KBR68H, Jakarta - Teror bom kembali landa Poso. Kemarin, terjadi 2 ledakan beruntun dengan daya ledakan kecil dan besar di depan Masjid Polres Poso. Ini merupakan bom bunuh diri. Kepolisian memastikan tidak ada korban jiwa lain selain pelaku bom bunuh diri tersebut. Kenapa teror bom kembali melanda Poso? Simak perbincangan penyiar KBR68H Agus Luqman dan Rumondang Nainggolan dengan tokoh masyarakat Poso, Adnan Arsal dalam program Sarapan Pagi.
Bagaimana anda menanggapi teror bom yang terjadi kemarin?
Kalau kami di Poso setelah melihat pelaku itu tidak ada satupun orang Poso mengenal siapa itu. Itu pekerjaan polisi mengidentifikasi walaupun diperkirakan pelaku lari dari tahanan, kita tidak mengenal dari mana kok bisa melakukan peledakan bom seperti itu di Poso. Kalau kami di Poso tidak terpengaruh dengan peledakan bom itu.
Masyarakat di sana tidak panik?
Kalau masyarakat Poso artinya tidak lagi hirau dengan persoalan itu, dianggap itu persoalan teroris yang sudah basi bagi kami dan dari dulu kami dibikin seperti itu. Itu urusannya polisi, cuma umat Islam Poso meminta jangan sampai polisi menegakkan hukum tapi melanggar hukum terus.
Tapi masyarakat di sana tetap waspada kalau misalnya ada barang-barang yang mencurigakan dilaporkan dan tetap waspada ya?
Iya pasti dilaporkan.
Menurut anda kenapa Poso sering dijadikan daerah sasaran teror?
Poso kalau orang bilang mantan konflik. Artinya Poso itu seperti bensin gampang disulut, menurut mereka. Tapi karena umat Islam dan umat Kristen Poso sudah paham beritanya pada waktu konflik, maka hal-hal yang kaitan seperti itu jangan sampai dua komunikasi ini terpicu karena dua komunitas ini yang rugi.
Bagaimana para tokoh agama di sana mencegah ada pengikut-pengikut baru terutama dari kalangan muda?
Kalau kita di sini ada beberapa pesantren seperti Gontor, Amanah, Wahdah Islamiyah, Al Khairat, Muhammadiyah. Komunikasi kami bagus sekali untuk pemahaman kepada umat Islam, cuma saya mau melihat persoalan ini secara nasional. Secara nasional harus terbuka komunikasi berdialog, kalau memang ada deradikalisasi yang dilakukan BNPT jangan sampai deradikalisasi itu hanya untuk menjinakkan hati umat Islam dengan cara-cara hanya bahasa rahmatan lil ‘alamin yang dilihat. Al Quran itu bukan cuma rahmatan lil ‘alamin, kalau umat Islam terzalimi dan menderita apakah umat Islam harus menerima begitu saja penderitaan itu tanpa harus keluar dari belenggu itu. Kemudian makna jihad sepertinya ditiadakan makna hakekatnya, kemudian maknanya yang dipakai jihad cuma menuntut ilmu saja, mencari rizki. Tapi kalau orang lain membunuh orang lain membunuh umat Islam secara berkesinambungan itu bagaimana bahasa hukumnya dalam Al Quran seperti apa, itu orang yang belum paham. Mari kita dialogkan mana ulama-ulama besar di Indonesia ini seperti apa pemahamannya. Tapi orang hanya mau deradikalisasi umat Islam itu rahmatan lil ‘alamin, hanya rahmatnya dilihat orang lain senang umat Islam menderita terus. Coba siapa pakar-pakar daripada ulama-ulama yang membahasakan jihad, jangan cuma bahasa BNPT saja, ini harus dibahasakan dengan bahasa Al Quran yang benar dan bukan yang sesat.
Di Poso apakah para tokoh agama kerap duduk bersama bagaimana terus menciptakan suasana Poso menjadi kota dambaan semua warga?
Kami di forum silaturahim umat Islam itu dibentuk oleh semua ormas Islam, partai Islam, pemuda Islam, wanita Islam. Di forum itu kita berdialog dan menyatukan visi apa yang harus kita lakukan ke depan untuk umat Islam Poso, itu dari waktu konflik sementara perang berjalan. Karena pada waktu konflik itu yang pertama kami bentuk bersama Bupati Arif Patanga pada waktu itu adalah Forum Kerukunan Umat Beragama itu dibentuk pertama tokoh Islam dan tokoh Kristen. Alhamdulillah bisa aman pada waktu itu tahun 1999.
Sering mengadakan pertemuan-pertemuan?
Kalau waktu itu saya sering mengadakan pertemuan, cuma akhir-akhir ini saya tidak dimasukkan lagi di FKUB, saya aktif di forum silaturahim. Mungkin mereka menganggap kalau saya hadir di situ bahasa saya keras, saya keras kalau hukum itu ditegakkan hanya untuk umat Islam saya keras. Padahal ada orang ditangkap disiksa setengah mati kemudian dilepas begitu saja, itu yang saya tidak terima.
Tokoh Masyarakat: Poso Itu Seperti Bensin, Gampang Disulut
KBR68H, Jakarta - Teror bom kembali landa Poso. Kemarin, terjadi 2 ledakan beruntun dengan daya ledakan kecil dan besar di depan Masjid Polres Poso.

BERITA
Selasa, 04 Jun 2013 11:22 WIB


poso, teror bom, bom bunuh diri, kantor polisi
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai