KBR, Jakarta –Shefti Lailatul Latiefah adalah seorang pecinta sepakbola. Tak ada yang aneh soal itu, apalagi besok sudah dimulai pesta sepakbola yang ditunggu seantero bumi: Piala Dunia.
Tapi buat Shefti, Piala Dunia mesti bebas dari kepentingan politik. Ia khawatir, siaran Piala Dunia bakal disusupi kampanye Pemilu Presiden mengingat siapa pemilih TVOne dan ANTV, dua stasiun televisi di Indonesia yang mengantongi hak siar Piala Dunia 2014. Pemilik kedua stasiun TV itu adalah keluarga Bakrie, yang terlibat dalam dukungan terhadap capres-cawapres Prabowo Subianto – Hatta Rajasa.
Shefti lantas mengirim surat terbuka kepada Presiden FIFA Joseph S. Battler, seperti diceritakannya dalam program Sarapan Pagi.
Kapan surat itu dikirimkan dan sebenarnya apa yang Anda sampaikan ke FIFA dalam surat itu?
“Seperti yang ditulis di blog saya sheilayla.blogspot.com itu saya sebenarnya sudah kirim suratnya via email ke FIFA waktu hari Sabtu. Hari Senin baru saya twit dengan bantuan teman-teman juga karena kami mempunyai kekhawatiran yang sama.”
“Kita tahu masa kampanye memang singkat dan stasiun televisi dimiliki oleh para konglomerat yang itu-itu saja yang punya agenda politik juga. Kalau disini semangatnya semangat menjaga keadilan dan kampanye bersih saja. Kalau kampanyenya tidak adil malas juga, misalnya kalau kampanye dua pihak disiarkan tidak masalah juga tapi tidak pas Piala Dunia juga siapa juga, siapa tahu tiba-tiba orang menang bola ada running text atau apa itu mengganggu. Kita juga tahu kemarin ada acara pencarian bakat ada seorang capres hadir, itu tidak lucu menurut saya.”
“Jadi penyalahgunaan seperti itu yang saya tidak ingin ada di Piala Dunia karena memang sepakbola itu fairness sebagai olahraga yang menjunjung tinggi sportivitas, pemilu juga sama kita punya aturan, masa kampanye, hal-hal apa saja yang boleh dan tidak dilakukan. Ketika hal itu ya marah juga kan publik, saya sebenarnya mendukung salah satu capres dan itu hak pilih pribadi. Tapi ketika hal ini menjadi komoditi itu yang tidak kita inginkan, ketika orang mendapatkan exposure salah satu capres saja.”
Anda sudah mendapat jawaban dari kedua stasiun televisi ini?
“Belum tapi sebenarnya memang tujuan utamanya ke FIFA sebagai penerbit hak siar. Ketika saya sudah dapat perhatian dari FIFA dan publik memang surat saya cuma antisipasi, jadi minimal meskipun FIFA tidak balas tidak masalah karena publik sudah baca dan mereka tahu bahwa akan ada kemungkinan bombardir kampanye yang tidak seimbang. Jadi kalau tidak dibalas pun tidak masalah juga kita sudah biasa tidak terbalas.”
Apakah ada antisipasi lain yang digagas Anda misalnya lewat petisi begitu?
“Ada rencana pastinya untuk menggagas petisi. Karena ini baru awal dan belum kejadian, jadi isu ini harus terus dikawal saya juga punya teman-teman yang sangat concern di bidang fairness dalam penyiaran.”
“Sebenarnya frekuensi publik televisi itu, memang ada televisi yang dimiliki konglomerat tertentu tapi mereka itu siaran di frekuensi milik publik yang tidak diperjualbelikan. Punya kantor bisa siaran tapi tidak ada ruang siarnya kan tidak mungkin juga, ruang siar ini milik publik jadi harus taat peraturan P3SPS. Nanti kalau misalnya kedua stasiun televisi itu tidak mengindahkan aturan-aturan kita bisa bawa itu ke KPI dan Panwaslu untuk dikaji lebih lanjut lagi. Karena sebenarnya kita cuma orang-orang amatir, orang-orang yang cinta dengan keadilan dan fairness of the game. Kita tidak ingin ada orang-orang lain yang tidak tahu apa-apa menjadi korban.”
Ke PSSI sudah dilayangkan juga?
“Ke PSSI belum. Sebenarnya ini karena masalah hak siar saja, untuk sepakbola saya tidak begitu mengerti dan tidak begitu mengerti politik. Tapi ketika di ruang publik ini yang patut dijaga, saya punya keberpihakan ke salah satu capres tapi masalahnya adalah keadilan. Misalnya ada yang tanya kalau kampanye capresnya pilihan saya ya saya juga tidak mau, harusnya dua-duanya. Tapi kita lagi ngomongin Piala Dunia, keceriaan dengan keluarga dan ngomongnya olahraga jangan sampai ada kampanye terselubung yang mengganggu.”
Kalau Komisi Penyiaran akan disasar juga?
“Pasti akan disasar. Sudah ada arahan ke sana dan pastinya memobilisasi teman-teman juga untuk mengawasi supaya penyelenggaraan kampanye ini adil dan sesuai aturan. Memang ada dua hal yang menjadi fokus, pertama kampanye dan kedua tentang media supaya tidak disalahgunakan.”
“Kalau saya boleh tarik ke Piala Dunia saya bilang ke Joseph Blatter, kita ngomongin sepakbola sebagai olahraga yang mengedepankan sportivitas jadi tolong ikut menjaga ini di Indonesia. Tahu sendiri sepakbola lebih membahayakan dari pedang, para suporter bola gila-gila semua karena itu efek audiens ketika mereka merasa kalau mereka pendukung salah satu tim dan tim itu kalah kemudian diejek oleh yang menang kan emosi terus bacok-bacokan itu terjadi. Akhirnya surat itu sebagai antisipasi kemudian nanti saya dan teman-teman kawal itu supaya fairness ini terjaga. “