KBR68H, Jakarta – Sebelum harga BBM subsidi naik, konsumsi masyarakat biasanya juga ikut naik. Pertamina mencatat, setiap menjelang penaikan harga BBM subsidi, konsumsi harian ikut naik 50 persen. Lalu bagaimana kesiapan pengusaha SPBU dalam mengantisipasi lonjakan konsumsi BBM subsidi? Simak perbincangan penyiar KBR68H Agus Luqman dan Sutami dengan Ketua Umum Hiswana Migas Erry Purnomohadi dalam program Sarapan Pagi KBR68H.
Sudah siap pengusaha SPBU terkait kemungkinan adanya pembelian besar-besaran menjelang pengumuman kenaikan?
Insyaallah. Jadi pengusaha ini sejak ada keinginan ataupun tahun lalu pernah dibahas DPR adanya opsi kenaikan, seluruh pengusaha telah menyiapkan diri dan menyiapkan teknis operasional di lapangan. Stok BBM di SPBU juga seperti biasanya, kita untuk hari ini maupun hari berikutnya senantiasa melakukan pengiriman BBM secara normal.
Belum ada penambahan stok?
Sampai saat ini masih normal. Kalaupun ada peningkatan tidak terlalu tinggi, ini sudah libur sekolah anak-anak, kemudian menjelang Ramadhan pasti ada kenaikan.
Pelibatan aparat keamanan bagaimana?
Beberapa waktu lalu pada saat akan ada simulasi kenaikan dengan opsi-opsi yang telah diberikan pemerintah, pengusaha SPBU senantiasa berkoordinasi dengan aparat dan pemerintah daerah. Aparat keamanan itu baik aparat kepolisian, karena mereka lokasinya biasanya langsung berkoordinasi dengan Polres dan Polsek itu satu kegiatan yang senantiasa dilakukan. Karena yang buka 24 jam itu SPBU dan biasanya beberapa polisi berkoordinasi dengan SPBU.
Tapi tidak ada pelibatan anggota kepolisian di tiap SPBU, ada hitung-hitungannya begitu?
Itu diserahkan ke pengusaha masing-masing dan bagaimana situasi SPBU di masing-masing wilayah itu sendiri. SPBU itu lokasinya sangat strategis dan dilihat dari situasi SPBU pengusaha secara mandiri dan inisiatif berkoordinasi dengan aparat kepolisian dan pemerintah daerah.
Dari kemarin ada SPBU di daerah dan Jakarta yang sudah mulai terlihat ada antrian-antrian?
Antrian ada tapi kita belum bisa memastikan apakah antrian tujuannya itu atau bagaimana. Ini berbarengan dengan anak sekolah, kemudian banyak yang sebagian mudik untuk nyekar, memang terlihat ramai. Ramainya itu di daerah-daerah arus-arus kendaraan yang tujuan wisata, tujuan mudik menjelang Ramadhan, tapi yang di pusat kota seperti DKI Jakarta standar saja.
Ini kemudian menjadi membingungkan bagi SPBU untuk mencegah pembelian dalam jumlah besar yang mengarah kepada penimbunan, kalau ada yang ingin keluar kota sehingga beli cukup banyak. Bagaimana membedakan dengan yang mau menimbun?
Kalau sekarang ini dengan kendaraan yang normal, katakanlah dia isi full 60 liter ya sebesar itu. Adapun di luar itu sudah ada aturan, itu tidak boleh membeli diluar batas kewajaran misalnya menggunakan drum itu tidak boleh. Kecuali di daerah tertentu yang memang sudah biasa dan mendapat rekomendasi pemerintah daerah, ada rujukan baik dari lurah misalnya ada daerah petaninya menggunakan traktor untuk kegiatan pertanian itu ada rekomendasi dari lurah.
Hiswana Migas: Pengaman SPBU Diserahkan kepada Pemilik Masing-masing
KBR68H, Jakarta

BERITA
Senin, 17 Jun 2013 13:12 WIB


hiswana migas, pengamanan spbu, bbm subsidi, kenaikan harga bbm
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai