Bagikan:

Masukan Masyarakat Minim Karena Caleg Tak Mau Ungkap CV

KBR68H, Jakarta - KPU berharap masyarakat bisa lebih aktif lagi memberikan laporan tentang nama-nama DCS, sebelum batas waktu berakhir pada hari ini (27/6).

BERITA

Kamis, 27 Jun 2013 09:46 WIB

Author

Doddy Rosadi

Masukan Masyarakat Minim Karena Caleg Tak Mau Ungkap CV

DCS, masukan, curriculum vitae, KPU, pemilu 2014

KBR68H, Jakarta - KPU berharap masyarakat bisa lebih aktif lagi memberikan laporan tentang nama-nama DCS, sebelum batas waktu berakhir pada hari ini (27/6). Sementara Daftar Calon Legislatif Tetap (DCT) akan diumumkan pada 25 Agustus nanti. Sementara, masyarakat sipil juga punya posko pengaduan sendiri. Lewat Koalisi Amankan Pemilu 2014, mereka membuka kesempatan masyarakat untuk memberi tanggapan soal DCS. Masyarakat diberi kesempatan hingga 24 Juni lalu. Bagaimana laporan masyarakat sipil tentang DCS? Simak perbincangan penyiar KBR68H Agus Luqman dan Rumondang Nainggolan dengan Anggota Koalisi Amankan Pemilu 2014 yang juga Deputi Direktur Perludem, Veri Junaidi dalam program Sarapan Pagi.

Hari ini terakhir ya?

Iya hari ini terakhir untuk masukan masyarakat. Karena hari ini terakhir nanti kami datang ke KPU untuk memberikan masukan yang melalui kami.

Apa saja masukan yang diterima?

Ada catatan dari beberapa teman di daerah misalnya dia menyoroti soal isu korupsi. Ada dua caleg yang diduga melakukan tindak pidana korupsi, di tempat lain misalnya Lampung ada pencalonan ganda, di Sumatera Barat tepatnya di Kabupaten Agam itu soal keterwakilan perempuan. Jadi cukup beragam kalau yang kami terima tapi memang tidak cukup masif masukan dari masyarakat. Ada lagi yang dari Aceh itu ada salah satu orang anggota KPU yang ternyata dia nyaleg tapi belum menerima surat pemberhentian. Ada beberapa laporan-laporan kecil tapi menurut kami laporan yang kami terima cukup signifikan, dalam artian bisa mempengaruhi pencalonan itu sendiri, syarat, dan sebagainya.

Berapa jumlah masukan yang diterima?

Kalau yang kami terima masukannya itu selain terkait dengan syarat, kalau syarat tidak cukup banyak ada lima. Tapi selain itu masukan masyarakat juga terkait dengan CV, dalam artian supaya CV kandidat yang tidak dipublikasikan itu juga bisa disampaikan kepada publik bahwa nama-nama ini mereka tidak mau menyampaikan CV dan sangat tertutup.

Apakah rendahnya partisipasi masyarakat dalam memberikan masukan dilatarbelakangi dengan tidak adanya biodata itu?


Itu salah satunya. Kalau kami melihatnya banyak faktor kenapa masyarakat tidak cukup banyak menyampaikan masukan mereka. Pertama soal sosialisasi yang belum masif, artinya baru pemilu sekarang kita peduli bahwa masukan masyarakat penting, kalau sebelumnya tidak pernah bahkan lewat begitu saja tidak banyak tanggapan. Terus soal waktu yang sangat terbatas terkait dengan masukan masyarakat ini dan juga beberapa kandidat yang tidak berkenan CV mereka diakses oleh publik. Ini faktor yang menyebabkan masukan masyarakat juga tidak cukup tinggi dan kesadaran bahwa masukan masyarakat itu penting dan bisa mempengaruhi siapa yang akan dicalonkan atau tidak, bahkan bisa menggugurkan kandidat dalam verifikasi KPU nanti. Ini juga masih belum muncul di publik, tapi saya yakin kalau misalnya ini digulirkan terus di kesempatan berikutnya akan mulai sadar bahwa selain pemilu pada hari H saja tapi masyarakat juga bisa memberi masukan pada awal-awal proses. Tapi menurut saya terkait CV ini juga sangat krusial, karena kalau CV tertutup kandidat tidak mau memberikan informasi terkait CV mereka tentu masyarakat juga akan sulit memberikan masukan.

Apakah sedikitnya partisipasi masyarakat memberikan informasi mengenai DCS ini ada kaitannya dengan sifat apatis terhadap wakil rakyat saat ini?

Faktornya sangat terkait satu dengan yang lainnya soal waktu yang sangat terbatas, terus pemahaman masyarakat terkait dengan pentingnya di tahapan ini masukan masyarakat. Soal apatisme juga faktor yang menyebabkan sedikitnya masukan masyarakat. Tapi kalau misalnya ini bisa disosialisasikan lebih masif lagi saya yakin justru apatisme itu akan menghadirkan banyak masukan mestinya, karena orang lebih kritis pada kandidat yang dicalonkan.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending