Jokowi Kembali Unggul di Survei, PDIP Belum Mau Pikirkan Capres

KBR68H – Nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo kembali menjadi peringkat pertama dalam survei tentang calon Presiden 2014. Kemarin, lembaga survei Indonesia Research Center memunculkan nama Jokowi dan juga Prabowo sebagai dua nama paling populer untuk menjadi capres. Meski demikian, PDI Perjuangan belum akan menetapkan nama capres yang akan diusung pada Pilpres tahun depan.

Ketua DPP PDI Perjuangan Maruarar Sirait mengatakan, hasil survei merupakan potret yang terjadi hari ini. Kata dia, hasil survei bersifat dinamis sehingga seseorang yang meraih popularitas tinggi hari ini bisa saja turun dalam beberapa waktu ke depan.

“PDI Perjuangan sesuai hasil Kongres I dan II serta AD ART, soal Pilpres itu menjadi kewenangan dari Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Bedanya Kongres 1 dan 2, ketika itu Megawati sebagai Ketua Umum otomatis menjadi capres, kini tidak lagi. Megawati bisa memilih calon lain, yang salah satu parameternya tentu hasil survei,”kata Maruarar Sirait ketika dihubungi KBR68H melalui sambungan telepon, Jumat (28/6).

Maruarar menambahkan, Jokowi yang diusung PDI Perjuangan serta Partai Gerindra pada Pilgub Jakarta tahun lalu itu masih mempunyai sejumlah tugas berat. Yaitu, memenuhi harapan warga Jakarta yang memilihnya sebagai Gubernur.

“Sekarang ini Jokowi tengah masuk fase pembuktian, yang outputnya itu hanya dua, kepuasan atau kekecewaan. Saat ini sepertinya sebagian besar warga Jakarta puas dengan kinerja Jokowi meski ada juga yang kecewa. Namun, kami di PDI Perjuangan belum memikirkan capres. Masih terlalu dini. Target kami adalah bagaimana caranya agar PDI Perjuangan bisa menang di pemilu legislatif tahun depan,”ungkap Ara.

Berdasarkan survei yang dilakukan Indonesia Research Center, Sebanyak 24,8 persen responden memilih Joko Widodo sebagai presiden jika Pemilihan Presiden dilakukan saat ini. Di bawahnya, ada Prabowo Subianto (14,8 persen), Aburizal Bakrie (7,9 persen), Wiranto (3,9 persen), Mahfud MD (3,7 persen), Dahlan Iskan (3,5 persen), Rhoma Irama (2,7 persen), Hari Tanoesoedibjo (2,3 persen), dan Ani Yudhoyono (2,0 persen).