selempangnya.
“Musuh utamanya adalah hujan. Kalau hujan, saya lebih baik tidak antarkan barang.”
Menjadi kurir sepeda rupanya tak mengganggu kuliah Rendy, yang memakai akun Twitter @emanuellrendy serta dikenal dengan sapaan JakMessengerBoy. “Bersepeda justru menghilangkan stres kuliah karena saya lagi bikin skripsi,” jelasnya. Pekerjaan ini juga telah membuat pergaulan Rendy makin luas.
Salah satu klien Rendy adalah Sekar Dinihari. Sudah lebih dari setahun ini Sekar memakai jasa kurir bersepeda yang ditawarkan Rendy. Mula-mula karena ia tak kunjung mendapatkan antaran baju dari penjahitnya. “Lalu muncul Rendy. Dan penjahitnya lah yang minta supaya Rendy mengantarkan barang,” cerita Sekar.
Semula Sekara mengaku terkejut begitu melihat bajunya diantarkan oleh seorang kurir bersepeda. “Ternyata kurir bersepeda ini lebih cepat dibandingkan kurir dengan motor,” ceritanya gembira.
Berkat Rendy, sejumlah teman pecinta sepeda di daerah lain banyak yang mulai meniru jejak Rendy. “Semua orang bisa mengandalkan jasa ini, tapi tidak semua orang bisa jadi kurir bersepeda. Resikonya tinggi, tanggung jawabnya berat,” kata Rendy mengingatkan.
Kunci utama dalam menjalankan profesi ini adalah jujuran. “Contohnya saat mengantarkan barang, biasanya uang dibayarkan di muka. Kalau misalnya tak jujur, kan bisa saja barang tak diantar,” kata Rendy. Karena itulah, kata Rendy, sangat penting untuk membuat kesan pertama yang baik.
Tertarik menggunakan jasa kurir bersepeda yang ditawarkan Rendy? Silakan kontak lewat Twitter @emanuellrendy atau WhatsApp di 085695234747.