Bagikan:

Membangkitan Industri Pertahanan Dengan CN-295

Baru-baru ini rombongan Kementerian Pertahanan yang dimpimpin oleh Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Syamsudin berkeliling ke negara-negara ASEAN. Rombongan ini melakukan roadshow memperkenalkan pesawat CN-295 buatan PT Dirgantara Indonesia dan Airbus Mili

BERITA

Rabu, 12 Jun 2013 15:39 WIB

Membangkitan Industri Pertahanan Dengan CN-295

CN-295, CN 295, PT Dirgantara Indonesia, Kementerian Pertahanan RI, Airbus Military

KBR68H, Jakarta-Baru-baru ini rombongan Kementerian Pertahanan yang dimpimpin oleh Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Syamsudin berkeliling ke negara-negara ASEAN. Rombongan ini melakukan roadshow memperkenalkan pesawat CN-295 buatan PT Dirgantara Indonesia dan Airbus Military.  Dalam kegiatan  yang dimulai 22 Mei lalu dan berakhir 31 Mei 2013, setidaknya lima negara menunjukkan minat membeli pesawat ini.


Sukses roadwshow ini menunjukkan peluang bangkitnya industri pertahanan tanah air. Salah satu faktor penentu efektivitas pertahanan negara adalah kemampuan industri pertahanan memenuhi pengadaan dan pemeliharaan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) secara mandiri. Pemerintah memperhatikan betul masalah ini sehingga pembangunan industri pertahanan menjadi salah satu fokus pemerintah dalam membangun pertahanan negara. Upaya mengembangkan industri pertahanan ini salah satunya dilakukan dengan membangkitkan industri pertahanan tanah air. Untuk menunjukkan usaha itu pemerintah bahkan sudah membentuk Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) yang diketuai oleh Menteri Pertahanan.


Visi KKIP turut memberi sumbangsih pada terbukanya peluang kebangkitnya industri pertahanan tanah air. Tim Asistensi Bidang Kebijakan KKIP Muhammad Said Didu mengatakan tiga tujuan itu adalah mewujudkan industri pertahanan tidak hanya untuk kemandirian Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista), tapi juga pertumbuhan ekonomi, alih teknologi dan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).


Peluang Pasar dan Keunggulan CN-295

Pesawat CN-295 memiliki sasaran pasar utama negara-negara Asia-Pasifik. Said Didu mengatakan negara-negara itu senang jika Indonesia memproduksi Alutsista karena mereka memiliki pilihan ketika diembargo. Setidaknya lima negara di ASEAN, di antaranya Filipina dan Malaysia, menyatakan minat untuk membeli pesawat ini. “Ada yang sedang negosiasi. Negosiasi ini sedang berlangsung Government to government,” kata Said Didu.


Pesawat Indonesia CN-295 memiliki sejumlah keunggulan. Asisten Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Bidang Kerjasama Silmi Karim mengatakan CN-295 harganya hanya separuh dari produk sejenis seperti C27 dari Italia. Selain itu, pesawat ini memiliki daya angkut yang lebih panjang 10 centimeter ketimbang pesawat Hercules pendek. Lokasi produksi di Indonesia juga menguntungkan bagi pasar di Asia-Pasifik. Sebab, mereka tidak perlu mengeluarkan uang banyak ketika ingin memperbaiki kerusakan. Harga juga dapat ditekan dengan ongkos distribusi yang lebih rendah karena kedekatan lokasi.


Pesawat ini bahkan bisa untuk mendorong perekonomian daerah terpencil seperti Papua. “Salah satu keunggulan dari CN-295 adalah, untuk landing hanya dibutuhkan 300 meter, untuk take off hanya butuh 600 meter. Dan bisa mendarat di rumput, bukan landasan beton yang rapi dan rata,” jelas Karim. 


Peluang kebangkitan industri pertahanan ini terbuka juga karena dirintis sebelumnya melalui Undang-Undang Industri Pertahanan. Said Didu mengatakan, “Undang-undang Industri Pertahanan melarang pemerintah mengimpor jika Indonesia bisa memproduksi.” Ia dengan bangga mengatakan, pesawat Indonesia kini bahkan digunakan untuk pesawat Perdana Menteri Malaysia.


Said Didu menambahkan, Indonesia harus menjadi poros produksi militer dunia yang disegani dunia. Menurut dia,  embargo selama 15 tahun dari Amerika Serikat menjadikan industri alutsista Indonesia bisa mandiri. Untuk mencapai poros produksi militer dunia, Indonesia akan memulai dengan promosi pesawat baru. Promosi ini merupakan promosi pertama setelah terakhir dilakukan oleh Habibie pada 1993.


Perbincangan ini kerjasama KBR68H dengan Kementerian Pertahanan RI. 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending