KBR, Jakarta – Pertanyaan kedua yang diajukan dalam Debat Capres perdana malam ini di Balai Sarbini kepada capres-cawapres Joko Widodo dan Jusuf Kalla adalah soal pembangunan. Moderator debat, Zainal Arifin Muchtar, Direktur Pusat Kajian Anti Korupsi Universitas Gajah Mada, mengatakan, Indonesia tak lagi mengenal Garis Besar Haluan Negara. Yang dikenal sekarang adalah perencanaan pembangunan jangka pendek, menengah dan panjang. Pertanyaan yang diajukan moderator adalah bagaimana menjaga kesinambungan antara pemerintahan yang sekarang dengan pemerintahan mendatang.
Menurut capres Joko Widodo, perencanaan jangka panjang harus jadi titik acuan bagi siapa pun yang jadi presiden dan wakil presiden. Tanpa itu, pembangunan akan berjalan terpotong-potong. “(Jangan sampai) nanti tergantung pada pemimpinnya mau gaya apa,” kata Jokowi.
“Menurut saya, siapa pun presidennya, yang baik akan kita lanjutkan, yang tidak baik akan kita evaluasi.”
Seperti di sesi pertama, Jokowi lantas meminta cawapresnya, Jusuf Kalla, untuk melanjutkan pemaparan.
Menurut Jusuf Kalla, pemerintah harus tegas mengevaluasi kebijakan pembangunan lima tahunan.
“Tanyakan data, perbaiki kebijakan,” kata JK dalam debat capres perdana di Balai Sarbini.
“Itulah tugas pemerintahan di masa mendatang. Pemerintah dibentuk untuk membuat perubahan.”
Jusuf Kalla juga menekankan pentingnya mencapai dan mempertahankan pemerintahan yang bersih serta efektif, yang memiliki tugas besar melayani publik.
Jokowi lantas menutup menit-menit terakhir dengan beberapa kalimat pamungkas.
“Perencanaan itu penting, yang lebih penting lagi adalah pelaksanaan dan manajemen pengawasannya. Yang paling penting dan paling lemah di Negara kita ini adalah manajemen pengawasan.”
Debat capres perdana kali ini berlangsung di Balai Sarbini Jakarta dan disiarkan secara langsung di tiga stasiun televisi.