KBR, Jakarta – Pertanyaan ketiga menyorot soal mahalnya biaya demokrasi di negeri ini, yang kemudian menyebabkan adanya perilaku koruptif di kalangan pengurus partai. Yang ditanyakan moderator adalah bagaimana cara capres-cawapres Joko Widodo dan Jusuf Kalla meyakinkan kalau itu tidak akan terjadi jika mereka terpilih kelak.
“Yang penting parpol berani merombak,” begitu Jokowi memulai. Jokowi memberi contoh soal pola rekrutmen baru yang harus dilakukan di partai politik sehingga orang terbaiklah yang akan diajukan. “Seperti yang ada di partai kami. Saya bukan ketua partai, tapi saya dijadikan calon presiden. Karena ada rekam jejak, dan saya kira, karena ada prestasi.”
Jokowi juga menyorot koalisi yang dibangun. “Tidak usah banyak parpol yang bergabung tidak apa-apa. Yang penting adalah nantinya dalam bekerja kita nanti mengedepankan kepentingan rakyat.”
“Sejak awal kita sampaikan, ini adalah kerjasama ramping.”
Selain itu Jokowi juga menyorot soal dana kampanye. “Kami ingin dapat dukungan rakyat dari segi pendanaan. Kami buka rekening gotong royong,” jelas Jokowi. Rekening ini nantinya akan diaudit oleh lembaga yang kredibel.
“Dengan begitu kami tidak bisa ditekan oleh siapa pun.”
Selanjutnya giliran Jusuf Kalla yang menekankan pentingnya keikhlasan dari partai-partai yang ada dalam koalisinya. “Tidak ada janji menteri, tidak ada janji jabatan apa pun. Itu yang sebabkan kami berbiaya murah, jadi tidak ada tekanan.”
Jokowi kembali menutup sesi ini dengan menyatakan pentingnya memulai tradisi baru. “Seperti saya dan Pak JK,” katanya.
“Ini tradisi baru yang harus kita mulai. Dengan cara seperti ini, yang maju adalah yang terbaik, bukan yang ketua partai.”