KBR, Jakarta - Hasil jajak pendapat terbaru versi Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) menyebutkan elektabilitas atau tingkat keterpilihan pasangan Prabowo-Hatta naik selama dua pekan masa kampanye pemilu presiden.
Direktur Eksekutif Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) Husin Yazid mengatakan, tren kenaikan itu karena masyarakat menginginkan jaminan keamanan dan jaminan ekonomi dari pasangan ini.
Namun, hal ini berbanding terbalik dengan elektabilitas pasangan Jokowi-Jusuf Kalla. Puskaptis menyebut pasangan ini mengalami tren negatif, karena responden menilai tidak ada jaminan keamanan.
"Posisi elektabilitas kedua pasangan itu, pasangan Prabowo mengalami tren positif sementara pasangan Jokowi mengalami stagnan dan cenderung menurun. Berapa persen elektabilitas keduanya? Untuk pasangan Prabowo-Hatta sudah mencapai angka 46,25%, untuk Jokowi-JK di angka 43.15 persen," ungkap Direktur Eksekutif Puskaptis Husin Yazid ketika dihubungi KBR, Sabtu (21/6).
Husin Yazid menyebut, kenaikan elektabilitas Prabowo-Hatta juga dikarenakan bekerjanya mesin politik koalisi di daerah-daerah. Survei itu dilakukan dengan jumlah responden 2400 orang, di 33 propinsi yang mencakup 315 kabupaten dan kota. Tingkat kesalahan survei tersebut diklaim sekitar 1-2 persen.
Editor: Pebriansyah Ariefana